11

9 0 0
                                    

Perkataan Jungkook membuat Younga tersadar, bahwa memang hubungannya dan Seokjin bukanlah hubungan di negri dongeng, bukan pula hubungan yang sempurna karena didunia ini tidak ada yang sempurna. Mungkin memang lebih baik Younga melepaskan hubungannya secara perlahan, dan membebaskan Seokjin untuk memilih. Ia bisa merasakan kalau rasa cinta didalam hati Seokjin sudah pudar. Jika terus dipaksakan, akan lebih menyakitkan lagi. Ia tidak bisa terus menerus lari jika ada masalah. Ia harus menentukan tujuan hidupnya, mementingkan apa yang harus ia utamakan. If we were meant to be together, then we'll be together. Percuma mau dipaksakan seperti apa juga.

Younga memutuskan untuk menghampiri Seokjin di Apartemen pribadinya. Sesungguhnya ia tidak tau dimana keberadaan Seokjin, ia hanya berusaha mencarinya. Namun, saat ia masuk kedalam apartemen Seokjin, ia mendapati beberapa helai pakaian berserakan dan suara desahan dari kamarnya. Younga yang terkejut, langsung berlari keluar dan kembali ke unitnya.

Jungkook dan Taehyung yang tengah sibuk menonton kartun pun terkejut. Younga menangis dan mengunci diri dikamarnya. Taehyung langsung loncat dari sofa dan mengetuk pintu kamar Younga, namun tak ada jawaban.

"Kook, ayo ke apartemen Jin hyung! Aku yakin ia abis dari sana," ujar Taehyung menarik Jungkook. Tak ada perlawanan dari Jungkook.

Saat memasuki apartemen Seokjin, mereka terkejut. Sama kagetnya dengan Younga. Taehyung memecahkan piring yang berada dilemari Seokjin. Seokjin yang tengah sibuk dengan seorang wanita langsung menggunakan pakaiannya dan berjalan menuju dapur.

"Apa-apaan ini!" ujar Seokjin melihat kedua adiknya datang.

Taehyung yang sudah tidak bisa menahan amarahnya, "Hyung sudah gila! Apa hyung tidak tau tadi Younga kesini?! Ia sangat khawatir dari kemarin! Kenapa gak melakukan hal tersebut di hotel atau dimana gitu?! Tapi seharusnya Hyung gaperlu melakukan itu, apalagi dengan wanita murahan ini!"

"Jangan sembarangan kamu kalau berbicara!"

"Kalau dia tidak murahan. Mengapa dia mau melayani laki-laki yang jelas sudah memiliki pasangan!? Dan bagaimana bisa?! Ah aku tidak habis pikir. Sudahlah. Aku minta hyung untuk menyudahi hubunganmu dengan Younga, HARI INI!"

"Tidak bisa dan tidak mau!"

"Jangan gila ya Hyung! Younga terlalu baik untuk mendapatkan laki-laki gatau diuntung sepertimu! Tidak pantas! Siapa yang selama ini menyemangati kita? Yang selalu ada disisi kita? Yang membuat kita mampu untuk bertahan? Alasan kita masih bisa berkarya?! Dia bukan sekedar pacar Hyung! Tapi dia juga orang yang sangat berarti untuk kita semua! Terlebih lagi ia, aku dan Jungkook sudah seperti saudara kandung. Kali ini tidak ada ampun untukmu, Hyung!" ujar Taehyung sebelum meninggalkan unit Seokjin.

Jungkook hanya menggelengkan kepalanya, "Aku tidak menyangka Hyung. Kenapa kamu bisa sebejat ini? Jika perasaanmu sudah pudar, kan bisa dibicarakan. Jangan seperti ini. Aku sangat amat kecewa. Dan yang Taetae Hyung bilang benar. Kamu harus melepasnya Hyung. Dia terlalu baik untuk disakiti dengan cara bejat seperti ini."

Seokjin terdiam dalam posisinya, memandang kosong pintu dihadapannya.

Para member berusaha membujuk Younga, bahkan para sahabatnya sudah silih berganti membujuknya, namun belum membuahkan hasil. Sudah 3 hari Younga tidak makan, tidak keluar dari kamarnya, untungnya didalam kamarnya ada satu dus yang berisikan persediaan minum dan juga beberapa cemilan.

"Younga, jangan seperti ini, kami sangat khawatir," ujar Jungkook. Mereka sudah mencoba berbagai macam cara, namun belum membuahkan hasil.

Sampai tiba saatnya Youngdae datang dan memberitahukan bahwa orangtua mereka meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat yang baru saja terjadi. Mungkin, Younga memang tidak begitu dekat dengan orangtuanya, namun anak tetaplah anak.

The Lucky One (BTS Fanfiction - Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang