"Hana-ssi." ujar Pangeran Jimin ketika kedua matanya akhirnya bisa melihat wajah dari sosok yang mengaku sebagai Putri Hannah.
"Salam, Pangeran Jimin. Maaf, saya terlambat memperkenalkan diri." ujar Putri Hannah sekali lagi dan kembali memberi salam kepada Pangeran Jimin.
"Terima kasih sudah datang memenuhi undangan saya, Putri Hannah." Ratu Joonhee menghampiri Putri Hannah dan memeluk tubuh mungil tersebut sebagai sebuah sapaan.
"Tidak perlu berterima kasih, Yang Mulia Ratu. Yang Mulia Pangeran Jimin sudah sangat membantu saya dan juga Putri Margareth selama ini. Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan Pangeran Jimin. Ng, karena kali ini saya yang meminang Pangeran Jimin, jujur, saya tidak tahu harus berkata apa. Saya belum pernah menyatakan perasaan saya, jadi... Ng... Saya...." ucap Putri Hannah terbata-bata.
Sorot mata tegas dan kepercayaan dirinya menghilang begitu saja. Gadis 17 tahun yang belum pernah mengetahui hubungan mendalam antara pria dan wanita tersebut, menundukkan kepalanya dan tangannya terlihat memainkan gaun selututnya dengan cemas.
Pangeran Jimin yang dari tadi hanya memperhatikan Putri Hannah dalam diam, terlihat sedikit tersenyum melihat tingkah laku kikuk Putri Hannah.
"Hahaha, Putri tidak perlu mengucapkan kata-kata lamaran seperti yang diucapkan Pangeran Jimin. Kita bisa melewatkan hal tersebut. Niat baik Putri Hannah sudah tersampaikan dengan sangat baik kepada kami." ujar Ratu Joonhee.
"Ah, terima kasih atas pengertian Yang Mulia."
"Apa maksud Putri Hannah dengan pengertian? Seharusnya Pangeran Jimin yang melakukannya, bukan Putri Hannah. Pangeran Jimin, ayo, segera lamar Putri Hannah." ujar Raja Jisung memberi isyarat pada Pangeran Jimin yang sedari tadi bergeming, tetap pada tempatnya.
"Ah, tidak, tidak perlu. Saya yang meminang Pangeran Jimin jadi saya yang harus......" ucapan Putri Hannah terhenti karena malu.
Gadis tersebut memaku di tempat seolah baru menyadari hal nekat yang sedang dilakukannya. MELAMAR SEORANG PANGERAN! Meskipun dia sendiri adalah seorang putri, tapi entah putri mana yang nekat melamar seorang pangeran.
Putri Hannah memalingkan wajahnya yang merah padam.
Ugh, saat ini betapa aku mengharapkan ada lubang terbuka di bawah kakiku supaya aku bisa bersembunyi sekarang juga. Wuuuaa!! Hannah, apa yang sedang kau lakukan?!?! Dimana otakmu yang brilian saat kau memutuskan hal seperti ini?!?!
"Salam, Putri Hannah. Saya sepenuhnya berterima kasih dan menerima niat baik Putri Hannah. Saya berniat meminta tangan Putri Hannah kepada Raja Michael dan Ratu Eugene seperti yang saya lakukan di Lindsor tapi karena Putri datang sendiri, mungkin Yang Mulia Raja Jisung dan Ratu Joonhee bisa menjadi pengganti Raja dan Ratu Lindsor untuk menyerahkan Putri Hannah kepada saya."
Pangeran Jimin memberi hormat kepada Putri Hannah dan melamar secara simbolis untuk menghilangkan rasa malu yang dirasakan Putri Hannah.
"Hm." melihat tindakan spontan yang dilakukan putranya, Raja Jisung dan Ratu Joonhee bergegas ke sisi Putri Hannah dan bertindak sebagai pengganti kedua orangtua Hana yang absen.
Raja Jisung meraih tangan kanan Putri Hannah dan meletakkannya pada tangan Pangeran Jimin yang terulur. Setelah kedua tangan tersebut menyatu, Pangeran Jimin mengecup punggung tangan Putri Hannah dan Putri Hannah menurunkan tubuhnya, memberi hormat pertamanya pada pria yang menjadi calon suaminya.
⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜
Pangeran Jimin dan Putri Hannah untuk pertama kalinya berjalan berdampingan dengan status mereka yang sesungguhnya. Pangeran Jimin yang selama ini selalu bersikap hangat kepada semua orang tanpa terkecuali, hari ini bersikap cukup dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Commoner
FanfictionPutri bungsu dari Kerajaan Lindsor, Hannah Alejandra Lindsor tidak menyukai peraturan-peraturan kerajaannya yang mengikat dirinya dalam bersikap, bersosialisasi dan lainnya. Putri yang sangat suka mempelajari banyak hal, terus mengalami kesulitan da...