9.|you kidding?

2.7K 587 263
                                    

Dunia emang suka bercanda ya, bisa bisanya ada orang sekaya ini dan seakan gak ada kekurangan apapun. Bahkan gue bisa lihat seberapa megah kamar gue hanya dari sudut gue duduk.

Gue lihat jam di nakas yang nunjukin pukul 7 malem. Karena penasaran akhirnya gue milih buat berkeliling kamar, dimana ada kamar mandi pribadi, satu TV ukuran besar, sofa sama meja,lemari,dan satu ranjang ukuran king size. Bahkan walaupun udah di isi banyak barang, kamar ini masih longgar banget.

"Permisi non, tuan muda sudah menunggu untuk makan malam." Seorang pelayan masuk ke dalam kamar, gue ngangguk sambil senyum dan jalan pincang menuju yang katanya ruang makan.

Gue lihat Sunoo udah mulai makan, di luar ekspetasi ternyata kalau dia makan jadi imut banget, aura nyeremin dia kayak ilang gitu aja.

"Ngapain lo cuma berdiri, duduk," Perintah dia,gue nurut aja buat duduk di kursi dimana udah disiapin piring sama minum.

"Masih sakit?"

"Hm? " Tanya gue, pasalnya Sunoo tanya gituan sambil makan tanpa noleh ke gue.

"Lo ketembak kan, bukan budek, "sarkasnya.

Gue kicep, ya gimana enggak omongan ni anak tajem banget anjir. Akhirnya gue geleng tanpa berani buka suara. Setelah itu beberapa menit cuma di isi sama keheningan, hufh berasa lagi makan sama psikopat yang auranya dark dan seakan mau makan gue setelah selesai makan malem.

" Lo beneran gak tau Bee dimana?"

"Uhuk uhuk" Gue langsung raih minum sementara Sunoo ngehela nafas panjang.

"Lo harusnya bersyukur karena gak ketemu jungwon, kalo akting lo seburuk ini gue yakin, jungwon bakal bunuh lo detik itu juga"
"Sambung makan sendiri, gue mau ke markas"

Sunoo bangkit dari duduknya, ninggalin makanan yang belum dia abisin begitu aja, dan tentu aja ninggalin gue yang bingung sama perlakuan dia.

"Lo.. Kenapa mau lindungi gue?" gumam gue lirih sambil natap punggung lebar Sunoo yang mulai menjauh.

***

Hari ini seharian penuh gue cuma duduk di kamar, ngelihat pemandangan luar dari kaca jendela. Sejujurnya gue juga punya rasa takut, sampai kapan gue bakal sembunyi disini? Di balik cowok asing yang dingin dan gak gue kenal.

"Ehemm" Sebuah deheman buat gue auto noleh dan ternyata ada Sunoo yang masuk ke kamar gue.

Cowok yang naruh satu tangan dia di saku jaket.Sesampainya di depan gue dia ngulurin sebuah kertas, karena kepo akhirnya gue Terima surat itu.

"Dr. BL Lim Centre For Psychological Wellness - Psychiatrist Singapore?? Maksud lo ? Lo mau bawa gue kesini? " Tanya gue, kaget lah buat apa surat pendaftaran pasien atas nama vella kim? Wih ni anak ngadi adi banget sumpah.

"Gak usah besar kepala ya, gue cuma gak mau lo menyebapkan masalah lebih besar." Begonya Sunoo seakan cuma santai ngomong kek gini. Dan tentu aja gue berpikiran negatif.

"Gue gak gila kalik, lo gak perlu bawa gue jauh jauh ke Singapura!!" Emosi gue udah gak bisa di tahan, ya kalik gue jauh jauh jadi pasien psikologi ke Singapura.

"Gue juga gak nganggep lo gila, vel, pergi ke psikater bukan berarti gila kan?" Sunoo tetap menjawab dengan santai. Gue mendengus gak Terima.

"Gak, gue gak mau pergi"

"Lo kurang di baikin gimana sih? Lo mau mati disini, mati di tangan jungwon?sadar dikit, lo gue suruh pergi ke Singapura sampe keadaan membaik sekalian berobat. Apa susahnya? " Gue berdiri, natap cowok di depan gue tanpa takut.

Psycho Close ||kim sunoo-BP SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang