0.0 Prolog

610 18 6
                                    

Banyak hal dalam hidup yang tak bisa kita kendalikan. Kita selalu terpaku pada sesuatu yang berada diluar kendali. Sering memikirkan bagaimana tanggapan orang-orang mengenai sesuatu yang kita ingin lakukan. Tanggapan negatif selalu ada dimanapun kita berada. Asumsi mengenai suatu hal dimana kebanyakan dari mereka memberikan Stereotip pada suatu kelompok dan parahnya lebih menonjol ke arah negatif. Pasti dari kebanyakan orang jika ditanya mengenai geng yang ada dibenak mereka adalah pergaulan yang bebas, minum-minuman yang terlarang, anak yang tidak terdidik dengan baik dan sebagainya.

Hal itu sering didengar oleh arvin tentang orang-orang yang selalu memberikan penilaian negatif tentang dirinya. Ia sering menemui orang-orang yang tak segan-segan memberi penilaian negatif tentang dirinya dihadapan arvin sendiri.

Seorang lelaki sedang berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Pakaian yang bisa dibilang sangat berantakan apalagi lelaki itu memakai seragam sekolah. Bau minuman alkohol yang  menyertainya. Membuat orang-orang menatap tak suka padanya namun lelaki itu hanya cuek mengenai tanggapan orang-orang.

"pasti tuh anak habis mabuk,"ucap seorang yang berpapasan dengan alvin.

"bener banget yaa wajarlah tampilannya aja kaya gitu, semoga nanti anak saya ngga kaya gitu bun," balas lawan bicara yang ada disamping wanita paruh baya itu.

"iyaa bun semoga aja yaa,"jawab wanita itu.

Arvin yang mendengarkan hal itu Hanya bersikap acuh. Lelaki itu hanya diam di saat orang lain menatap tak suka padanya. Lelaki itu memasuki ruangan yang ia cari.

Tak menunggu lama akhirnya arvin beranjak pergi dari ruangan itu. Lelaki itu memandang fokus pada handphonenya. Seseorang tak sengaja menabraknya.

"Kalau jalan tuh pakai mata bukan pakai hati,"bentak arvin tak suka.

"HEH!! enak aja nyalahin gue, lo yang ngga liat kalau jalan,"jawab gadis mungil itu.

"dihh,"balas arvin.

"padahal dia sendiri ngga liat jalan," benak arvin.

"huuh dasar cowo kaya lo beraninya cuma sama cewe," ucap gadis itu kesal lalu ia melangkah pergi dari tempat itu sembari menghentakkan salah satu kakinya.

"EMANG KENAPA? Masalah buat lo,"teriak arvin saat gadis itu beranjak pergi.

"Iyaaa MASALAH BUAT GUE KENAPA?"teriak gadis itu tak kalah nyaring.

"dasar gadis aneh,"pikirnya lalu bersikap acuh.

Rayla berdecak kesal dengan lelaki yang tak sengaja ia temui beberapa saat yang lalu. Bisa-bisanya lelaki itu tak mau meminta maaf padanya padahal walau ia sendiri juga tak melihat saat jalan, tapi bodoamat tetap saja lelaki itu harus meminta maaf padanya. Bilang saja kalau gadis ini tak mau kalah.

"mood gue langsung hancur karna tuh cowo, bodoamatlah gue mau kencan dulu sama bias gue,"ucap rayla yang bermonolog.

Gadis itu bisa dibilang fangirl. Ia senang sekali mengimajinasikan sesuatu. Banyak dari orang-orang yang menyebutnya Princess halu karna kadar halunya yang tak nanggung-nanggung.

"Dy-na-na-na, na-na, na-na-na, na-na, life is dynamite........Dy-na-na-na, na-na, na-na-na, na-na, life is dynamite,"ucap gadis itu bernada sembari mengoyang-goyangkan kepalanya.

"Shining through the city with a little funk and soul.....
So I'ma light it up like dynamite, whoa oh oh," sambung gadis itu bernada.

Setelah beberapa lama mendengarkan lagu-lagu dari boyband favoritnya, akhirnya gadis itu beranjak pergi dari taman rumah sakit. Tiba-tiba saja hari mulai mendadak mendung, tak lama setekah itu hujan pun turun membasahi bumi. Dengan langkah cepat Rayla mencari tempat untuk ia bernaung.

Gadis itu bernaung dihalte depan rumah sakit.
"hujan jangan lama-lama yaa rayla mau nonton drakor soalnya kalo sampai rumah,"ucap gadis itu bermonolog.

Saat asik meratapi hujan tiba-tiba sebuah motor melintas di depannya membuat Gadis itu terkena Percikan air yang tergenang di jalan. "WOIII!!! KALO BAWA MOTOR LIAT-LIAT DONG!! lo kira ini jalan punya nenek moyang lo," Teriak Rayla kesal saat motor itu melintas laju didepannya apalagi saat ia terkena percikan air.

"mana baju gue basah lagi,"ucapnya sendiri.

"masih baik airnya, air bersih lah ini air yang ada dijalan,"gumam gadis itu.

*****

Rayla berdecak kesal dengan Arvin. Lelaki itu menyuruhnya untuk bersiap-siap. Entah apa yang ingin lelaki itu lakukan. "gilaa si Arvin."

Gadis itu memaki-maki Arvin. Sedari tadi ia menunggu lelaki itu datang. "Sumpah ya ngga lucu, gue tunggu hampir satu jam OMG!!!!."

Entah sejak kapan Arvin berada disampingnya. "udah ngomelnya hmmm?"

"you drive me almost crazy for waiting so long."

Arvin melepas helmnya. "Baiklah nona, jadi apa yang harus saya lakukan untuk membuat amarah anda redam?."

Deg

Kedua pipi gadis itu memerah. Rasa gugup tengah menyertainya. Perasaan macam apa kali ini. Gadis itu tetap santai menghadapinya. "bolehkah saya meminta sesuatu Tuan Muda?."

"sure, say what you want,"lirih berat Arvin.








Haii guys jadi ini cerita kedua aku heheh semoga suka. Tunggu part selanjutnya
Maaf banget Kalo ada nama tokoh atau nama geng atau sebagainya yang sama dengan cerita lain. Cerita ini asli dari pemikiran aku sendiri yaa.

(4.januari.2021)
Fatimah Azzahra

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang