🌼D U A D U A🌼

712 99 28
                                    

Di saat semua murid sedang asik menghabiskan waktu istirahat mereka di luar kelas, maka berbeda dengan Hena.

Sedari tadi gadis itu masih betah berada di bangkunya. Tidak ada niat sama sekali untuk beranjak dari tempat duduknya. Bukannya malas, hanya saja gadis itu sedang dalam mood yang buruk. Biasanya Jaemin akan menyapanya dan menawarkan dirinya untuk ikut bersama pemuda itu untuk makan di kantin, tak lupa mengajak Chaeryeong tentunya. Tapi kali ini, sepertinya keberadaannya bagai angin lalu bagi Jaemin karena tidak biasanya pemuda itu hanya langsung datang ke kelas dan menjemput Chaeryeong, mengajak gadis itu makan siang di kantin. Tanpa Hena!

Cumburu? Hena tidak yakin dengan kata itu, hanya saja lebih merasa kesal. Memang siapa yang tidak kesal sih? Saat sahabatnya lebih mementingkan menghabiskan waktu bersama orang yang bahkan tidak jelas status keduanya apa. Belum lagi di kondisi Hena yang sedang mengandung membuatnya sering merasakan mood yang bercampur aduk.

Bukankah Jaemin harus lebih memprioritaskan dirinya sekarang? Di bandingkan Chaeryeong?

"Lo ngapain ngelamun?" Tanya Seungmin, tanpa meminta persetujuan pemuda itu langsung mendudukkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan Hena.

"Nggak kok, cuma lagi kesel aja."

"Jaemin sama Chaeryeong lagi?" Tebak Seungmin.

Hena menghembuskan nafasnya gusar, "siapa lagi memang? Biasanya Jaemin selalu nyapa aku, nawarin aku buat makan siang bareng di kantin, kadang-kadang dia juga ngobrol sama aku sambil nungguin Chaeryeong selesai nyatet. Tapi, tadi dia cuek aja pas masuk kelas. Nggak ngomong apa-apa langsung narik Chaeryeong ke Kantin. Aku kan sahabatnya Seungmin, harusnya dia prioritaskan aku dong?" Jelasnya dengan nada emosi.

"Pasti ada alasannya, na. Satu hal yang harus Lo tau, prioritas Jaemin itu bukan Lo aja. Ada orang tuanya, Jeno, sama orang-orang yang deket sama dia. Termasuk Chaeryeong. Mungkin tadi dia buru-buru, jadi nggak sempat nyapa Lo."

"Tapi aku sahabatnya, min." Lirih Hena, matanya mulai berkaca-kaca.

"Nggak usah nangis. Jelek."

"Apaan sih!"

"Daripada Lo nangis mikirin yang nggak penting, mendingan Lo makan es krim yang gue beli." Seungmin mengambil satu bungkus es krim rasa matcha untuk Hena. "Nih, makan."

Hena langsung menerimanya dengan senang hati, "makasih. Kamu baik banget."

"Gue lakuin ini semua demi anak Lo, bukan Lo. Jadi jangan kegeeran." Ucap Seungmin.

"Iya tau kok. Makasih ya, Dede bayi pasti seneng. Maaf kalau selama ini aku ngerepotin kamu terus. Janji deh setelah aku dapet suami, aku bakalan ganti semua uang kamu." Sahut Hena, masih dengan menikmati es krim matchanya.

Mendengar kata suami dari mulut gadis di depannya, entah kenapa membuat hatinya sesak. Ada rasa tak rela di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Bukannya Seungmin tidak ingin Hena memiliki pasangan dan membangun keluar yang akur nantinya, tapi ia hanya tidak ingin Hena mendapat pasangan yang salah. Itu saja, tidak lebih. Yaa, untuk saat ini mungkin hanya itu yang di pikirkan Seungmin, tidak tau kedepannya bagaimana.

🌼🌼🌼

"Aku pulang!"

Suara Jaemin terdengar menggelegar di setiap sudut ruangan keluarga Lee.

Setelah pulang sekolah, Jaemin mengajak Chaeryeong untuk berkunjung ke rumahnya. Alasannya cukup simpel, Jaemin masih ingin menghabiskan waktu bersama gadis itu. Simpel bukan?

"Oh udah pul— ASTAGAA CHAERYEONG! CALON MANTU TANTE. AKHIRNYA KAMU SEMPET JUGA MAMPIR KE SINI, SAYANG. ADUH, KANGEN DEH JADINYA."

'Kangen apanya? Baru ketemu udah kangen. Punya mami aneh amat.' batin Jaemin.

Eloquence ft. JaemChaer (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang