Petunjuk

19 2 0
                                    

"Apa?!" Putra Mahkota Jimin bersandar lemas di kursinya mendengar kabar yang tidak pernah dia sangka akan didengarnya di hari pertamanya menyandang status suami. Sojin yang selama ini ditempatkannya di sisi Putri Hannah, kali ini membawa berita buruk mengenai Putri Hannah. 

Diraihnya jaket jasnya dan dengan langkah cepat, ia berjalan dengan langkah lebar, berusaha mengikis jarak dan waktu yang dia bisa untuk segera tiba di kampus Putri Hannah, mencari tahu kebenaran berita yang baru dia terima dari Sojin sekaligus mencari petunjuk apa pun yang bisa mengarahkan pada keberadaan Putri Hannah sekarang atau paling tidak keberadaan dan identitas penculiknya. Pokoknya apapun, apapun yang bisa memberikannya petunjuk. 

"Bagaimana dengan ponsel Putri? Apakah kita bisa melacak ponselnya?" Putra Mahkota Jimin langsung menanyakan hal-hal yang sudah dilakukan setelah Putri Hannah diculik, setibanya di mobil.

"Pihak kepolisian sedang melacaknya. Tapi sepertinya pelaku mematikan ponsel Yang Mulia. Terakhir kali, sinyal ponsel beliau terlacak di dekat kampus, setelah itu hilang sama sekali." Yeongjun, pria kepercayaan Putra Mahkota Jimin terus berusaha memberi kabar terbaru yang dia terima pada Putra Mahkota.

"CCTV? Saksi mata?"

"Tim investigasi istana sudah menuju kampus Putri Hannah untuk melihat videonya secara langsung. Sedangkan mengenai saksi mata, baik pengawal, Sojin-ssi dan Dojoon-ssi, tidak ada satupun dari mereka yang melihat dengan jelas. Tak ada pergerakan yang aneh, tak ada orang yang mencurigakan. Putri Hannah bahkan terlihat hanya sendiri dengan para penjaga dan Sojin-ssi yang mengikutinya dalam jarak dekat."

"Tidak ada yang lihat? Pokoknya saat ini, segera bawa saya secepat mungkin ke kampus." 

"Baik, Yang Mulia."

Putra Mahkota Jimin mengepalkan tangannya kuat-kuat, mencoba mengingat berbagai peristiwa mencurigakan semenjak diterimanya buket bunga berwarna kuning. 

"Apa kita memiliki cukup data mengenai asal muasal dari kekacauan ini? Buket bunga kuning dengan bahasa Snezahana. Bagaimana kelanjutannya? Lalu jurnalis di studio TV? Kasus belati di depan panti?"

"Tidak ada petunjuk apapun, Yang Mulia. Kami sudah berusaha memeriksa segala sesuatunya bahkan mencoba memperluas perimeter perkiraan gerakan pelaku. Tapi pelaku tersebut sangat profesional, tidak ada satu pun jejak yang tertinggal." 

"Belati. Bagaimana dengan belati yang mengenai Dojoon-ssi?" 

"Tidak ada data yang kami dapatkan. Sepertinya belati tersebut adalah buatan pelaku sendiri. Semua yang berkaitan dengan kejadian akhir-akhir ini menemui jalan buntu."

Putra Mahkota Jimin diam pada tempatnya. Kepala dan hatinya berdenyut kencang, seolah berlomba yang mana yang akan menguasai dirinya terlebih dahulu. Amarahnya atau titik terang mengenai keberadaan Putri Hannah.

Putri Hannah, dimana saya bisa menemukan Anda? Tolong jangan biarkan saya sendiri. Setelah kebersamaan kita semalam, saya semakin takut kehilangan Anda. Memikirkan saya kembali akan berbaring sendiri nanti malam, sungguh sangat menyakitkan.

Tolong kembalilah. Paling tidak, bertahanlah sampai saya menemukan Anda.

Putra Mahkota Jimin memejamkan matanya. Sekali lagi, ia tidak bisa memfungsikan dirinya dengan maksimal. Hatinya terus meneriakkan nama Putri Hannah sementara pikirannya terus berusaha mengingat setiap petunjuk yang sekiranya lepas dari pengamatannya. Di saat bersamaan, pikirannya juga terus memutar ulang kebersamaan mereka hingga beberapa waktu lalu. Entah untuk menguatkannya atau justru mengusiknya.

Jarak istana dan kampus yang biasanya terasa tidak terlalu jauh, kini terasa bagai perjalanan luar kota yang membutuhkan waktu berpuluh-puluh jam. Hanya karena tanpa kehadiran Putri Hannah.

My Beloved CommonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang