34. Healing

49 5 0
                                    

Notes : ⚠️⚠️Sangat di sarankan untuk menekan tombol bintang/vote sebagai tanda apresiasi kalian terhadap Chapter ini‼️⚠️⚠️
--------------

" tak peduli seberapa jauh kamu melangkah pergi tetapi akan selalu ada rumah yang menanti kepulanganmu." - Rayla Alesha Adhitama

***

Rayla sedang berkemas dengan tergesa-gesa. Hari ini ia akan pergi ke gunung bersama Maura beserta orang tua gadis itu. Kyra dan Davira tidak mau ikut dengan alasan malas. Kedua teman Rayla itu memang malas melakukan hal-hal seeperti ini. Rebahan adalah healing yang paling simpel, mampu membuat siapa saja lupa waktu bahkan lupa akan aktivitas yang akan mereka lakukan. Bukankah begitu?.

Rayla membawa beberapa baju. Gadis itu tak lupa mengabari Ayahnya dan Ibunya bahwa ia akan berangkat sebentar lagi. Kedua orang tuanya terbilang sibuk walau di waktu weekend pun. Sampai detik ini Ibunya tidak membaca beberapa pesan yang Rayla kirim selama beberapa hari belakangan ini. Tak ada satupun yang mendapat jawaban. Gadis itu hanya mampu menghela nafas berat.

AH!!! Rayla melupakan satu orang yang belakangan ini memperindah hari-harinya. Lelaki itu tak tau-menahu bahwa Rayla akan berangkat ke gunung bersama Maura. Arvin tengah sibuk selama beberapa hari ini. Mereka jarang bertemu, jika pun bertemu pasti hanya sekedar berpapasan. Lelaki itu sangat aktif entah di sekolah maupun di luar sekolah berbanding terbalik dengan Rayla yang hanya sekedar untuk belajar dan bertemu bestie-bestienya di sekolah.

Rayla mengirim sebuah pesan kepada Arvin. Namun lelaki itu masih tak menjawab pesannya. Rayla hanya khawatir jika Arvin mencari-carinya. Belum lagi sangat dipastikan di sana nanti akan susah mendapat sinyal. Setidaknya Rayla harus memberi tahu lelaki itu.

Ponsel Rayla berdering, sebuah nama mampu membuatnya terkekeh, Maura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel Rayla berdering, sebuah nama mampu membuatnya terkekeh, Maura. Gadis itu mengomel kepdanya karena Rayla tak kunjung siap dari tadi, "gue jemput ke rumah lo aja yaa, lumutan entar nungguin lo ke rumah gue," ucap Maura sedikit mengomel.

"gapapa nih? masa gue ngerepotin lo lagi," Rayla sedikit tak enak terus merepotkan sahabatnya itu.

"lo kaya sama siapa aja, udah ah gue ngga terima penolakan bye!!"Maura memutuskan sambungan telphonenya.

Rayla dengan cepat membawa barang-barangnya keluar rumah dan menunggu Maura datang menjemputnya. Beberapa saat menunggu sebuah klakson berbunyi membuat Rayla tersenyum kearah mobil itu.

Kedua orang tua Maura tersenyum ramah kearah Rayla yang baru masuk ke dalam mobil. Rayla pun menyapa lembut kedua orang tua Maura. "Hallo tante, om, apa kabar?" Ibu Maura tersenyum dan menjawab, "baik Nak, kabar kamu juga gimana ?" Rayla menjawab, "baik tan."

Di sepanjang perjalanan Rayla begitu menikmati quality time bersama keluarga bestienya itu. Entah kapan terakhir kali ia quality time dengan keluarganya sendiri. Berbicara mengenai keluarga, ia teringat Ayahnya yang selalu bekerja tanpa mengenal hari, mungkin itulah resiko menjadi seorang Dokter. Ibunya yang selalu sibuk dengan menghandel usaha milik Kakeknya. Ketika dua orang ambis itu disatukan mungkin gambarannya akan seperti kedua orang tua Rayla.

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang