🌼D U A B E L A S ✓🌼

607 95 22
                                    

Chaeryeong berlari dengan raut wajah khawatir yang sangat kentara. Dirinya bahkan menabrak bahu orang-orang yang dilewatinya. Dibelakangnya ada Jeno yang terlihat mengejar gadis itu. Sesekali dirinya berteriak untuk mengingatkan Chaeryeong agar tidak terjatuh, tapi tetap saja gadis itu tidak menurutinya.

Bukan tanpa alasan Chaeryeong terlihat khawatir. Pasalnya, saat jam pelajaran dimulai Jeno tiba-tiba datang dan meminta ijin pada guru yang mengajar agar Chaeryeong ikut dengannya. Ternyata, pemuda itu memberitahu jika Jaemin jatuh pingsan saat pelajaran olahraga berlangsung. Sebuah bola basket berhasil memukul telak kepala pemuda tampan itu tadi. Sungguh mirisnya kau Lee Jaemin.

Krieettt,,,,

Chaeryeong membuka pintu UKS hati-hati, dilihatnya Jaemin yang sedang berbicara dengan seorang gadis. Chaeryeong tidak bisa melihat wajahnya, karena posisi gadis itu membelakanginya.

"Kak Jaemin?"

Chaeryeong mulai mendekatkan dirinya pada bangkar UKS yang ditempati Jaemin. Dan sekarang ia tau siapa gadis yang sedang bersama pemuda itu. Hena, iya Hena. Pantas saja saat bel istirahat selesai gadis itu tidak ada di kelas, ternyata bersama Jaemin rupanya.

"Chaeryeong. Kamu kok di sini? Bukannya udah jam masuk kelas?" Tanya Jaemin lembut.

'Terus kenapa Hena ada di sini? Kan jam pelajaran udah di mulai?' tanya Chaeryeong dalam hati.

"Gue yang manggil dia kesini. Kasian kalau Lo sendiri nggak ada yang ngerawat." Itu Jeno yang menjawab, sedangkan Hena langsung bangkit dari duduknya.

Jaemin yang melihat itu langsung menahan pergelangan tangannya, "mau kemana? Disini aja sama aku." Ucapnya lemah.

"Ta-tapi..."

"Ada Chaeryeong yang bisa nemenin Lo, kenapa harus Hena?" Tanya Jeno tak suka.

"Lo nggak kangen sama Hena? Dia udah balik, Jen. Sahabat kita udah balik! Kalau Lo mau ngobrol sama dia, Lo bisa diem disini. Kita ngobrol bertiga. Gue yakin Lo kangen masa-masa kita dulu." Ucap Jaemin panjang lebar. Tanpa sadar, perkataannya barusan seakan-akan menyatakan bahwa hanya ada mereka bertiga tanpa Chaeryeong disana.

"Kangen Lo bilang? Lo aja! Gue nggak!" Jeno langsung melirik ke arah Hena yang masih menundukkan kepalanya takut, "mendingan Lo balik ke kelas. Jaemin biar Chaeryeong yang urus."

"Nggak! Gue udah lama nggak ketemu sama dia! Mendingan Lo ajak Chaeryeong balik ke kelas, dia perlu belajar. Gue tau dia nggak akan mau ngurus gue, tadi aja gue ajak ke kantin dia ogah-ogahan." Sahut Jaemin cuek tanpa melihat ke arah Chaeryeong yang kini berdiri di samping Jeno.

Chaeryeong terkejut. Hei! Dia bukannya malas, tapi karena moodnya sedang naik-turun sekarang. Seperti biasa, hormonnya langsung berubah saat dirinya sedang berada di masa-masa menstruasi. Dan parahnya lagi ini hari pertamanya! Bagaimana Jaemin bisa berkata seperti itu?

Sungguh jika tidak ada Jaemin, Jeno, dan Hena disini, Chaeryeong akan menangis sekeras-kerasnya. "Aku tau kalian pingin punya waktu berdua. Kak Jeno, aku pergi aja. Sorry ganggu waktu kalian."

Chaeryeong mulai menjauh, meninggalkan ketiga orang yang kini melihat kepergiannya. Chaeryeong tidak peduli, daripada harus diam seperti patung disana lebih baik dirinya kembali ke kelas dan belajar.

Melihat kepergian Chaeryeong, Jeno menghembuskan nafasnya kasar. Berusaha tidak memukul orang yang selama ini berstatus sebagai kembarannya, "goblok! Kalau Lo nggak mau Chaeryeong yang nemenin, setidaknya nggak usah bikin dia ngerasa bersalah karena nggak minat nungguin Lo makan di kantin! Dasar bayi!"

Mendengar itu Jaemin bangkit dari tidurnya, menatap tajam ke arah Jeno. Ingin rasanya ia memukul wajah datar itu, namun Hena lebih dulu menghentikannya. "Kalian saudara, nggak baik berantem. Kalau kamu mau di temenin sama Chaeryeong, aku bisa panggil dia kok."

Eloquence ft. JaemChaer (Completed✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang