#15 - Ancaman.

12 0 0
                                    


Rifa yang melihat rafa melamun dengan wajah terlihat murung pun bertanya.

"L-lo kenapa? Kenapa tiba tiba jadi murung gini?", rifa.

"Ga, gua gpp", jawab rafa.

Dengan senyum rifa berkata, "Kalo lo ada masalah cerita aja, okee?".

Dan di balas anggukan rafa.

"Nah ini pasti muat sama lo. Balikkan badan lo!", suruh rifa dengan kostum yang ada di tangannya.

Rifa mencocokkan satu persatu semua kostum yang ada di hadapannya. Di karenakan badan rafa yang tinggi di tambah dadanya yang cukup bidang.

Setelah rifa dan rafa mendapat kostumnya, mereka pergi menemui temannya yang sudah ada di kasir.

Mereka membayar satu persatu. Dan meninggalkan toko tersebut. Mata tajam fanya tetap fokus melihat rifa.

Saat mereka sampai di basemant untuk mengambil kendaraan, fanya yang sudah panas melihat rifa terus di dekat rafa mengeluarkan kata yang sudah ia pendam sejak tadi.

"Kenapa sih lo terus deket deket sama rafa? Lo bodoh ya? Udah pernah kan gua bilang, kalo lo belum juga jauhin rafa, gua bakal buat hidup lo ga tenang!", tegas fanya.

Rafa memindahkan rifa ke belakang punggungnya, "Gua rasa lo yang bodoh! Apa perlu gua bilang lagi? GUA GA AKAN PERNAH TERTARIK SAMA LO!".

Yang lain hanya menonton pertengkaran mereka, termasuk fajar.

"Wah gal, beli popcorn sana! Bioskop gratis ga boleh di sia siain", nara.

Regal membalikkan badannya.

"Lo mau kemana?", tanya nara sambil menahan tangan regal.

"Tapi katanya mau beli popcorn", regal.

"Gua becanda guoblok", nara.

"Rif ingat ya, perusahaan papa lo lagi bekerja sama  dengan perusahaan papa gua. Bisa aja gua nyuruh papa gua buat batalin kerja sama itu, lo mau?", tekan fanya.

Sesudah berbicara itu fanya langsung cabut diikuti fajar.

"Eh fanya tunggu!", tahan fajar.

Seketika seluruh tubuh rifa lemes mendengar ucapan fanya.

"Apa gua salah deket sama rafa? A-apa gua salah punya perasaan ke dia?", kata kata itu terus berputar di benaknya.

"E-eh rif lo gpp?", tanya nara dan menolong rifa yang terjatuh.

"Ga, gua gpp", jawabnya seraya berdiri.

"Kalian pulang aja, nanti keburu malem", terusnya kepada nara dan astrid.

"Lo beneran gpp kana rif, kalo ga gua sama nara aja yang anterin lo pulang", astrid.

"Ga, gua gpp kok. Eh regal kiki lo berdua hati hati ya bawa temen gua", rifa.

"Siap boss, gua bakal jagain ayang beb nara sepenuh jiwa dan raga", regal.

"Berlebihan bgt sih", nara sambil menoyor kepala regal.

"Iyaudah, lo juga hati hati rif. Rafa lo jangan ngebut, kalo rifa gua lecet gua cincang lo", astrid.

"Serem amat emak emak marah", kiki.

Di balas senyuman manis dari wajah rifa. Mereka pun pergi meninggalkan rafa dan rifa. Rafa mengambil barang yang ada di tangan rifa dan membawanya menuju motor.

Di tengah perjalanan rafa melihat taman yang cukup ramai oleh penjual dan orang orang yang sedang bersantai.

"Lo mau ke taman dulu ga?", tanya rafa agak di keraskan.

Between Love and DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang