2

12 0 0
                                    

Keesokan harinya, kondisi Younga sudah mulai stabil, hanya saja karena luka tembakannya melukai ususnya, ia harus berada dalam pantauan dokter dan harus menjaga makanannya. Para member BTS pun bergantian menjaga Younga.  Mereka merasa berhutang nyawa kepada Younga, karena jika ia tidak menyalip Seokjin, mungkin jadwal mereka akan menjadi berantakan.

"Younga, mau makan apa kamu hari ini?" tanya Hoseok yang sedang mendapat giliran untuk menemani Younga di Rumah Sakit.

Jangan ditanya bagaimana ekspresi Younga saat pertama kali tersadar dan dikelilingi oleh para member. Rasanya ia ingin kembali pingsan dan berloncat girang. Namun, kondisinya tidak memungkinkan dan tubuhnya juga masih sangat lemah.

Younga menggelengkan kepalanya, "Aku belum boleh makan sembarangan, Oppa. Kemarin aku tertembak dibagian perut dan ususku terluka karena tembakan tersebut, jadi, aku belum boleh makan apapun kecuali bubur."

"Kemarin, kakakmu datang. Ternyata ia sangat dekat dengan Jin Hyung ya?" ujar Hoseok.

Younga sangat terkejut mendengar penuturan Hoseok. "Apakah benar?" ujarnya setengah berteriak.

Hoseok menganggukan kepalanya, "Katanya, mereka berteman dari kecil. Dan kamu juga sebenarnya mengenalnya. Mungkin kamu tidak ingat karena kamu juga masih kecil."

"Apakah semua baik-baik saja?"

"Semua baik-baik saja. Kamu belum bertemu dengannya ya setelah sadar?"

Younga mengangguk, "Semalam, Namjoon Oppa yang menemaniku. Dan saat aku baru sadarpun kalian hanya sebentar, lalu pulang untuk beristirahat."

"Bagaimana rasanya? Kemarin pertama kali kita berkenalan secara langsung.. Tapi sayang sekali kejadian seperti ini harus terjadi," ujar Hoseok

"Aku tidak menyangka kita bisa sedekat ini, Oppa. Selama ini kami hanya mengikuti dan melihat kalian dari kejauhan. Apakah setelah aku sembuh, kita tetap bisa seperti ini, Oppa?"

Hoseok menganggukan kepalanya, "Kami sudah menganggap kalian seperti adik kami sendiri. Kami bahkan mengingat kalian sejak pertama kali kita semua bertemu. Saat fansign pertama, setiap ada acarapun kami sadar kalau kalian berempat, kadang berenam ada disana."

"Bagaimana bisa?"

"Siapa yang tidak mengenal kalian? Kalian cukup popular. Bahkan mungkin, lebih popular dari kami. Kalian tidak sadar, ya?"

Younga menggelengkan kepalanya. Hoseok tertawa melihat wajah polos Younga yang kebingungan. "Sudah, kamu istirahat dulu, aku harus berangkat latihan. Nanti, sahabat kamu akan kesini, dan setelah latihan pun anggota yang lain akan berkumpul disini. Selamat istirahat!" ujar Hoseok mengacak pelan rambut Younga.

"Hati-hati, Oppa. Jangan lupa makan!" ujar Younga. Tak lama setelah kepergian Hoseok, para sahabatnya datang dan membawakan berbagai macam barang, dari boneka hingga cemilan.

Yerin langsung duduk disamping kasur Young-A, "kamu sudah tau tentang hubungan Youngdae Oppa dengan Seokjin Oppa?"

Younga menganggukan kepalanya dengan bersemangat, "Tadi Hoseok Oppa menceritakan semuanya. Aku kaget, tapi aku senang karena Youngdae tidak memberitahukanku."

"Kenapa?"

"Kalau iya, kita tidak akan menjadi Army. Dan kita juga gak bisa merasakan esensi berdesak-desakan, mengejar mereka, menunggu berjam-jam," ujar Younga dengan mata berbinar.

Moontae terkekeh mendengar penjelasan Younga. Semenjak mengenal BTS, Younga menjadi jauh lebih positif. Ia tidak pernah lari dari masalah keluarganya lagi dan menjadi sangat kuat. Mungkin memang mereka bersahabat ber-6, namun, Moontae dan Shiyu memang lebih dekat kepada Younga dibandingkan sahabatnya yang lain. Moontae bahkan sudah dianggap seperti anak sendiri oleh keluarga Younga, sudah seperti kakak kedua untuk Younga, lebih mengetahui Younga dibandingkan siapapun, bahkan Youngdae sekalipun.

The Lucky One (BTS Fanfiction - Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang