Di lain tempat, Chaeryeong dan teman-temannya sedang duduk santai di kantin sekolah. Mereka memutuskan untuk kembali ke sekolah dibandingkan harus keluyuran tidak tentu arah saat jam pelajaran sekolah masih di mulai. Apalagi jam pelajaran keempat dan kelima nanti akan ada ulangan matematika yang harus mereka ikuti.
"Sumpah ya gue Gedeg banget sama si Jaemin. Nggak tau apa-apa main nuduh nggak jelas. Waras tu orang?!" Cibir Ryujin.
"Apalagi gue njirr! Pingin gue gaplak aja mukanya. Tapi sayang—"
"Sayang kenapa?" Potong Kai curiga. Ia menatap kekasihnya tajam, mana rela dia mengikhlaskan kekasih cantiknya itu bersama lelaki macam Jaemin.
"Sayang gue takut hehe." Yuna kembali melanjutkan memakan seblak kesukaannya.
"Yang penting kalau Lo di tuduh yang enggak-enggak minimal Lo bisa bela diri lah. Kita nggak mungkin tergantung sama cctv kan? Secara cctv dipasang di lorong ke toilet bukan di dalem toilet?" Ucap Chaeryeong.
"Tapi lorong yang satu arah ke toilet tempat Hena di bully kan cuma ada satu jalur. Itu juga tembus ke taman belakang kan? Toiletnya juga jarang banget di pake anak sekolah soalnya denger-denger angker gitu. Pasti beberapa orang aja yang kesana? Bener kan?" Tambah Yeji.
"Nah bener juga! Kita liat aja cctv sekolah. Kita bisa liat siapa aja yang masuk kamar mandi belakang yang dipake sama Hena. Nah! Langsung deh ketauan siapa yang nge-bully dia." Seru Yuna semangat.
"Oke, oke. Pulang sekolah kita langsung ke ruang cctv, gimana?" Ajak Yeji.
"Bukannya pulang sekolah semuanya langsung pulang ya? Pak satpam yang ngawasin ruang keamanan pasti juga ikut pulang." Tanya Chaeryeong.
"Lo lupa ada gue?"
Soobin datang bersamaan dengan Yeonjun, keduanya mendudukkan diri di sebelah Yeji dan Lia. Jangan tanya bagaimana wajah Yeji, gadis itu berusaha sebisa mungkin menutupi rona merah di pipinya saat tidak sengaja bersitatap dengan Yeonjun, sang gebetan.
"Gue bisa bantu kalian, tenang aja. Kebetulan juga gue sama Yeonjun ada keperluan sama pembina ekstra bulu tangkis. Nanti gue pinjem aja kunci cadangannya sama tu guru." Ucap Soobin.
"Oke fiks. Semakin cepat semakin baik."
"Tapi nih, tapi–"
"Tapi-tapi mulu Lo dari tadi! Apaan?!" Tanya Ryujin gemas, saking gemasnya ingin sekali dirinya memukul wajah kucing sahabatnya.
"Abis nangis juga, Lo! Nggak mungkin kita semua yang masuk ke ruang pengawas kan? Beberapa aja yang masuk, yang lain di luar aja jaga-jaga." Saran Yeji.
Chaeryeong mengangguk setuju, "boleh juga. Gue, Ryujin, sama Yeji yang bakalan masuk ke ruang pengawas. Yuna sama Lia di luar aja, Lo berdua kan nggak bisa vanas-vanas."
"Oke sip! Kita buktiin kalau Ryujin bukan orang yang nge-bully Hena!"
"Nggak sabar gue njirr!"
"Apalagi gue!"
🌼🌼🌼
Seperti rencana sebelumnya, Chaeryeong dan yang lainnya sudah berada di depan pintu pengawas ruangan. Setelah berdiskusi sebentar, Chaeryeong, Ryujin, dan Yeji mulai memasuki ruangan satu per satu. Sedangkan sisanya berada di luar.
Ryujin mulai mengotak-atik layar komputer di depannya. Dirinya dengan teliti melihat satu per satu kamera yang masih aktif kemarin. Dan Yap, kamera yang mengarah pada sebuah lorong menuju kamar mandi belakang sudah ia dapatkan.
"Itu Hena kan?" Yeji menunjuk seorang gadis masuk ke kamar mandi perempuan.
"Percepat aja jin, kalau nunggu nanti kelamaan." Pinta Chaeryeong yang diangguki oleh Ryujin, tangannya langsung menekan tombol percepat di layar.
"Stop! Stop! Itu pelakunya!"
Yeji menekan tombol resume. Disana terlihat dua orang gadis yang masuk ke dalam kamar mandi sambil mengendap-endap. Beberapa menit kemudian mereka keluar dengan senyum manis di wajah keduanya, mereka bertos ria sebelum akhirnya pergi meninggalkan kamar mandi.
"Cepet foto, chaer! Biar kita ada bukti buat ngelaporin mereka berdua ke petugas piket!" Ucap Yeji.
"Iya, iya sabar. Ini lagi buka kamera!" Chaeryeong mulai mengarahkan kameranya ke arah layar komputer di depannya, mengambil beberapa gambar hingga cukup untuk dijadikan sebagai sebuah bukti.
"Ini mah kak Mina sama kak Jessi! Sekelas juga sama kak Chaeyeon! Wah parah sih mereka mentang-mentang kakak kelas main nge-bully aja." Seru Chaeryeong.
"Mereka kayaknya cemburu deh Hena deket-deket sama Jaemin. Secara Jaemin kan prince nya sekolah. Kaya, ganteng, wakil OSIS, ketua basket. Siapa yang nggak mau?" Tebak Yeji.
"Kalau gitu harusnya mereka nge-bully Chaeryeong juga dong?"
"Lah kok gue?!" Tanya Chaeryeong tak terima.
"Yaaa kan Lo juga deket sama Jaemin! Lo lupa Jaemin sering makan di kantin sama Lo? Nganterin Lo pulang sekolah? Selalu jemput Lo sebelum ke kantin? Ya elah! Masak Lo lupa?!" Jelas Ryujin.
"Jawabannya cuma satu. Tau apa?" Ryujin dan Chaeryeong menggeleng bersamaan.
"Lo kan adiknya kak Chaeyeon. Satu sekolah juga tau gimana bar-barnya kak Chaeyeon sama gengnya. Mungkin itu alasannya."
"Ahh mantap bener emang punya kakak kayak kak Chaeyeon, jadi merasa dilindungi." Ucap Yeji yang disetujui juga oleh Ryujin.
Chaeryeong sendiri? Biasa saja kok, yang penting bukan dia yang di bully kan?
🌼🌼🌼
"Wah jangan maen-maen dek! Ya kali Mina sama Jessi yang udah nge-bully Hena sampek segitunya?" Tanya Chaeyeon tak percaya.
Kini Chaeryeong dan Chaeyeon sedang menghabiskan waktu keduanya di kolam renang. Mereka sudah biasa berenang di malam hari dan menghabiskan waktu untuk berbincang-bincang santai.
"Beneran kak! Nanti aku kirimin deh foto yang aku ambil waktu liat kamera cctv di ruang pengawas." Sahut Chaeryeong.
"Ehh btw dek, hubungan kamu sama Jaemin gimana? Kakak liat-liat kayaknya kalian udah jarang banget ya ngabisin waktu berdua sejak Hena dateng?" Tanya Chaeyeon.
"Yaa nggak gimana-gimana. Kita tetep sapa-sapaan kok kalau ketemu, tapi ya nggak sesering dulu. Kan udah ada Hena, ya aku di buang lah." Jawab Chaeryeong asal.
"Maksud kamu? Di buang?" Chaeyeon menyipitkan matanya, rasa curiga kini memenuhi otaknya.
"Eh bu-bukan g-gitu duh! Gimana ya, kan Hena itu sahabatnya kak Jaemin. Jelas lah kak Jaemin lebih sering sama Hena, apalagi mereka udah lama nggak ketemu. Kakak kalau pulang dari camping juga lengket terus kan sama aku?" Jelas Chaeryeong.
"Iya juga sih, tapi ya apapun alasannya dia nggak bisa lah tiba-tiba cuek gitu sama kamu, dek. Istilahnya ya dia tu kayak nyari di perlunya doang. Pas Hena nggak ada dia sama kamu, pas Hena udah balik lagi dia malah ninggalin kamu. Kan sama aja kayak mainan." Omel Chaeyeon.
"Iya, iya aku ngerti. Udah ah, ngapain bahas begituan sih? Aku duluan keluar ya kak, makin dingin nih airnya. Bisa-bisa aku pilek terlalu lama main air."
Chaeryeong segera keluar dari kolam renang, mengambil handuk berwarna tosca yang di sampirkannya pada punggung kursi lalu berjalan meninggalkan sang kakak yang masih setia berada di dalam kolam renang.
Chaeyeon menatap punggung sang adik yang mulai menghilang dari tembok dengan pandangan miris, "semoga apa yang kakak pikirin nggak kejadian sama kamu ya dek."
🌼🌼🌼
Kalian ngerasa momennya Chaeryeong sama Jaemin dikit nggak sih? Kalok iya besok² aku tambahin deh wkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eloquence ft. JaemChaer (Completed✅)
Novela JuvenilLee Jaemin, siapa yang tidak mengenal pemuda itu? Si datar yang jarang menunjukkan senyumannya di depan publik. Tentu pengecualian untuk seorang gadis bernama Chaeryeong, gadis yang menarik perhatian Jaemin saat keduanya bertemu di kantin sekolah. J...