4

8 0 0
                                    

Setelah memastikan semua barang tidak ada yang tertinggal, Younga mengunci kopernya dan meletakkannya di ruang tengah supaya mempermudah para staff yang ingin mengambil kopernya. Sudah ada koper Jimin dan Yoongi disana. Seokjin nampak sibuk membereskan perlengkapannya yang cukup banyak, bahkan lebih banyak daripada perlengkapannya sebagai perempuan.

"Oppa, bawaanmu banyak sekali!" ujar Younga memasuki kamar Seokjin. Seokjin menganggukan kepalanya, "Lebih baik aku bawa semua dibandingkan ada yang tertinggal." Younga terkekeh mendengar penjelasan Seokjin.

"Bawaanmu sudah rapi semua?" tanya Seokjin yang memutuskan untuk menutup kopernya. Younga menganggukan kepalanya, "Sudah semua. Barang-barang yang penting sudah terbawa semua."

Tak lama kemudian, Jungkook memasuki kamar Seokjin lalu berbaring diatas kasurnya.

"Kookie, jangan berbaring di kasurku!! Kamu belum ganti baju!" teriak Seokjin menarik tubuh Jungkook dari atas kasurnya. Jungkook memeluk tempat tidur Seokjin,  "Aku sudah menggunakan baju tidurku!!"

Younga yang sedaritadi berada diantara perdebatan kakak beradik itu hanya terkekeh, "Kalian memang tidak pernah akur, ya? Ahya, Seokjin Oppa, apakah kamu akan membawa bantal kesayanganmu?"

Seokjin menganggukan kepalanya, "Akan aku hand-carry."

"Ayo, Jungkook Oppa jangan ganggu Seokjin Oppa!" ujar Younga berusaha mengajak Jungkook keluar dari kamar Seokjin yang terlihat sangat lelah.

Jungkook menatap Younga tak percaya, "Mengapa kamu sangat perhatian dengan Jin Hyung sedangkan kamu tidak bisa mengerti aku?"

"Jangan dramatis," ujar Seokjin.

"Alah, bilang aja kalian sebenernya diem-diem udah jadian ya?!"

Younga menatap Jungkook tak percaya, "Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu?"

"Ya abisan kalian apa-apa berdua, biasanya juga Hyung paling gak suka kalau ada orang masuk kamarnya apalagi ngeberantakin barangnya, lah ini dia ngebolehin aja kamu berantakin," ujar Jungkook dengan wajah sebal.

Seokjin terkekeh mendengar ambekan Jungkook, "Terus kalo iya, kenapa?"

"Beneran?!"

Younga memukul lengan Seokjin, "Apa sih maksudnya?! Nanti kalau anak-anak yang lain tau, bisa heboh!"

"Ya bagus, dong?"

"Apa sih? Aku gak ngerti."

Jungkook hanya diam dan menyaksikan perdebatan antara Younga dan Seokjin.

Seokjin memegang tangan Younga, lalu berkata, "Younga, sebenarnya aku selama ini tau kalau kamu menyukaiku dan perasaanmu juga semakin dalam. Begitu juga denganku, selama ini belum pernah ada perempuan yang dekat denganku. Belum pernah ada yang bertahan selama ini, setelah mengetahui bagaimana sikapku dibalik kamera."

"Lalu?"

"Aku ingin mencoba membangun sebuah hubungan denganmu dan semoga juga bisa bertahan hingga nanti," ujar Seokjin dengan tatapan mata yang sangat serius.

Younga menatap Seokjin, lalu melemparkan pandangannya kepada Jungkook yang sedaritadi menyaksikan semuanya.

"Udah, terima aja Younga, kamu gak akan tau kalau kamu gak mencoba," ujar Jungkook meyakinkan Younga. Younga menarik nafas dalam, lalu menjawab, "Oke, aku juga mau mencoba."

"YES!! Ayo kita makan-makan!" ujar Jungkook sembari memeluk hyungnya dan merangkul Younga.

Younga terkekeh pelan, "Ayo! Tapi, kamu yang umumin ya, Kook?"

"Siap! Ayo Hyung, kita ke ruang tengah! Tadi yang lain lagi nonton, biar diumumin sekalian!"

Seokjin mengangguk, ia langsung mengunci kopernya dan menggeretnya keluar.

The Lucky One (BTS Fanfiction - Bahasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang