25. Friendzone?

54 5 0
                                    

"Diantara kita yang sekedar teman, sebuah rasa nyaman hanyalah jebakan." -Rayla Alesha Adhitama.

"tidak ingin kehilangan tetapi tidak mau terikat."

----------
Saat sampai dirumah milik Rayla, Arvin membangunkan gadis itu pelan. "Eumm, udah sampai nih."

Rayla yang kembali sadar pun refleks. "astagaa maaf Vin, gue ngerepotin bangett deh."

"it's okay, gue tau lo lagi kecapean ya wajar aja."

"Thank you so much for everything."

"Anytime."

----------

Suara langkah kaki terdengar di sebuah ruangan sepi dan gelap, jauh dari jangkauan cahaya matahari. Smirk lelaki itu tertampang jelas walau ada sedikit cahaya.

Pandangan mengerikan lelaki itu terlihat jelas. Sanderanya melihat bagaimana mengerikannya lelaki itu. "Rio,"lirihnya berat.

Sadera itu adalah Rio, kalian masih ingat?. Anak-anak sirius biasanya memangilnya Bang Rio. Lelaki yang pernah begitu dekat dengan Arvin. Ia adalah salah satu orang kepercayaan Arvin namun sebuah insiden membuat Arvin membenci Rio.

Lelaki itu mendekat kearah Rio sambil memegang sebuah pistol berwarna hitam. "hampir dua bulan anak buahmu sangat tidak becus mencari keberadaan Paramita Dewi."

Rio tidak mampu menjawab karena tenaga lelaki itu sudah terkuras habis.

"bukankah Arvin mempercayaimu begitu besar hingga ia sendiri tidak tau bahwa ibu kandungnya disembunyikan oleh salah satu orang kepercayaannya,"bisik Lelaki itu tepat disamping telinga Rio.

Pistol hitam itu semakin mendekat kearah kepala Rio. "kira-kira apakah Yuda masih mencintai cinta pertamanya itu?."

"Keluarga besar Vanendra pasti senang dengan hal ini."

"seharusnya benalu itu harus disingkirkan lebih awal."

Kemudian lelaki itu mendekat ke arah Rio dan berucap. "say goodbye to the world."

Beberapa saat kemudian.

"siapkan rencana kedua."

"pastikan tidak ada yang tahu."

***

Anak-anak sirius sedang berkumpul di tempat rahasia milik Arvin. Tempat terbaik untuk healing bagi mereka. Jauh dari keramaian kota. Setidaknya sedikit menjauh dari kenyataan.

Raka dan Doni sedang asik bermalas-malasan. Kedua lelaki itu berguling-guling tidak jelas diatas sebuah sofa. "Bantuin Arvin potongin rumput gih di depan,"ucap Kenzio.

"sebenernya mau-mau aja tapi males gerak,"Ucap Raka.

Sedangkan Doni tertidur pulas disamping Raka. "punya temen berguna dikit kek,"Sahut Randy.

"wehh jangan salah kemarin gue anter lo balik, ada gunanya gue."

Anres pasrah dengan kelakukan prik teman-temannya. "udahlah, cobaan hidup Raka sama Doni berat."

"cobaan hidup emang berat tetapi kali ini keberatan,"Kata Raka.

Ditengah-tengah pembicaraan. Suara Arvin mengalihkan perhatian mereka. "ayoo, gue udah beliin makanan."

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang