PANGERAN & PUTRI ES

141 83 25
                                    

"Dy, anterin gue ke UKS dong"

Melisa memohon kepada teman sebangkunya.

Sindy menoleh dan menatap datar kearah Melisa yang sedang meremas perutnya, menahan sakit.

1 detik

2 detik

5 detik

"Rendra!!"

Sindy tiba-tiba berteriak, memanggil
ketua kelasnya.

Rendra yang sedang khusyuk tidur di bangkunya terlonjak kaget yang mengakibatkan bangkunya miring, dan jatuh ke belakang dengan suara gedebuk keras.

Si pemilik bangku yang masih setengah hidup itu menjerit nyaring.

"Mommyyyy!!"

Rendra terbaring di lantai dengan posisi yang sangat memalukan.

"Mampuss!! Tulang ekor gue bengkok!"

Rendra masih terbaring di tempatnya, menatap kosong langit-langit kelas.


Seisi kelas langsung gaduh, tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk kearah Rendra.


Rendra perlahan bangkit berdiri, sedikit bungkuk, dia memegang pantatnya, meringis kesakitan.

Rendra menatap tajam kearah Sindy, si penyebab kecelakaan maut menimpanya.

Rendra berjalan tertatih-tatih menuju meja mereka.

"Awas aja lo Sin kalau yang bakal lo bilang nggak penting!"

Rendra menunjuk Sindy, melotot.

"Lama-lama gue ceburin juga lo ke sungai nil, jadi ketua kok nggak guna banget"

Sindy mengangkat wajah, balas menatap tajam Rendra.

Rendra bergidik ngeri di tatap seperti itu oleh cewek terdingin di sekolahan.


Rendra mengangkat 2 jari, nyengir tanda kalah.

"Nah ada yang bisa hamba bantu nona?"

Rendra to the point, sedikit membungkuk memberi hormat, sembari mengusap bokongnya.

"Tuh si Melisa sakit perut, lo anterin gih ke UKS"

Sindy menyahut cepat, malas.

Rendra yang mengetahui itu menoleh kearah Melisa yang duduk di samping Sindy.

Melisa menelungkupkan wajahnya ke lipatan lengannya diatas meja. Bahunya bergerak naik turun, dia menangis.

Rendra yang melihat itu langsung panik.

"Melisa bini guee.."

Rendra sempat-sempatnya drama.

"Sakit banget ya Mel? Duh gimana nihh?"

Rendra malah bingung, Melisa hanya mengangguk pelan.

"Yokk, babang anter ke UKS"

Rendra mendekat kearah Melisa, berbisik pelan.

Melisa mengangkat wajah yang langsung memperlihatkan mata
sembabnya.

"Lo bisa jalan?"

Rendra bertanya, khawatir.

Melisa menggeleng pelan, sepertinya dia tidak sanggup berjalan dengan kondisi yang seperti ini.

Rendra berpikir sebentar, tak lama sebuah ide melintas di kepalanya,
Rendra tersenyum licik.

"Okedehh, kalau gitu gue gendong lo aja yaa.."

Rendra yang awalnya bungkuk langsung menegakkan diri, kokoh, memasang kuda-kuda mantap.

Sebuah buku paket tebal terlempar, melayang tepat ke wajah Rendra.

"Yee..menang di lo kali Ren! Kagak ada!!"

"Lo kan bisa manggil suster kesini pake jam tangan darurat lo, ngapain mesti repot-repot gendong segala"

Rion menyoraki Rendra, tak terima jika pujaan hatinya diembat sama Gollum satu itu.

"Kalau manggil suster kelamaann!! Nih Melisa-gue udah sekarat"

Rendra mengusap dahinya yang memerah terkena lemparan buku, menyahut sewot.

"Melisa! Sini.."

Rendra sedikit membungkukkan badan, bersiap menggendong Melisa.

Melisa perlahan beranjak kearah rendra, sambil di papah oleh Sindy.

Namun belum sempat melisa naik ke punggung Rendra, sebuah jas osis kembali melayang anggun ke arah Rendra, dan kembali tepat sasaran di wajah pemuda itu.

"Double kill!!"

Teman sekelas mereka serempak berseru kejam, tanpa sedikitpun rasa kasihan terhadap wajah tampan ketuanya yang jadi bulan-bulanan.

Rendra memang tipe pemimpin yang nggak punya wibawa sama sekali, makanya dia tak disegani teman sekelasnya.

"Apa lagi sih nyett?? Sirik banget lo semua!"

Rendra jengkel, menoleh kearah Hito, si pelaku.

"tutupin paha tuh cewek"

Hito menyahut pendek, menatap Rendra dingin dan kosong.

Hito memang terkenal dingin seantero sekolah, dengan aura yang aneh, membunuh nyali orang-orang di sekitarnya.

Jika sindy adalah putri es, maka Hito adalah pangeran es.

"cih.."

Rendra berdecak pelan, pasrah mengikatkan jas itu ke pinggang Melisa.

Melisa diam saja, membiarkan Rendra bekerja semaunya karena sudah tak ada tenaga untuk berbasa-basi.

Setelah terikat rapi, rendra pun menggendong Melisa keluar kelas.


Half Demon School (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang