36. i'm here

51 6 2
                                    

"Kehidupan akan senantiasa melangkah tanpa perlu bertanya apakah kita sudah siap atau tidak?" - Rayla Alesha Adhitama

***
Beberapa hari belakangan ini Arvin menjadi pendiam. Lelaki itu tak seperti biasanya semenjak kejadian di beberapa hari yang lalu. Kehilangan seseorang yang sangat kita sayangi memang sangat berdampak besar.

Yang di lakukan Arvin saat di sekolah hanya diam dan merenung. Wajah datarnya yang setiap saat lelaki itu tunjukkan. Anak-anak sirius mentap iba kearah Arvin. Mereka tahu betul tentang Arvin yang sangat ingin bertemu dengan ibu kandungnya.

Entah seberapa hancurnya seorang Arvin sekarang. Tak ada yang berani mengajaknya bicara. Takut-takut lelaki itu mengamuk. Mereka hanya mampun mengusap dan menepuk pelan pundak Arvin. Seakan memberi ketenangan dan dukungan. Tetapi ada satu gadis yang terus mengoceh panjang lebar, Rayla. Gadis itu tak pernah bosen mengajak Arvin bercerita. Kapanpun dan dimanapun ada gadis itu, semua topik pembahasan disikat habis olehnya.

Saat berbicara dengan Rayla, Arvin hanya menatap sayu kearah Rayla yang sedang mengoceh dengan tatapan kosong. "Jahat banget kan? masa karakter fiksi aku meninggal?!? padahal dari jalan ceritanya udah bagus banget, sempet ngira bakalan happy end, eeh ternyata jadi almarhum!!?!?"Rayla sedang membahas salah satu Novel yang gadis itu baca beberapa waktu belakangan ini.

"tau ga kamu!? tadi malam aku lagi asik fangirling tiba-tiba wi-fi rumah di matiin sama Ayah, terus Ayah bilang gini Rayla!!! udah malam bobo! nanti besok kesiangan, uang jajan mau di potong?!? Ayah bilang gitu, ishh pengen marah tapi ga bisa, kalau uang jajan di potong, nanti nafkahin bujang-bujang aku gimana??"Gadis itu memang benar-benar lupa waktu saat bercerita. Tak peduli apakah lawan bicaranya sedang mendengarkan ceritanya atau tidak.

Arvin sedikit tersenyum saat mendengar kisah gadisnya. Oh my god!!! kekasihnya ini sangat menggemaskan. Rasanya ingin ia gigit. Ekspresinya saat bercerita, tak lupa dengan gerak-geriknya yang spontan mengikuti mulut gadis itu. Pipi Rayla rasanya ingin tumpah. Aghhh!!! ini terlalu lucu untuk di lewatkan.

Merasa diperhatikan pun, Rayla langsung menoleh was-was kearah Arvin. Melihat pergerakan Arvin yang mencubit-cubit pipinya membuat Rayla memukul pelan tangan kekasihnya. "Hushhh...hushhh tangannya mau di potong?!?"Rayla kesal dengan kelakuan kekasihnya yang kerap kali mencubit pipinya.

"ishh Arvin!! aku aduin Ayah loo!! udahh ishh ya ampun." Rayla yang mencoba mengusir tangan Arvin dari wajahnya. "Mau aku pecat jadi pacar?!"Ancaman Rayla membuat Arvin memeluknya dengan erat dan menggeleng dalam pelukan gadisnya.

"hahahahaha canda ko, punya pacar bentukan kaya gini mana bisa di pecat, udah ganteng, dompet tebal, pintar, paket komplit banget!!"Goda Rayla membuat Arvin menarik ujung bibirnya dan membentuk sebuah senyuman.

Doni dan Raka yang melihat kebucinan dua sejoli itu hanya mampu berdecak geli. "aku pecat jadi pacar nihh,"tiru Doni membuat Rayla mentapnya dengan tajam.

"gue mau berangkat ke mars satu jam lagi ada yang mau ikut gue ngga?"Raka yang sudah lelah melihat kealayan dua manusia yang sedang di mabuk asmara.

Rayla berucap. "sttt diam jomblo!!"

"Jomblo berkualitas, limited edition, hanya ada satu di dunia yakni Doni pranadipa ygy." Lelaki itu dengan penuh percaya diri dihadapan Rayla.

Randy datang membawa semongkok bakso dan duduk tepat di samping Arvin. "bener sihh!! limited edition, sukanya ghostingin orang, nemu yang sefrekuensi di tinggalin alasanya kamu terlalu baik, bukannya bersyukur ada orang yang mau baik sama lo malah di tinggalin, siapa lagi kalau bukan Doni." Mendengar pernyataan dari Randy membuat Doni ciut.

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang