#8. - Sabotase.

18 7 0
                                    

--- Cinta itu tidak di ukur hanya berdasarkan waktu, meski cinta baru sehari, kedalaman dan ketulusanlah hal yang terpenting ---
_

_____________________________________


🐣





🐣





🐣















"Viona silahkan kamu bagikan peta yang sudah ibuk berikan ke kamu tadi", ~ buk Siti.

"Baik buk".

Viona pun membagi peta yang ada di tangannya kepada masing masing pasangan.

"Apakah semua sudah dapat petanya?", buk Siti.

"Sudah buk", jawab mereka serentak.

"Sekarang silahkan kalian berpencar, mengikuti arah peta yang kalian punya", ucap buk Siti.

Semua siswa pun berpencar mengikuti arah peta. Kecuali Viona yang tidak ikut serta dalam games ini, karna dia panitia pada saat itu.

Rifa POV

Rifa hanya mengikuti Rafa dari belakang. Belum ada yang memulai pembicaraan antara mereka. Jalan jalan dan terus jalan mengikuti rafa. Sampai.......

"Anjir jalan buntu. Kok bisa gini sih, perasaan gue udah bener dah liat petanya", kata Rafa sendiri.

"Hah? Yang bener? ", tanya rifa mendekati rafa.

"Disini pohon mangga, terus di depannya ada gubuk kecil", jelas rafa.

"Iya ya. Tapi ga mungkin juga Buk Siti ngasih kita peta jalan buntu kayak gini", ucap rifa ikut bingung.

"Gue yakin ada yang sabotase ni peta", ~ rafa.

"Ga mungkin, perasaan gue ga ada masalah sama siapa siapa", ~ rifa.

Tiba tiba hujan deras turun. Rafa dan Rifa pun lari mencari tempat berteduh. Satu satunya tempat berteduh ya gubuk reot itu.

Sudah cukup lama mereka berdiam di situ menunggu hujan teduh. Dan hari semakin sore, langit mulai gelap.

"Raf sampai kapan kita disini? Hari bentar lagi malam", ucap rifa gelisah.

"Ya sampai hujan berhenti lah", ~ rafa.

Tiba tiba.....

"Sial!!! ", ucap rafa sedikit pelan supaya tidak terdengar oleh rifa.

"Kenapa lo?", tanya rifa seraya melihat apa yang terjadi dengan rafa.

"Ga".

Rafa menyembunyikan tangannya yang terkena serpihan - serpihan kaca yang ada di sampingnya.

Rifa melihat tetesan darah dari telapak tangan rafa. Rifa merobek baju bagian bawahnya cukup besar.

"Sini tangan lo!!", rafa masih belum memberi tangannya.

"Sini gak!!", rifa langsung mengambil tangan rafa dari persembunyiannya.

Rifa membuat sisa sisa kaca yang masih menempel di telapak tangan rafa. Dan membalut lukanya dengan baju yang ia sobek tadi.

"Lain kali hati hati lo", ucap rifa dan kembali duduk.

Tiba tiba rafa membuka jaketnya dan memberikannya ke rifa.

"Tutup tuh baju lo, nanti aset lo keliatan lagi", ucap rafa seraya memberikan jaketnya.

"Oh, thanks", ucap rifa mengambil jaket dari tangan rafa.

Between Love and DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang