"Bwahahaha..." Raka jatuh berguling-guling di lantai kelas.
"Hahahahah..hah! hah!" Saking ngakaknya, Egar bahkan sesak nafas.
"Teman bangsat emang lo pada." Rafli meringis menahan sakit, mengompres pipinya dengan es batu, jejak sepatu Raka tercetak sempurna di sana.
"Ya Tuhan..maafin Baim yang ngakak ngejek teman sendirii." Raka memegangi perut, perutnya keram kebanyakan tertawa.
"Ampun..hah..gue..hah..gak tahann.." Egar masih sesak nafas, susah menghentikan tawanya.
"Ini nih resiko punya teman titisan iblis kek lo berdua, nggak guna!" Rafli berdecak pelan.
Penyebab 2 makhluk jadi-jadian ini terpingkal-pingkal adalah ketika mengetahui kronologis adanya make up di wajahnya disertai seragam yang basah kuyup.
Jadi ceritanya si Rafli salah masuk toilet gara-gara kebelet, siswi-siswi yang berada di dalan toilet pun menjerit murka, menyeret Rafli masuk, tak menghiraukan isak tangis memohon ampun laki-laki naas itu, Rafli di bully di toilet cewek.
Sindy memasuki kelasnya dengan langkah malas, menatap sekitar, hanya Hito satu-satunya manusia yang sudah duduk manis di tempatnya sepagi ini.
Hito memakai hoodie hitam,bersender di bangkunya, menyampirkan jas osisnya di sandaran bangku, memakai tudung hoodienya untuk menyelubungi kepala hingga setengah wajah, dan memejamkan mata, sepertinya dia tertidur.
Sindy mengangkat bahu, acuh tak acuh, berjalan ke tempat duduknya, memasang earphone, dan menelungkupkan wajah diatas lipatan lengan, diam meneladani Hito.
30 menit..
Sindy membuka mata, membalikkan badan menatap jam hologram di belakang kelas. Matanya melirik Hito yang tengah memainkan Hp
10 detik..
Sindy kembali balik badan, mengalihkan pandangannya kedepan kelas. Sorot matanya sendu, seakan memendam beban. Sindy meraba lacinya, dan benar saja, sebuah cokelat kembali tersimpan rapi di sana, sama seperti hari-hari sebelumnya, sejak seminggu lalu. Sebuah kertas terselip di sana.
Sindy terdiam lama, menghembuskan nafas lelah."Lo...masih nggak suka sama gue?" pertanyaan mendadak Sinsy memecah hening yang begitu lama diantara mereka. Hito diam, memilih menulikan telinga, tak melirik Sindy sedikitpun.
"Lo benar-benar nggak punya perasaan sedikitpun ke gue?" Sindy kembali mengajukan pertanyaan, tanpa menoleh kearah Hito.
Hito bergerak tak nyaman di tempatnya, risih dengan perempuan itu.
"Sedikitpun tidak??" Sindy bertanya putus asa, tak ada satupun yang terjawab. Apakah perjuangannya selama 2 tahun ini sia-sia?
"Jawab Yaezar Hito!!" Sindy membentak,akhirnya membalikkan badannya, memberanikan diri menatap langsung pemuda itu. Jemari Hito yang sibuk mengetik di hp terhenti. Hito mengangkat wajahnya, memandang datar Sindy.
"Dengar baik-baik Aradewi Sindy Aegar." Hito menatap Sindy tajam, mengeluarkan aura intimidasi yang pekat.
"Jawaban gue masih sama, gue nggak suka sama lo!"
"Kemarin tidak! Hari ini tidak! Begitupun besok, gue nggak bakal pernah suka sama lo!" Hito menjawab dingin, menekankan setiap kata, tak berperasaan sama sekali.
"Dan jangan paksa gue buat ngulangin ini berkali-kali."
Tatapan tajam Sindy meredup, sorot kekecewaan tak dapat ia sembunyikan.
Sindy kecewa..Kecewa kepada orang yang tak pernah melihat perjuangannya selama ini, kecewa dengan keadaan, dan kecewa kepada takdir yang membuatnya mencintai seseorang seperti Hito dan harus menanggung sakitnya patah hati sendirian.
Sindy mengambil hp-nya, mencari kontak seseorang di arsipan, orang yang tak pernah sekalipun Sindy anggap ada.
+62xxx
Hay Sindy^^
Gue Raka
Mungkin ini terlalu tiba-tiba dan sedikit mustahil,tapi gue nggak bisa ngelak sama perasaan gue.
Gue suka sama lo.
Atau lebih tepatnya gue cinta sama lo..maybe at the first sighSebenarnya ini termasuk tindakan pengecut buat nyatain perasaan seperti ini. Jadi kalau bisa gue mau minta kesempatan buat nyatain perasaan gue secara langsung, di depan lo, walau itu artinya gue bakal dengar penolakan langsung dari lo.
Kok di read aja? T_T
Nggak ada niat bales nih?
Gue nggak tau diri banget ya?
kemarin
Sorry kalau gue ganggu..
Lo arsipin chat gue juga gpp, gue ngertiCokelat dari gue enak?
Hari ini
Gue tadi liat lo kesekolah pagi bener..ngapain?
Sindy mengetikkan sesuatu sebagai balasan.
Temui gue di lapangan indoor pulang sekolah nanti. Jangan coba-coba buat telat!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Half Demon School (TAMAT)
RomanceThis story starts in a dark elite school. Most of the students were of the high class, they are Prince Or Princess. And a small portion are poor genius children who get scholarships. Bullying and discrimination... Made many of them choose to die. Is...