Jaemin tak henti-hentinya mengumpat dalam hati. Alasannya cukup simpel sih, awalnya dirinya sudah sangat semangat mengajak Chaeryeong untuk berbelanja perlengkapan liburan mereka ke Jepang besok, tapi sayang seribu sayang niatnya yang hanya ingin pergi berdua sembari menghabiskan waktu bersama Chaeryeong harus gagal di tengah jalan karena duo tuyul— begitu panggilan Jaemin untuk Chenle dan Jisung yang selalu ingin berdekatan dengan kekasihnya. Mau tidak mau dirinya harus menampung dua anak remaja itu di mobilnya dan mengajak mereka ikut berbelanja.
"Kak Chaeryeong, aku sama Jisung mau beli baju couple. Boleh nggak kak?" Tanya Chenle sembari memainkan jari-jari tangan Chaeryeong random.
"Boleh dong, kenapa enggak? Kalian mau couple berdua aja? Atau couple sama pasangan kalian masing-masing?"
"Sama kakak dong. Sama siapa lagi memang? Masak sama bang Jaemin. Ihh nggak level." Nah ini! Ini yang Jaemin tak suka jika harus mengajak dua tuyul pergi bersama. Bukannya berterimakasih malah mengejek. Jika Chaeryeong tidak ikut bersamanya, sudah dipastikan dua anak tidak tau diri itu dibuangnya ke kolong jembatan, persetan dirinya akan di amuk masa oleh kedua orang tuanya, yang penting dua makhluk caper di depannya ini musnah secepatnya.
"Mendingan Lo berdua aja yang couple. Terus belakangnya isi tulisan im gay. Kan cocok buat kalian." Sosor Jaemin tak mau kalah.
"Apa-apaan?!! Gue masih normal ya, bang! Lagian abang kan juga cocok jadi gay. Terus Abang yang jadi pihak bawah, buahahaha!!" Tawa Jisung puas. Sangat puas malah, untung restoran yang sedang mereka kunjungi sekarang terbilang cukup sepi, hanya ada beberapa pelanggan saja itupun juga jarak satu sama lain lumayan jauh. Jika ramai, sudah dipastikan keempat orang itu sudah di tendang oleh petugas keamanan.
Jaemin yang diejek makin tidak terima, "mulut Lo pingin gue gampar pake panci pink-nya mami sumpah."
"Udah, udah. Diem oke? Sekarang kita makan dulu, setelah itu beli baju couple." Lerai Chaeryeong.
"Suapin!" Ucap ketiganya serempak lalu memandang sinis satu sama lain.
Kalau sudah begini Chaeryeong tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ingin marah tapi takut dosa, kalau tidak diladeni malah makin ngambek. Jadi mau tidak mau gadis itu harus menyuapi tiga pemuda berbeda umur di depannya secara bergantian. Hitung-hitung sambil belajar jadi istri yang baik.
'Untung ganteng' batin Chaeryeong.
"Yaudah, duduk yang rapi."
🌼🌼🌼
Setelah menghabiskan waktu seharian berkeliling mall, akhirnya Jaemin bisa menghabiskan waktunya berdua dengan sang kekasih tercinta. Jangan tanya kemana perginya dua anak remaja itu karena Jaemin sudah menghempaskannya jauh-jauh. Kini, biarkan dirinya menghabiskan waktu bersama Chaeryeong di rumah sang kekasih.
"Chaer," panggil Jaemin dengan suara seraknya, kepalanya dengan nyaman bersandar di pundak Chaeryeong yang kini sedang sibuk membalas pesan teman-temannya.
"Hmm?"
"Chaeryeong," merasa Chaeryeong masih asik dengan ponselnya, Jaemin kembali memanggil kekasihnya itu.
"Apa kak?"
"Chaeryeong pacarnya Jaemin."
Chaeryeong menoleh, melihat wajah Jaemin yang begitu dekat dengannya. Jangan pikir gadis itu akan malu-malu seperti dulu lagi. Karena jika Jaemin melakukan hal seperti barusan, bukannya malu atau gugup Chaeryeong malah ingin memukul keras wajah sok tampannya itu.
"Kenapa sih kak? Laper? Atau mau tidur?" Tanya Chaeryeong lembut, tangannya terulur mengelus rahang tegas milik Jaemin sayang.
Jaemin menggeleng lucu, kini kepalanya direbahkan begitu saja di paha milik Chaeryeong. Menghadapkan wajahnya ke perut rata si gadis dan mengusaknya gemas. Hal yang selalu pemuda itu lakukan jika sedang ingin perhatian lebih dari kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eloquence ft. JaemChaer (Completed✅)
Ficção AdolescenteLee Jaemin, siapa yang tidak mengenal pemuda itu? Si datar yang jarang menunjukkan senyumannya di depan publik. Tentu pengecualian untuk seorang gadis bernama Chaeryeong, gadis yang menarik perhatian Jaemin saat keduanya bertemu di kantin sekolah. J...