40. Pameran (2)

39 4 0
                                    

"dia tidak pernah berhati-hati perkara hati." - Kyra Fredella

***

Hari ke-dua pameran

Pagi sekali Arvin dan Anres datang ke sekolah. Kedua lelaki itu yang paling banyak bekerja. Mereka memang tipe pekerja keras. Arvin sudah mulai menyiapkan stand bazarnya. Lelaki itu menjual pakaian dengan mereknya sendiri yakni AVL. Ia belajar hal tersebut dari Bunda Anin. Wanita itu mewariskan fashion brand milik keluarganya. Walau hubungan mereka tak akur. Tetapi Arvin mampu memendam dan menurunkan egonya sedikit hanya untuk belajar banyak hal dari sang Bunda. Wanita itu mau tak mau menurutinya karena permintaan dari sang suami juga.

Merek pakaian yang di ciptakan Arvin mampu menarik banyak peminat khususnya para kaum adam. Dengan harga yang terjangkau dan kualitas bahannya yang tidak perlu di ragukan lagi. AVL milik Arvin menjadi salah satu brand fashion lokal yang mendapat penghargaan dengan kategori Brand Fashion terfavorite selama dua tahun belakangan. Brand Fashion itu sudah Arvin dirikan sejak ia duduk di kelas delapan SMP. Sang ayah yang mendukungnya dengan hal ini. Walau semua modal itu berasal dari Ayahnya tetap saja lelaki itu tidak melewatkan kesempatan tersebut.

Sekarang stand bazar yang diadakan sekolah di manfaatkan Arvin untuk memasarkan produk miliknya agar lebih di kenal lagi. Anak-anak sirius menjadi bagian terpenting dalam usaha mlik Arvin ini. Dari beberapa desain kaos yang beride dari Kenzio, penamaan brand dari Raka, sampai pemilihan bahan dari Anres. Mereka sekarang bukan hanya menjadi teman atau anggota geng tetapi juga sebagai partner tim AVL.

Doni dan Raka datang dengan mata yang masih mengantuk. "gini banget cari duit."Keluh Doni.

"katanya mau jadi kaya."Anres menyahuti pernyataan Doni.

"mau punya suggar mommy aja gue."

Raka dengan jahil menjawab. "saran gue nyokap Ken aja."

"istigfar pak.... gue ngga mau jadi pebinor."

Raka terkekeh tanpa dosa. Lelaki itu dengan cepat menaruh kotak-kotak yang ia bawa. Arvin sudah tak paham lagi dengan teman-temannya itu. Raka mengambil data penjualan mereka hari lalu. "widihhh keren, diatas target."

"strategi marketingnya Arvin tidak diragukan lagi memang."

Beberapa jam berlalu manusia-manusia mulai berdatangan. Mereka-mereka mulai menyiapkan stand mereka masing-masing. Hari kedua acara ini akan ada pameran hasil karya siswa/siswi. Pameran ini berlangsung selama dua hari. Pameran menampilkan 34 rumah adat tiap masing-masing provinsi yang terbuat dari stik ice cream. Tak lupa lukisan-lukisan cantik serta menampilkan kain batik dan sasirangan, dengan penjelasan pembuatannya juga.

Acara tersebut akan di hadiri oleh wali kota setempat dan beberapa orang penting, tentunya pemilik yayasan yakni Vane's Group. Sekolah Cendrawana II adalah salah satu sekolah swasta yang dibawah yayasan Vane's Group. Sekolah yang memiliki fasilitas yang sudah tidak diragukan lagi. Sekolah tersebut berakreditasi A. Sekolah Cendrawana II mampu menjadi sekolah swasta yang manarik minat banyak orang.

Rayla berlari kecil saat melihat sang pujaan hati tengah sibuk menyiapkan stand bazarnya. Gadis itu membawa bekal untuk Arvin dan beberapa vitamin. "hallo pacar!"sapa girang Rayla.

"hallo juga, morning love!"balas Arvin lalu kemudian mengecup pelan kening Rayla.

Rayla mengambil dua buah kursi dan menempatkannya di belakang stand milik Arvin. "ayo sarapan dulu."Perintah Rayla dan Arvin menurutinya.

Rayla membuka kotak makannya. Berisikan nasi goreng dengan telur mata sapi setengah matang. Sesuai dengan selera kekasihnya. "kamu tau aja kalau aku belum sarapan."Uca Arvin saat Rayla menyuapinya.

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang