Sementara itu di UKS.
“Kata dokter lo keracunan.”
Rendra memberitahu Melisa yang terbaring pucat diatas ranjang, masih memejamkan mata.“Abis makan apaan sih?” Rendra bertanya
“Gue nggak jajan sembarangan kok.” Rendra menjawab pertanyaannya sendiri, dengan suara yang dibuat kemayu.
“Jaga kesehatan!” Rendra berkata tajam, kembali mengubah suaranya menjadi sok tegas. Tidak perlu di pertanyakan apa yang sedang makhluk itu lakukan, sudah banyak dugaan bahwa laki-laki itu adalah buronan RSJ atau kalau nggak buronan polisi. Author saja heran kenapa Rendra terangkat jadi ketua kelas.
“Elahh...jiwa teater gue meronta-ronta.” Rendra menepuk dadanya bangga.
Perlahan Rendra menyadari bahwa Melisa mulai sadar, hal ini terbukti dengan mata perempuan itu yang mengerjap terbuka.
“Aduuhhh.. future guee..lo nggak papa yang??” lengkingan suara Rendra-lah yang pertama kali menyambut Melisa. Melisa mengusap dada beristigfar, terkejut bukan main.
“kamprett lo!” Melisa beranjak duduk, auto melempar Rendra dengan bantal yang mengenai muka laki-laki itu.
“Gue tuh baru sadar tau nggak sih? Langsung di bikin jantungan aja! lo mau tanggung jawab kalau nyawa gue ngacir ke pangkuan Tuhan gara-gara suara laknat lo itu??” Melisa nyolot, sebel tingkat kuadrat dengan laki-laki tengil ini. Rendra nyengir, mengangkat 2 jari, peace damai.
“Ya sorry deh yang.” Melisa bersidekap, menatap Rendra tajam. Rendra sendiri sedikit shock dengan reaksi yang baru saja Melisa keluarkan. Pasalnya dari luar, perempuan berwajah bak bidadari ini terlihat seperti seseorang yang pendiam,lembut, ramah, imut, lucu, dan gemesinn..
Tapi sekali lagi, imajinasi tak seindah realita kawan. Perempuan di hadapannya saat ini sepertinya adalah titisan medusa, jutek, kasar, sinis, nyolot, kejam, dan nggak ada manis-manisnya, pokoknya antagonis bangettt..
“ah untung lo calon future gue..kalau nggak udah dari tadi lo say hay sama izrail!!” Rendra bergumam sendiri, balas melotot kearah Melisa.
“Tapi serius deh, lo habis makan apaan sih yang?” Rendra kembali melembutkan suaranya, menatap Melisa khawatir.
“Cuma makan sandwich dari rumah.” Melisa menyahut malas, tak menanggapi godaan Rendra yang daritadi memanggilnya ‘sayang’
“Masih ada bungkusannya?” Rendra menggeledah tas Melisa yang diantarkan robot tadi.
“Masih.” Melisa beranjak berbaring kembali, kepalanya sedikit migrain, meletakkan lengan diatas mata, silau.
“Busett!! Pantesan aja beb, ini udah expayer!!” Rendra berteriak heboh. Melisa menatap Rendra, heran.
“Ah..masa? padahal udah diperiksa semua sama pembantu gue.”
DRRRTT…DRRTT…
Handphone Melisa berdering, membuyarkan konsentrasi mereka berdua.
Dad is calling…
Melisa bergerak hendak meraih handphone yang tergelatak diatas nakas di sampingnya, namun sayang..dia keduluan Rendra yang sudah menyambar Handphone milik perempuan itu terlebih dahulu.
Melisa heran dengan keberanian laki-laki itu.
“Hellloww~~dengan siapa di sana?” Rendra berdehem, berbicara dengan nada alay, memang tak tau situasi anak ini.
“Ini siapa? Kenapa Hp anak saya ada di kamu? Kamu pencuri ya? Hehh!! Berani-beraninya kamu ganggu anak saya!” Asharan, ayah Melisa langsung membentak, nadanya serius, mengancam dan mengintimidasi lelaki asing yang memegang hp anaknya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Demon School (TAMAT)
RomanceThis story starts in a dark elite school. Most of the students were of the high class, they are Prince Or Princess. And a small portion are poor genius children who get scholarships. Bullying and discrimination... Made many of them choose to die. Is...