Akhir Dari Hari Yang Panjang

39 4 0
                                    

Chapter Terakhir

"Yang Mulia!!!!"

Putra Mahkota Jimin segera beranjak dari duduknya dan bergegas, berlari menuju sisi istrinya, mendengar teriakan Putri Hannah.

"Ada apa, Putri?!" Ia segera meraih tubuh Putri Hannah yang terbangun dan bergetar dengan hebatnya di pembaringan mereka, membawanya masuk dalam lindungannya.

Putri Hannah segera mengalungkan kedua lengannya di leher Putra Mahkota Jimin, memeluk tubuh yang selalu menjadi tempatnya berlindung, "Yang Mulia.... Yang Mulia.... Yang Mulia...." Putri Hannah hanya bisa menangis dan memanggil Putra Mahkota Jimin terus menerus.

Melihat sikap Putri Hannah, Putra Mahkota Jimin segera mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar dengan seksama, memastikan setiap sudut tidak ada pergerakan yang mencurigakan. Matanya memicing, memeriksa keadaan sekitar dengan teliti, mencoba mengamati jika ada pemandangan di sekitar kamar mereka yang terlihat bergelombang, mengingat cara kerja penculik membawa pergi Putri Hannah meskipun dalam jarak pandang penglihatan yang jelas.

"Ada apa, Putri? Saya disini. Putri ada di istana sekarang, di kamar kita." Putra Mahkota Jimin mengusap punggung Putri Hannah dengan lembut sambil sesekali memberi kecupan pada kepala istrinya.

"Yang Mulia, saya...." Putri Hannah menjauhkan dirinya dari tubuh Putra Mahkota Jimin dan memperhatikan bahwa ada Raja dan Ratu dari 3 kerajaan berbeda yang juga berada bersamanya, begitu juga dengan kehadiran Dojoon. Sorot mata Putri Hannah berhenti pada pasangan Raja dan Ratu dari Taiyo. 

Putra Mahkota Jimin mengikuti arah sorot mata Putri Hannah, memperhatikan istrinya yang tampak sedikit tidak nyaman dengan kehadiran seseorang, "Maaf, Yang Mulia sekalian, Dojoon-ssi, bisa tolong tinggalkan kami sebentar? Putri mungkin merasa sedikit terkejut dengan situasi saat ini." ujar Putra Mahkota Jimin dengan tersenyum hangat, memohon pengertian dari setiap tamu yang menunjukkan perhatiannya pada Putri Hannah.

"Ah, maaf. Kami akan menunggu di ruang tamu, kalau begitu." Ratu Joonhee memberi tanggapan pada permohonan putranya dan memandu setiap orang kembali ke ruang tamu, memberi sedikit privasi kepada Putra Mahkota Jimin dan Putri Hannah.

Setelah pintu kamar berada dalam posisi tertutup, Putra Mahkota Jimin segera mengembalikan perhatiannya kepada Putri Hannah, "Ada apa,  Putri? Ada sesuatu yang ingin Putri sampaikan? Hanya ada kita berdua di kamar ini."

"Yang Mulia, saya mengenali suara pria yang menculik saya." kata Putri Hannah, menundukkan kepalanya dan menyandarkannya pada dada bidang suaminya. Tidak hanya karena dia merindukan kehangatan tubuh Putra Mahkota Jimin, tapi karena dirinya juga masih berusaha menyembunyikan wajahnya yang masih lebam dan bengkak.

"Putri mengenalinya? Katakan pada saya, saya akan segera memasukkannya ke dalam penjara sekarang juga." Putra Mahkota Jimin mengelus puncak tubuh Putri Hannah dan memeluk erat tubuh Putri Hannah. 

Tapi reaksi Putri Hannah sungguh di luar dugaan Putra Mahkota Jimin. Kepalanya menggeleng pelan, menyatakan dia tidak menyetujui tindakan yang akan dilakukan Putra Mahkota Jimin terhadap sang penculik, meskipun dia harus mengalami penganiayaan dan berakhir pada kondisi seperti yang terlihat saat ini.

"Putri tidak ingin saya memenjarakannya? Kenapa? Dia sudah melakukan tindak kekerasan terhadap Putri. Saya harus menghukumnya karena telah membuat istri saya mengalami kekejaman dan kekerasan yang tak pantas istri saya dapatkan." meskipun Putri belum mengatakan alasan keberatannya, Putra Mahkota Jimin tetap bertanya dengan lembut. 

Seharian penuh Putri Hannah menerima perlakuan tidak semena-mena, tidak sepatutnya dirinya sebagai seorang suami kembali memulai perlakuan tidak menyenangkan. Menyatakan argumen keberatan tidak selalu harus dilakukan dengan nada suara tinggi yang mengintimidasi. Dan saat ini, ia hanya ingin memanjakan Putri Hannah.

My Beloved CommonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang