38. bertahan sekali lagi!

52 5 0
                                    

"Semesta, restui setiap langkahnya, kemanapun ia pergi, buat ia selalu bahagia. Sayang sekali gadis ini, kagum tiada batasnya, aku mau ia bahagia dengan semestinya." - Arvin Alvaro Vanendra. 

***
Anak-anak sirius sedang berkumpul di salah satu tongkrongan tempat yang biasanya mereka sebut, markas. Terlihat Kenzio sedang menceritakan sesuatu kepada lima orang temannya yang sedang berada di situ. Lelaki dengan perwatakan mata sipit itu tengah menceritakan tentang sebagian kecil kisah hidup Arvin.

Arvin yang tak pernah sama sekali bertemu ibunya itu atau pernah namun lelaki itu tak mengenalinya. Saat berniat untuk menemui malah hal yang didapat adalah kabar duka. Kenzio juga bercerita tentang ibunya dan Ibu tiri Arvin serta Ibu kandung lelaki itu dulu adalah seseorang yang pernah berteman baik. Mereka yang mendengarkan hal itu tentu saja terkejut. Siapa sangka ketiga wanita itu ternyata teman baik.

Kenzio mendapatkan informasi tersebut dari Ibunya. Saat mendengar kematian, Paramita Dewi. Entah mengapa ibunya itu dengan tiba-tiba saja bercerita. Kenzio yang mendengarkan hal tersebut tentu saja terkejut bukan main saat sang ibu menceritakan dengan panjang lebar kisah mereka di masa lampau.

Anak-anak sirius yang mendengarkan hal itu berpikir lebih dan mencari tentang segala kemungkinan yang terjadi saat itu. Menerka-nerka suatu hal apalagi hal yang ada di masa lalu hanya membuang-buang waktu. Apalagi menarik kesimpulan dan mengungkapkan hal itu sebagai jawaban atas terkaan-terkaan yang tak berujung.

Anres kemudian angkat bicara. "kita ga bisa narik kesimpulan gitu aja sih."

Doni mengangguk setuju dengan pernyataan Anres.

Raka nampak serius dengan cerita yang Kenzio ceritakan. Lelaki itu tengah membawa beberapa magkok mie dengan sebuah napan dan membagikannya ke beberapa temannya. "Terus Arvin tau??"Kenzio menggeleng dengan jawaban Raka.

Perhatian mereka teralihkan saat suara motor terdengar dari kejauhan. Nampak di sana seorang Arvin tengah memarkirkan motor miliknya. Aura lelaki itu terpancar sempurna saat semakin mendekat. Doni berucap. "panjang umur yang di omongin akhirnya datang." Arvin yang merasa pun menatap tajam kearah Doni.

"lo pada habis omongin gue yaa?"Doni mengangguk polos.

"bukan omongin lo sih tapi mereview sifat dan tingkah laku manusia."Raka menjitak kepala Doni.

"lo ngomong di saring dulu napa,"Kekesalan lelaki itu makin menjadi.

Arvin mengambil sebuah minuman dan kemudian duduk di samping Kenzio. "pasti habis ngebucin ya?"tebak Randy.

"gaa! Rayla-nya lagi sibuk fangriling sama Maura,"terdengar helaan nafas berat  Arvin.

Raka dan Doni terkekeh mendengar pernyataan dari Arvin. Pacar temannya yang satu ini memang sungguh sangat berbeda. Arvin tiba-tiba saja tersenyum saat sebuah notif muncul di layar Hp miliknya. "dihh geli banget gue liatnya."Raka menatap judes kearah Arvin.

***

Sekarang Rayla tengah menemani Anres mengangkat beberapa buku-buku ke perpustakaan. Buku-buku tersebut pemberian dari alumni-alumni terdahulu. Rayla sedikit keberatan saat mengangkat buku-buku tersebut. Anres terkekeh geli saat mendengar ocehan dan keluhan dari gadis itu. "sini gue aja yang bawa."Rayla menggeleng dan kembali melanjutkan langkahnya. Anres di buat gemas sendiri dengan tingkah laku Rayla.

"HEHH!!! lo ngapain suruh-suruh cewe gue bawain buku-buku itu?"Suara Arvin menggema di seluruh penjuru koridor sekolah.

Anres terkekeh tanpa dosa saat tatapan tajam milik Arvin mengitimidasinya. "Sini biar aku yang bawain."Arvin dengan cepat mengambil alih buku-buku yang dibawa Rayla.

ArvinRayla(✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang