50. kematian Vanendra

38 5 3
                                    

Rayla mengusap punggung Arvin dengan penuh kasih sayang. Lelakinya itu tengah menangis tepat di depan nisan sang kakek. Vanendra dikabarkan meninggalkan dunia tepat kemarin malam. Pemakaman lelaki paruh baya itu  dilakukan hari ini.  Baru selesai pemakaman seluruh kerabat dan teman-teman Vanendra beranjak pergi satu persatu. 

Kini hanya tersisa Arvin, Rayla dan juga Yuda. Arvin masih tidak menyangka dengan kematian sang kakek. Saat mendengar kabar tentang kematian Vanendra mendadak runtuh dunia Arvin. Waktu itu posisinya berada di markas Sirius, Arvin dengan cepat mengendarai motornya untuk menuju rumah sakit, tempat Vanendra di rawat. 

Mendengar penjelasan dari Jack waktu itu, membuat Arvin terdiam. Jack menjelaskan bahwa Vanendra selama ini selalu memantaunya dari kejauhan. Jack berkata bahwa Vanendra waktu pertama kali mendengar tentang jenis kelamin cucu pertamanya adalah laki-laki, Vanendra tersenyum bahkan kakeknya Arvin itu mentraktir orang-orang kantor saat itu. Mendengarkan penjelasan langsung dari tangan kanan kakeknya itu membuat Arvin percaya. 

Vanendra begitu pintar menata semua hal yang akan terjadi bahkan saat lelaki itu dinyatakan menderita penyakit jantung. Vanendra sudah menyusun strategi untuk anak dan cucunya. Sepertinya kakek Arvin sudah mengetahui hal ini dari jauh hari. Perihal peralihan Vane's Group resmi dibatalkan. Kekuasaan Vane's Group tetap berada ditangan Yuda. Entah kemana perginya keluarga kembaran sang kakek Arvin. Namun Virendra diam-diam datang ke pemakaman sang Kakak semata wayangnya itu. Jack melihatnya sendiri, tetapi Jack membiarkan lelaki paruh baya itu. Jack melihat tetesan air mata yang keluar diupuk Virendra. 

Mata Arvin terlihat bengkak beberapa saat yang lalu Yuda pamit untuk pergi lebih dulu. Rayla memeluk erat sang kekasih. "kita pulang dulu yuk, besok kesini lagi nanti aku temenin."Ucap Rayla mendengar hal tersebut Arvin dengan cepat berdiri. Dengan langkah lesu Rayla merangkul Arvin. 

Mereka berdua duduk di kursi penumpang. Kali ini mereka dengan supir suruhan Yuda. Arvin menaruh kepalanya di pundak Rayla. "terima kasih telah mau menemani aku yang banyak kurangnya ini, terima kasih telah mau berbagi pundak kepada aku yang beban hidupnya tak berkesudah, terima kasih telah menjadi tempat pulang ternyaman, sehat selalu yaa cinta." Arvin berucap dengan penuh kasih membuat Rayla menatapnya sembari tersenyum tulus. 

"tidak masalah, rumah yang pernah ku tempati sudah mulai rapuh, penghuninya telah menemukan rumah baru, kini aku telah menemukan sosok yang mau menemaniku ditempat yang kian rapuh ini, aku akan selalu menjadi tempat pulang ternyamanmu. Tetap berjuang namun jangan lupa pulang."Bisik Rayla membuat Arvin tersenyum dalam tidurnya. 

***

Masih dalam keadaan duka. Media-media kini dipenuhi dengan berita kematian pendiri Vane's Group. Yuda beberapa hari ini disibukkan dengan urusan kantor yang sempat terbengkalai. Bukan saatnya untuk terus-menerus terlarut dalam suasana duka. Saatnya bangkit dan kembali berjuang. Berada dalam keterpurukan hanya akan membuang-buang waktu. 

Berbeda dengan Yuda, kini Arvin tengah menghadapi ujian sekolah. Anak kelas 12 tengah sibuk-sibuknya sekarang. Namun hal tersebut tidak membuat Arvin semakin jauh dengan sang kekasihnya. Lelaki  itu pasti memiliki seribu alasan untuk menemui Rayla. 

"ishhh ayangg, masa aku baru datang diusir, lagian aku udah pintar."Arvin memasang ekspresi andalannya membuat Rayla tak tega.

Rayla menangkup wajah Arvin dengan gemas sembari mencubit-cubit keuda pipi Arvin. "siapa yang ngajarin seperti itu? lagian tinggal dua hari lagi ko."

"iyaa tau ayangg, tapi kalau kangen banget kaya gini mau gimana? kamu mau tanggung jawab emmm?"Jika Kekasihnya sudah mode seperti ini itu tandanya dunia sedang tidak baik-baik saja. 

"iyaa, aku mau belajar dulu tapi kamu jangan ganggu!!"Arvin mengangguk.

Rayla tengah fokus belajar di ruang tamu dengan Arvin yang mendusel-dusel di pudaknya. "kamu ko cantik banget yaa kalau lagi serius, makin cinta dehh." Rayla bukannya fokus malah terusik dengan makhluk menyebalkan yang satu ini. 

"kamu pulang aja gihh!! tadi udah janji ngga ganggu aku."Mendengar hal tersebut Arvin langsung menggeleng dengan wajah cemberutnya. Lelaki itu dengan cepat memeluk sang kekasih dan menenggelamkan wajahnya pada pundak Rayla. 

Melihat perlakuan Arvin membuat Rayla tersenyum gemas dan mengacak-acak asal rambut sang kekasih. "jangan lucu kaya gini, hati aku ngga sekuat kamu."Bisik Rayla.

Melihat Arvin yang perlahan terlelap dalam pelukan Rayla. Membuat Rayla menyudahi belajarnya dan membereskan alat tulisnya. Tak kunjung bangun juga, Rayla memilih untuk memainkan handphonenya. Saat menyadari pergerakan Rayla Arvin dengan cepat menyesuaikan pandangannya. Melihat gadisnya yang tengah terplongo melihat sosok lelaki yang ada dalam sebuah video membuat Arvin cemberut. "kedip ay kedip, kamu liatnya ko gitu."Ucapan dari Arvin membuat Rayla cengengesan.

"diaa idol kpop tauu."

"yaaa tetep aja jaga pandangan, lagian pacar kamu juga punya abs, kamu kalau mau liat ga usah jauh-jauh liat hp lagian didepan mata kamu juga punya, mau liat?"Tawar Arvin membuat Rayla mencubit hidung Arvin. "kamu kalau ngomong ga pernah disaring dulu ihh." Arvin hanya tertawa melihat ekspresi sang kekasih. 

"ayangg...."panggil Arvin.

"apaa?"Rayla lantas menatap kearah Arvin.

"laperr kamu masakin buat aku yaa,"melihat wajah sang pacar yang tengah kelaparan membuat Rayla mencubit gemas pipi gembul Arvin. 

Rayla langsung pergi ke dapur dan mulai memasak dengan cekatan membuat Arvin terpana melihat sang kekasih. Arvin merasa menjadi sosok yang paling beruntung saat mendapatkan Rayla. Banyak diluaran sana yang mendamba gadisnya bahkan temannya sendiri. Untung saja Arvin mendapatkan gadisnya ini. Arvin mulai mendekat kearah Rayla dan memeluk Rayla dari belakang. "kamu paling ga bisa jauh dari aku yaa, emmm."Rayla menggapai pipi Arvin. 

Arvin hanya terkekeh saat mendengar pernyataan dari gadisnya. "sanaan dulu, ini udah mateng."Arvin berjalan kearah meja makan dan duduk manis disana. Rayla membawa nasi goreng dan capcay goreng yang ia buat. Melihat Arvin yang lahap makan membuat Rayla tersenyum bahagia, seperti ada kebahagiaan tersendiri baginya. 

"enak?"tanya Rayla dan mendapat anggukan dari Arvin.

Melihat Arvin tersedak dengan cepat Rayla mengambil segelas Air. "jangan terburu-buru makannya, ga ada yang mau ngambil ko." 

****

Virendra menatap penuh penyesalan kearah nisan sang Kakak. Seperti ada beribu penyesalan dalam dirinya. Perasaan bersalah ini akan hidup berdampingan dengannya hingga akhir hayat. "entah kata maaf mana lagi yang bisa diungkapkan untuk menebus semua rasa bersalah dan penyesalan, kalimat terima kasih mana lagi yang bisa mewakilkan segala hal kebaikanmu Kak, satu ginjalmu terpasang dalam tubuh, rasanya seperti dulu saat-saat kita belum mengetahui kejamnya kehidupan. Nuansa sederhana disebuah kampung, angin sepoi-sepoi sore hari, hal itu tak akan pernah bisa untuk dilupakan, senang bisa menjadi adikmu, tenang disana, selamat tidur panjang, besok hari ulang tahun kita, selamat ulang tahun untuk kita berdua, selamat ulang tahun kak meski tak berumur lagi, sampai nanti."


***



Halloooo maaf baru up, belakangan ini lagi sibuk banget, sampai bertemu di akhir cerita, sampai nanti.



- 7, desember, 2022

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang