08💎Finalement

33.2K 1.5K 146
                                    

1 minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

1 minggu kemudian..

"Masuk!" kata Alex sedikit keras ketika seseorang mengetuk pintu ruangannya.

Ketika pintu itu terbuka, terlihat dua orang memasuki ruangan Alex. Tak lain dan tak bukan adalah Felix dan Letta.

"Azura belum ketemu Pah?" tanya Letta duduk di sebelah ayahnya yang memang sedang duduk di sofa. Wanita itu menggigit bibir bawahnya karena rasa khawatir yang menyelimuti pikiran dan hatinya.

"Belum. Padahal Papa udah ngerahin semua orang suruhan Papa untuk ngelacak keberadaan Azura." Alex mengurut keningnya sambil menghela nafas.

"Memangnya gak ada jejak terakhir yang bisa dilihat Pah? Mungkin rekaman CCTV?" tanya Felix berniat memberikan usulan kepada ayah mertuanya tersebut.

"Iya Pah. Terakhir kali sebelum ngilang, Letta ketemu sama Azura di cafe. Sekitaran jam 7 malem," sambung Letta sambil menganggukkan kepalanya.

"Terakhir kali, Azura ada di kantor ini jam 8 malam. Berarti setelah ketemu kamu. Dia naik lift ke lantai atas. Lebih tepatnya atap gedung. Sayang banget, CCTV di atap lagi rusak. Nah, gak berselang lama dari situ, CCTV kantor semuanya mati. Papa yakin ada yang sengaja matiin CCTV."

"Kayaknya kita gak perlu nyari Azura deh," kata Letta memasang wajah lesunya.

"Kenapa?" tanya Felix dan Alex bersamaan.

"Soalnya malem itu, Azura udah bilang kalo dia mau pergi. Katanya, dia mau hidup tenang. Dia mau kehidupan yang lebih baik.." Letta menundukkan kepalanya sambil mengelus perutnya.

"Tapi Papa bener-bener khawatir kalo Azura ngelakuin percobaan bunuh diri. Sebelum ngilang, Azura itu udah ngelontarin kata-kata aneh ke Papa dan juga Kinan." Alex mengacak rambutnya frustasi.

"Kita gak bisa ngelakuin apa-apa kalau jejak Azura hilang. Bisa aja Azura ada di luar kota atau di luar negeri," kata Felix berpendapat berusaha memberikan energi positif.

"Tapi, gimana kalo Azura bener-bener bunuh diri?" Letta mulai berpikiran negatif sambil menitihkan air mata.

Alex menghela nafasnya kasar. Dia tidak seharusnya memberi tau Letta tadi. Putrinya itu sedang hamil dan sedang labil sekali. Letta tidak boleh banyak berpikir selama mengandung.

"Udah, kamu gausah mikirin itu. Kamu lagi hamil." Alex merangkul bahu Letta dan membawa kepala anaknya itu bersandar di dadanya.

"Gimana gak mikirin cobak? Letta tuh gak bisa tidur semalaman gara-gara Azura Pah! Terus Kinan sekarang dimana?" Letta mendongakkan kepalanya.

Alex memasang wajah jengah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kinan ada di rumah. Papa gak ngizinin dia kemana-mana. Takutnya malah nyusahin orang. Emosi Kinan lagi gak bisa dikontrol sekarang. Kadang nangis. Kadang marah. Kadang ketawa. Papa curiga kalo tuh anak udah stress."

Not My Wish ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang