22.| midnight rain

1.1K 276 135
                                    

Sunoo menghentikan mobilnya sebelum sampai ke tempat tujuan,seketika dia bingung ingin membawa Alya kemana,padahal jika di pikir Sunoo bisa membawa gadis ini kemanapun ia mau,contohnya mansion di Seoul?atau mungkin mansion tidak jauh dari itu.

Tetapi justru ia berhenti di tepian jalan,di bawah pohon beringin,sore menjelang magrib dan mungkin akan di anggap horor untuk menetap di bawah pohon beringin,tapi Sunoo tidak percaya hantu.

1 jam mereka diam,satu jam pula Alya tidak protes sama sekali,dia juga sibuk dengan pikirannya,ketenangan seperti ini juga ia butuhkan.

"Being a person in power is not that easy," gumam Sunoo,walau ia sengaja mengajak Alya berbicara,dan ya perempuan itu mendengar apa yang ia ucapkan.

"So stop," ucapnya sebagai jawaban.

"Never, they don't know who Kim Sunoo."

"You are surrounded by many traitors, be careful," tidak ada banyak hal yang bisa Alya lakukan selain memberi kalimat itu.

"Remember Doyoung? I'll have him take you back to Australia."

"No,i Will stay here, Myeongdong street number 14 ,is that my apartment,"ucap Alya,Sunoo mengangguk dia lalu melakukan mobilnya dengan santai menuju tempat yang di maksud.

Dia benar benar mengantar Alya sampai ke depan unit apartemen nya,namun saat Alya ingin berbalik badan tangan Sunoo malah menghentikan itu.

"Do you still love Jake?" Tanya Sunoo

Alya tersenyum manis,"always,"jawabnya. Dia masuk ke dalam apartemen meninggalkan Sunoo yang hanya mematung di tempat.

Rasa patah hati itu kembali hadir,padahal selama setahun ini ia mati matian menghindari Alya,tenyata masih sama rasanya,gadis itu masih cantik dan manis di mata Sunoo,gadis itu masih memiliki ruang di hatinya.

Namun kemudian Sunoo menggeleng,dia memilih untuk melajukan mobilnya dengan cepat,pergi ke rumah sakit. Baru beberapa saat tidak melihat wajah Vella–dia merindukannya.

...

Di kamar rawat seorang gadis itu sudah terlihat bangun,bahkan tengah berkelahi dengan orang di depannya,lucu.

****

Satu jam lalu gue ngebuka mata dan yang gue dapetin adalah ruangan serba putih,di tambah aroma obat yang menyengat,tentu gue hapal dimana ini. Apalagi jika bukan rumah sakit.

Dan lihat,entah gimana cowok nyebelin ini ada di sini,orang yang udah nembak kaki gue dan hampir bikin gue mati.

"Lo ngapain disini!keluar sana!"

"Gue mastiin Lo masih hidup kaga,kalau masih mau gue tambah tembakannya."

"Strees,"cuma itu kalimat yang terlintas di otak gue,terlalu males buat debat sama manusia bernama Park sunghoon ini.

"Vell gimana rasanya ketembak berkali kali? Keknya nyawa Lo jadi kebal."

Gue mendengus sebal,lagian kenapa anak ini bisa disini? Atau jangan jangan,gue lagi jadi tawanan Jungwon terus.. "Sunoo mana? Dia gak papa kan? Kok Lo disini? Jangan bilang gue jadi tawanan kalian sekarang!?"ucap gue panik.

Bukannya ngejawab,sunghoon malah ketawa kenceng "ahh dasar..bucin,"ujarnya,tentu gue gak paham apa yang dia maksud.

Sampai tiba tiba suster Dateng dan bawa nampan ,isinya cuma segelas  susu putih doang.

"Minum gih,"suruh Sunghoon.

"Gak,lagian rumah sakit besar masa makannya cuma susu doang,"sewot gue gak terima,sia sia banget yang bayarin rawat gue.

Psycho Close ||kim sunoo-BP SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang