27💎The End of Us

25K 1.2K 280
                                    

"Halo Felix!" sapa Azura ketika teleponnya sudah tersambung dengan lawan bicara dari seberang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Halo Felix!" sapa Azura ketika teleponnya sudah tersambung dengan lawan bicara dari seberang sana.

"Iya, Azura? Kenapa? Tumben nelfon," kata lawan bicara Azura yaitu Felix. Pria itu sedang berada di kantor saat ini.

Azura melirik jam tangannya. "Kamu lagi sibuk gak sih?" tanyanya refleks menggigit bibir bawah.

Felix yang ada di seberang sana mengerutkan kening. "Aku baru aja selesai meeting. Ada apa Ra? Gak biasa-biasanya nih," tanya pria itu.

Yang ditanya terkekeh. "Kamu mau gak nemenin aku ke mall? Bentar aja kok. Ada yang harus aku beli. Penting!" kata wanita itu. "Boleh ya?" tanyanya lagi.

"Memangnya Kinan gak bisa nganterin kamu?" tanya Felix balik.

Azura mendengus. "Aku udah nelfon dia berkali-kali. Tapi gak diangkat. Ya, schedule Kinan memang padat hari ini. Ada beberapa rapat yang harus dia datengin. Makanya aku maklum. Kamu anterin aku ya? Aku juga butuh kamu buat milihin barang yang harus aku beli!" kata perempuan itu masih berusaha membujuk.

Felix terdiam sejenak seperti sedang memikirkan sesuatu. "Ya aku mau-mau aja Ra. Tapi kamu telfon Letta dulu deh. Minta izin ke dia. Aku takut kalo nanti dia malah marah-marah gak jelas. Letta lagi labil soalnya. Bisa kan? Kalau aku yang ngomong, nanti dia gak percaya." Pria itu memikirkan sifat istrinya yang tengah hamil sekarang.

Pria itu hanya memilih untuk berjalan di jalur aman karena Letta, istrinya sedang labil sekali. Bahkan perempuan itu langsung marah ketika Felix menyapa Bi Rini yang notabenenya adalah pembantu paruh baya di rumah mereka.

"Ya udah. Aku telfon Letta dulu deh. Aku bakalan kasih dia pengertian," kata Azura menganggukkan kepalanya sembari tersenyum meskipun Felix tidak dapat melihatnya. Dia cukup mengerti dengan sikap saudaranya itu.

Felix juga ikut mengangguk. "Iya, ya udah. Nanti kalau Letta udah ngizinin, kamu kabarin aku. Ntar aku jemput ke rumah," kata pria tersebut kepada sahabatnya itu.

Azura bergumam sebagai jawaban kemudian mematikan telepon itu dan beralih ke kontak Letta, saudaranya. Wanita itu sedikit takut karena mulai berpikir kalau saudaranya itu akan memarahinya. Secara, Azura belum mengunjungi Letta setelah pulang dari London.

"H-Halo Letta?" sapa Azura sedikit gugup ketika panggilan itu sudah tersambung.

"Em," jawab singkat Letta dari seberang.

Azura terkekeh paksa agar tidak terkesan canggung. "Cuek banget," katanya menggaruk tengkuk sendiri.

"YA ITU KARNA KAMU!" kata Letta berteriak kesal. "Kenapa kamu gak mampir ke rumah pas udah pulang? Hah? AKU KANGEN KAMU!" tekan perempuan itu.

"Iya, maaf. Nanti aku mampir deh. Sebenernya aku mau minjem suami kamu bentar aja," kata Azura langsung saja. Dia tidak mau berlama-lama dan justru akan mendengar teriakan Letta lagi.

Not My Wish ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang