Sebulan berlalu setelah kematian Putri Margareth. Jenazah Putri Margareth dijemput oleh Pangeran Benjamin dan dikebumikan di komplek pemakaman keluarga kerajaan.
Ratu Eugene menangis seperti Ratu Kyoko dan Putri Hannah berada di samping ibunya untuk memberi penghiburan seperti yang dilakukannya terhadap Ratu Kyoko juga.
Ketika itu, Hana tidak bisa menerima kematian Putri Margareth.
"Kenapa?! Apa yang terjadi?! Kalian melihatnya sendiri. Putri Margareth sadar dan terlihat segar. Beliau bahkan meminta dibuatkan makanan. Ini! Makanannya masih hangat di tangan saya. Tapi, lalu kenapa?"
"Kondisi yang dialami mendiang Putri Margareth adalah Terminal Lucidity, keadaan dimana seorang pasien kembali sehat untuk beberapa waktu sebelum meninggal dunia. Biasanya dialami oleh pasien yang menderita gangguan kejiwaan atau neurologis yang parah. Dalam hal Putri Margareth, mungkin ada hal yang ingin disampaikan Putri sebelum kematiaannya."
"Kalau begitu, seharusnya Putri Margareth menunggu paling tidak sampai keluarga Kerajaan Lindsor datang dan menemuinya! Paling tidak Kakak bisa menunggu Papa, Mama dan Kak Benjamin datang." setelah mengatakan hal tersebut, Hana pun kehilangan kesadarannya.
"Pangeran Jiyoung, tolong awasi persiapan jenazah Putri Margareth, saya akan membawa Hana ke kamarnya sebentar." ujar Pangeran Jimin.
Itu adalah terakhir kalinya Hana bertemu Pangeran Jimin. Segera setelah sadar, Hana pergi dari istana Wang dan menunggu kedatangan keluarganya untuk kembali ke Lindsor bersama-sama di hotel terdekat. Meskipun Hana ikut dengan Pangeran Benjamin untuk menjemput jenazah Putri Margareth, Putri Hannah selalu menyembunyikan dirinya di balik tubuh Pangeran Benjamin dan menutupi wajahnya serta menghindari kontak dengan keluarga kerajaan Wangsan.
Selama berada di Lindsor, Putri Hannah mendampingi Ratu Eugene hingga waktunya dia kembali ke Wangsan untuk melanjutkan pendidikannya. Putri Hannah berpikir untuk mengalihkan emosi berdukanya dengan belajar. Dengan begitu, dia bisa lebih cepat melanjutkan hidup.
Bukan hanya demi hidupnya sendiri, melainkan juga demi Putri Margareth dan keluarga Lindsor pada umumnya. Meskipun berat, tapi Putri Margareth pasti tidak ingin melihat keluarga yang dikasihinya tenggelam dalam kesedihan.
⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜
"Selamat pagi." ujar Hana di kafe, tempatnya bekerja.
"Oh, kamu sudah masuk? Kalau memang masih berat, istirahatlah lagi. Jangan memaksakan diri." ujar Manajer kafe tersebut.
"Tidak apa-apa. Kalau aku cuma diam di rumah, justru akan semakin berat." jawab Hana.
"Kami turut berdukacita ya." untuk ke sekian kalinya, rekan-rekan kerja Hana menyampaikan belasungkawanya.
Hana memberitahu kematian Putri Margareth yang sebenarnya, meskipun tidak menjelaskan dengan detil identitas kakak yang dimaksud. Tapi hal itu tidak penting, karena toh teman-temannya tidak mengetahui identitasnya yang sebenarnya.
"Akhir-akhir ini, sepertinya banyak kabar kematian di sekelilingku." ujar salah seorang rekan kerja Hana.
"Sepertinya begitu. Kakak Hana, belum lama ini juga calon pendamping Pangeran Jimin juga meninggal, bukan?" rekan kerja Hana yang lain pun ikut menimpali perkataan rekan kerja Hana.
"Konon, katanya Pangeran Jimin dikutuk. Kalian tahu khan, bahwa calon pendamping Pangeran Jimin tidak hanya satu yang meninggal. Tapi dua! Putri Naoko dari Taiyo dan Putri Margareth dari Lindsor. Hhhh.... Sepertinya, kita harus bersiap menjalani hidup yang berat di pemerintahan Pangeran Jimin. Entah peristiwa buruk apa yang akan dialami kita di tahun-tahun mendatang." ujar Manajer kafe tersebut yang akhirnya ikut masuk dalam pembicaraan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Commoner
FanfictionPutri bungsu dari Kerajaan Lindsor, Hannah Alejandra Lindsor tidak menyukai peraturan-peraturan kerajaannya yang mengikat dirinya dalam bersikap, bersosialisasi dan lainnya. Putri yang sangat suka mempelajari banyak hal, terus mengalami kesulitan da...