The Lucky One (BTS Fanfiction - Bahasa)

5

Selama perjalanan, Younga duduk berseberangan dengan para member,  Jungkook sudah mencoba untuk merayunya agar duduk diantara para member, tetapi Younga menolaknya, karena ia tidak tau apakah ada sasaeng yang ada di flight tersebut atau tidak. Younga lebih memilih untuk duduk disamping Seojae. Perjalanan yang cukup panjang membuat para member silih berganti menggunakan kamar kecil, selebihnya mereka lebih memilih untuk beristirahat.

Setibanya di Los Angeles, mereka langsung bergegas menuju hotel. Orang-orang yang menjemput mereka di bandara pun melebihi ekspektasi dan membuat kondisi bandara cukup padat. Younga yang menyadari hal tersebut pun berjalan menjauh. Tetapi, tetap saja ia harus satu mobil dengan para member. Banyak tatapan mengintimidasi dan tidak suka dengan kehadiran Younga diantara para member. Terlebih lagi ada yang mengenali bantal kesayangan Seokjin. Beberapa Army pun mencoba menjambak dan menarik Younga, untungnya masih bisa ditepis oleh staff Big Hit yang berada disekelilingnya.

Didalam mobil, Seokjin menyadari ada bekas merah dan mata Younga sedikit berair.

"Sayang, kamu tidak apa?" tanya Seokjin mengelus tangan Younga. Younga tersenyum lalu mengangguk, "Aku baik-baik saja."

"Jangan bohong, tadi aku melihat ada fans yang menyakitimu, apakah sakit?" tanya Namjoon memeriksa keadaan Younga. Lagi-lagi Younga hanya tersenyum lalu berkata, "Aku tidak apa-apa.. Tidak ada yang sakit juga, ya biasalah mereka pasti tidak suka jika idolnya dekat dengan perempuan lain, apalagi aku bukan staff bighit," ujarnya.

Seokjin menarik Younga kedalam dekapannya, "Maaf."

"Sempit Oppa!" semakin Younga melawan, semakin Seokjin mengeratkan dekapannya. Seokjin mengecup pipi Younga lalu menjauhkan diri. Wajah Younga memerah malu, sedangkan yang lain hanya tertawa.

Mereka hanya diberi waktu untuk istirahat hari ini, besok mereka akan konser dan lusa mereka diperbolehkan untuk berjalan-jalan bebas. Biasanya, Namjoon akan menghabiskan waktunya sendiri dengan alam, Hoseok akan berbelanja dan mencari pernak-pernik lucu, yang lainnya makan dan beristirahat. Karena saat mereka di Los Angeles, akan banyak sekali jadwal selain konser, diantaranya mengisi 3 acara reality show, jadi mereka diberikan satu hari bebas untuk menghabiskan waktu setelah berlatih.

"Kalian akan sibuk shooting, aku boleh jalan-jalan kan? Sama Seojae," tanya Younga saat sudah berada di hotel. Seokjin menatap Younga lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menghampiri tempat shooting kalian, aku janji! Aku hanya ingin berkeliling sebentar, melihat apa yang belum aku lihat, mencari apa yang bisa aku dapatkan disini, aku akan bawa banyak makanan enak!" ujar Younga berusaha meyakinkan Seokjin. Seokjin menatap Younga dengan tatapan kesal, "Kita baru sampai. Sebaiknya kamu juga istirahat karena besok siang ada gladiresik sebelum konser." Mood Seokjin tidak dalam keadaan baik, mungkin juga karena perjalanan yang cukup melelahkan. Younga menuruti perkataan Seokjin dan kembali ke kamarnya. Younga selalu mencoba untuk memahami situasi BTS, karena iapun terjebak ditengah-tengahnya, terkadang saat ia merindukan semua kebebasan, ia berpikir bahwa seharusnya ia tidak berada disana, seharusnya ia tidak pernah ada disana. Karena dengan begitu, ia bisa hidup selayaknya orang normal, seperti kehidupan sebelumnya.

Tapi, ia selalu mencari alasan baiknya, dengan begini keinginannya terwujud. Semua butuh pengorbanan, dan mungkin dengan mengorbankan waktu dan kebebasannya, ia bisa menjadi dekat dengan orang-orang yang selama ini ia cintai dari jauh, bisa berada disamping orang yang tadinya hanya bisa ia sebut dalam doa. Younga sama sekali tidak menyesal, ia benar-benar mensyukuri setiap detik dalam hidupnya. Saat tengah hanyut dalam pikirannya, tiba-tiba Jungkook mengagetkannya.