Baru jam 3 pagi dan tiba tiba gue denger keributan,sejak tadi gue gak tidur lebih tepatnya,pura pura merem sementara Sunoo kembali tidur di samping gue dengan posisi yang sama."Emang suster udah siap siap buat masak ya?kok kayak suara barang barang ribut gitu,"gumam gue.
Gue nepuk pipi Sunoo pelan,takut hal yang aneh terjadi karena selama gue sering jaga ibuk di rumah sakit,gak pernah ada keributan kayak gini.
"Hmm?"gumam Sunoo
"Sakit lagi?" Tanyanya.Gue geleng kepala dan Sunoo langsung paham kenapa gue bangunin dia,"itu suara orang pukul pukulan ya?"tanya gue ke dia,dia bangkit dari duduknya,sejenak dia keliatan mikir sesuatu.
"Noona kalau ada apa apa,janji sama gue Lo harus lari sejauh mungkin tanpa ketangkep,"perintah Sunoo.
"Orang sinting,"saut gue cepet.
"Gue jagain Lo dari jauh."
Ah ayolah,dia nyuruh gue lari? Yang bener aja,beberapa jam lalu gue habis kesakitan dan rasanya kek mau mati,dan haloo gimana caranya gue lari? Ngesot gitu?
"Sunoo,jangan gila."
Sunoo senyum sama gue,ngacak acak rambut gue abstrak.
"Noona,ini konsekuensi karena Lo udah jatuh cinta sama orang penting."
Sunoo lagi ngelawak ya? Ya oke oke, gue tau dia orang kaya tapi ya,itu cuma alasan klasik.
"Wait,gue gak pernah bilang gue suka sama Lo,gr amat,"ucap gue setelah sadar ada kalimat mengganjal tadi.
" Gue kasih nilai 0 atas kebohongan Lo,tapi gue kasih Lo nilai 80 atas tekat buat pertahanin kebohongan itu."
Gue muter bola mata malas,tapi kemudian membulat sempurna saat sadar satu tangan Sunoo megang apa.
Pistol.
Pintu kamar inap gue di dobrak dari luar dan tentu aja gue bingung,Sunoo masih santai aja sambil natap pintu itu,dan kemudian Sunoo ambil infus gue yang ngegantung.
"Ayo pergi dari sini,gak ada pilihan lain." Ucapnya.
Ha?
Oke gue cuma nurut ketika Sunoo bawa gue keluar lewat jendela,sedikit kesusahan buat manjat ,perut gue masih sakit.
Setelah berasil ngajak gue keluar dari kamar,sunoo langsung ajak gue lari.tapi di persimpangan dia berhenti.
"Kita pisah disini,Noona sembunyi serapat mungkin,biar gue yang urus mereka,"ucap anak itu sebelum dia malah berlari berlawanan arah.
Gue bingung harus kemana,tapi kemudian gue milih buat jalan aja sambil bawa infus di dekapan gue,ini darah malah ngalir ke selang infus,apa gue gak bisa lepas ini aja gitu? Tapi sakit pasti.
Ah sudahlah,gue pasrah jalan sambil bawa botol infus kayak gini.
"Gue kemana ya?"gumam gue,sampai gue malah ketemu orang di persimpangan,hampir aja gue tabrak,tentu aja gue kaget.
Jay..
"Lo mau kabur kan?ayo gue bantu."
"Lo kelompoknya Jungwon gue gak percaya,"sinis gue,tapi Jay cuma tenang,giring punggung gue buat ikuti langkah dia.
"Ikuti aja permainannya, dan kalau Lo mikir gue di pihak Jungwon Lo salah,gue ada di pihak Bee."
Gue membuang nafas jengah,Bee lagi Bee lagi,se emas itu ya anaknya? Padahal biasa aja di mata gue.
"Bee ada di pihak Jungwon gue gak percaya," ujar gue ngalihin alur sesuai yang Jay maksud.
"Siapa bilang,Bee netral,tapi karena gue juga ada di pihak sunghoon,Lo aman,gue anter Lo keluar,cuma keluar setelah itu lari semau Lo,gue gak perduli."
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycho Close ||kim sunoo-BP Side
Fanfic"yang dingin itu bukan es, tapi cowok yang suka bunuh orang dan ngasih harapan palsu."-Vella kim .. "Lo sakiti dia,Lo berurusan sama gue"-sunoo side story about baby psikopat||jungwon🗡 start on:22-12-2020 end: #1 in Daniel ->1 July🌱 sesuai reques...