9

6 0 0
                                    

Keesokan paginya, seperti janji Younga, ia menyiapkan sarapan untuk tujuh pria yang sangat berarti dalam hidupnya. Tapi, ia tidak mengirimkannya sendiri, ia meminta tolong staff untuk menaruhnya di dorm Bangtan. Ia sama sekali belum siap bertemu dengan Seokjin, terlebih lagi penampilannya hari ini sangat menyedihkan setelah menangis semalaman.

Younga tiba didalam ruang latihannya, ia berlatih koreo juga vokal. Waktu berlalu begitu cepat, Younga masih hanyut dalam latihannya. Seojae beberapa kali mengingatkan Younga yang sudah terlalu lama berlatih, namun Younga sama sekali tidak menghiraukannya. Seojae sangat khawatir dengan keadaan Younga, tidak pernah Younga seperti ini. Bahkan disaat ada masalahpun Younga tetap berusaha positif.

"Younga, kamu tau kan, kamu bisa menceritakan semuanya kepadaku!" ujar Seojae berusaha memberhentikan Younga. Sudah 8 jam Younga berlatih tanpa henti.

Younga hanya tersenyum, "Aku hanya butuh pelarian, dan ini adalah pelarianku. Beri aku waktu 1 jam lagi hingga aku merasa baik-baik saja."

Seojae menghela nafas kasar, "Sudah 8 jam kamu seperti ini, dan sudah berulang kali kamu berbicara seperti itu!" bentak Seojae. Younga masih tetap melanjutkan latihannya. Seojae yang sudah frustasi akhirnya menghubungi Jungkook.

"Kook."

"Ya? Ada apa Noona?"

"Sepertinya Younga sudah gila. Sudah 8 jam ia berlatih tanpa istirahat, tanpa makan. Bisakah kamu membantuku?"

"Aku akan segera kesana."

Jungkook yang berada di dorm, tanpa pikir panjang langsung bergegas menuju tempat latihan Younga. Saat ia berpapasan dengan Seokjin, Seokjin hanya bertanya, "Mau kemana kamu libur-libur begini?"

"Mau menjemput Younga."

"Kamu sudah menjadi supir pribadinya kah sekarang?"

"Hyung! Sadar gak sih?! Harusnya hari ini Hyung yang menemaninya dan mengantarnya ke gym. Bahkan ia bercerita kalau seharusnya kalian gym bersama!"

"Aku tidak bisa, ada jadwal dadakan."

"Jadwal apa?! Jadwal berpacaran kah?" teriak Jungkook.

Jimin, Taehyung dan Hoseok langsung keluar dari kamar masing-masing.

"Kenapa kalian ribut?" tanya Hoseok menghampiri mereka.

Jungkook menatap Seokjin tajam, "Sampai Younga kenapa-napa, aku gak akan mau menganggap Hyung sebagai kakakku sendiri!"

"Kookie, aku ikut!" ujar Taehyung berlari mengejar Jungkook yang sudah ke arah parkiran.

Hoseok menggelengkan kepalanya, "Hyung, sepertinya kamu sudah keterlaluan."

"Aku hanya menjalankan pekerjaanku."

"Tapi tanpa kamu sadari, kamu membiarkan dirimu hanyut kedalam hubungan palsu itu. Bahkan kamu sampai melupakan Younga, orang yang sudah menemanimu beberapa belas bulan terakhir ini, bahkan hampir 2 tahun," ujar Hoseok sebelum meninggalkan ruang tengah.

***

"Younga, aku membawakan makanan favoritmu!" ujar Taehyung masuk kedalam ruang latihan Younga.

Younga tersenyum, "Untuk apa kalian kesini?"

"Seojae-nim menghubungi kami. Ia sangat khawatir dengan kondisimu. Ada apa Younga? Jangan memaksakan diri," ujar Jungkook.

Younga menghentikan latihannya dan meneguk air mineral yang Taehyung berikan.

"Aku tidak apa-apa, aku hanya butuh refreshing."

"Tapi gak gini caranya. Setelah ini, kamu jangan ke gym. Kamu bisa pingsan," ujar Taehyung. Younga menganggukan kepalanya, kali ini ia tidak mungkin bisa membantah perkataan Taehyung dan Jungkook.

The Lucky One (BTS Fanfiction - Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang