3.|Idea

3.4K 696 300
                                    

"Vella kamu ini bagaimana, kenapa nilai kamu turun drastis bulan ini?" Gue cuma bisa nunduk denger dosen marah marah.

"Saya tidak mau tau naikan nilai kamu menjadi sempurna, atau beasiswa kamu akan di alihkan ke orang lain"

"Baik Pak"

Gue cuma bisa bilang iya, lagi lagi gak bisa bantah semua ucapan orang yang posisinya lebih tinggi dari gue.

Ninggalin ruang dosen dengan muka frustasi, semenjak 3 minggu lalu ketemu jungwon secara tiba tiba, bukannya moto berjalan baik tapi malah acakadul karena jadi gak fokus.

Moto hidup dimana gue harus sukses buat hancurin jungwon seakan melebur sedikit demi sedikit jadi kata insecure.

"Ehh liat tu.. Woahh"

"Sumpah Demi apaa, ganteng banget! "

Gue noleh ke arah halaman dimana para cewek pada heboh karena kedatangan seseorang.

"Gila gila gilaaa bukannya biasanya dia home schooling ya? Mantap"

Gue cuma nguping sambil liat cowok dengan penampilan keren yang lagi jalan masuk ke gedung A.

"Dasar" Umpat gue lirih, bisa bisanya seisi Universitas geger cuma karena kedatangan cowok kayak gitu.

Gue gak tau dia siapa, cuma cowok putih lumayan tinggi dan pipinya sedikit chubby. Paling paling juga konglomerat yang digilani para cewek matre di kampus gue.

Drrtt.. Drrtt

Ponsel yang gue taruh di dalem saku kemeja tiba tiba geter, dan ternyata ada sebuah panggilan dari nomor yang gak gue kenal.

"Halo"

"Apa benar ini dengan Vella kim, keluarga dari ibu kim aerin"

"Iya saya sendiri" Jawab gue.

"Ini dengan rumah sakit internasional seoul,Ibu anda masuk rumah sakit mohon segera datang untuk mengurus segala data"

"I-iya saya segera datang"

Demi apapun gue panik tingkat maksimal. Ibu gue kenapa lagi sih, perasaan baru berapa hari lalu cek up ke dokter.

...

"Eomma" Panggil gue ke wanita lemah di atas ranjang. Rasanya sakit banget liat ibu sendiri kayak gini.

Dan bahkan gue bingung mau bayar biaya rumah sakit pake apa, masak gue harus minjem ke bos lagi, bisa bisa gue di pecat beneran dari cafe.

Masih ada sedikit tabungan, tapi itu artinya gue gak bisa bayar uang les manajemen,hufhh

Biaya cuci darah saat ini sekitar Rp1 juta per terapi. Sedangkan ibuk gue seminggu minimal harus 2 kali cuci darah, berarti bisa ngehabisin sekitar Rp2 juta per minggu, itupun belum sama biaya obat dan lain lain.

Sedangkan gaji gue di cafe cuma sedikit, utang gue ada dimana mana.. Gue harus gimana?

"Eomma, Ella capek" Gumam gue lirih, gak perduli apa ibuk bakal denger atau enggak.

"Ella keluar dulu ya, nanti balik lagi" Ijin gue dan di sambut anggukan lemah dari ibuk.

***

"Ahjussi saya mohon kali ini saja"

"Kali ini kali ini, kamu mau pinjem ke saya sampe berapa hah!! Kamu tidak bisa bayar kan! "

Gue sedikit miringin kuping buat bikin pendengaran gue berkurang akibat bentakan itu. Yap lagi lagi gue ada di rumah renternir buat pinjem uang.

Gue gak tau lagi mau bayar rumah sakit pake apa, apalagi ini rumah sakit besar.

Psycho Close ||kim sunoo-BP SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang