Prolog

129K 2.5K 71
                                    

-Happy Reading-

"Felis, itu di leher kamu ada apa?" tanya Carrey ketika melihat ada bercak merah di leher sahabatnya.

"O-Ohh ini. Eumm, itu! Digigit serangga! Iya, digigit serangga, heheh." Felis menutupi rasa gugupnya dengan menggigit bibir. Tiba-tiba saja dia menjadi salah tingkah di hadapan sahabat perempuannya tersebut.

Carrey hanya mengangguk paham. Entah dia percaya atau hanya berpura-pura percaya. Tapi sebenarnya wanita itu juga tidak benar-benar polos seperti anak SD.

"Huhhh. Nasibku gini banget. Sampe kapan aku harus ngerahasiain hubungan rumah tanggaku ke Carrey. Ck! Dasar Om-Om brengsek! Dia sadar gak sih kalo udah ngerusak masa depan anak orang, hikss!" batin Felis menggerutu.

"Are you okay?" tanya Carrey ketika matanya menangkap Felis yang sedang melamun. Belakangan, sahabatnya itu memang berlagak aneh.

"E-Ehh. Oke kok!" Felis mengulum senyum terpaksa dengan jantungnya berdegup kencang.

Drrrrrt... Drrrrt..
HP Felis bergetar, seseorang meneleponnya.

"Halo?" jawab Felis cuek ketika mengangkat telepon tersebut.

Terdengar gumaman seorang pria dari seberang telepon. "Pulang sekarang," katanya.

"Untuk apa? Ini baru jam 3 sore," jawab Felis.

"Pulang, aku butuh kamu!" paksa orang itu.

"Apaan sih?!" kesal sang hawa.

"Kamu pulang sekarang atau aku bakalan main sama jalang?!" ancamnya.

"Okay. Aku pulang sekarang!" tegas Felis kemudian mematikan teleponnya. Dia berdiri dari duduknya dengan amarah.

"Kamu mau pulang Fel?" tanya Carrey menatap sohibnya yang sedang membereskan barang.

"Iya. Sorry banget ya, aku ada urusan." Felis memasang wajah menyesal.

"Gapapa kok," kata Carrey sambil tersenyum tipis. Semakin hari, hubungannya dengan Felis semakin merenggang. Seperti ada yang disembunyikan oleh Felis darinya.

Wanita itu berjalan memasuki mobilnya. Mobil yang dibelikan oleh suaminya beberapa bulan lalu. Dia menghela nafas panjang. Rasa sesak menghantam dadanya. Sekarang, dia mencintai suaminya itu dan dia tidak rela jika suaminya menyentuh wanita lain.

"Not my wish." -Felis

***

Azura berjalan memasuki mobil dengan terburu-buru. Dia baru saja selesai menidurkan putri kecilnya, Kiara.

Tapi beberapa menit yang lalu, dia mendapat kabar dari ayahnya, Alex. Pria itu melihat Kinan memasuki sebuah klub malam.

Alhasil, wanita itu mengendarai mobil dengan perasaan tak tenang. Pikirannya mulai membuyar kemana-mana.

Terakhir kali, dia beradu mulut dengan Kinan. Alasannya karena Kinan belum mendapatkan jatahnya selama 3 bulan terakhir.

Dia bukan tidak ingin melayani suaminya itu. Hanya saja dia belum siap pasca 3 bulan setelah melahirkan Kiara. Atau mungkin dia mempunyai alasan lain.

Wanita itu turun dari mobilnya ketika sudah tiba di kelab malam yang dimaksud oleh Alex. Dia memasuki tempat yang tidak suci tersebut. Sepasang matanya menelisik ke setiap sudut ruangan. Sampai akhirnya, dia disapa oleh pelayan kelab malam tersebut.

"Azura ya?"

"Owh, Tiara?" Azura menatap orang yang menyapanya tersebut. Ternyata teman lamanya.

"Iya. Kamu ngapain kesini?" tanya perempuan yang bernama Tiara, dia berprofesi sebagai pelayan di kelab malam itu.

"Aku nyari Kinan, suamiku."

"Emang dia ada disini? Kalo kamu emang udah bener-bener nyari, tapi gak dapat, mungkin aja dia ada di kamar."

"Di kamar?" Azura mulai berprasangka buruk. Memikirkan hal kotor ini dan itu.

"Maaf, maaf aja deh. Aku gak bermaksud untuk memprovokasi. Itu hanya kemungkinan. Aku pergi dulu ya. Aku harus ngelayanin orang-orang yang mesen minuman," kata Tiara kemudian pergi meninggalkan Azura.

Azura menghela nafas kemudian kembali menelusuri setiap sudut neraka dunia itu. Sampai pandangan matanya berhenti di pojok kanan kelab malam.

Ada Kinan disana yang tengah diapit oleh dua wanita seksi. Tentu saja itu jalang. Ditambah lagi, ada wanita di hadapan Kinan yang tengah menari. Bukan tarian biasa, tapi tarian yang dapat mengundang hasrat pria.

Ibu satu anak itu meneguk salivanya kasar sembari menghela nafas. Mempersiapkan diri untuk menghampiri Kinan yang berdosa itu.

Kinan tersenyum miring melihat wanita yang menari di depannya itu. Dia bangkit dan memeluk pinggang wanita jalang itu.

Perlahan, dia menggendong wanita tersebut menuju kamar yang ada di kelab itu. Kinan tidak menyadari kehadiran Azura.

Azura berlari keluar kelab tersebut. Dia tidak ingin menghampiri atau mengganggu Kinan. Mungkin putri kecilnya yang ada di rumah lebih membutuhkannya.

"Not my wish." -Azura

Not My Wish ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang