Kisah Mengenai Dojoon

26 2 4
                                    

"Putri Hannah? Putri?!"

Suara Putra Mahkota Jimin terdengar melalui speaker ponsel yang terjatuh.

Pengawal dan pelayan yang mendengar pekik tertahan dari Putri Hannah segera menghampirinya. Pengawal bertubuh besar bergerak mendekati Putri Hannah untuk mengamankan pria yang menutup mulut sang Putri.

Tapi sebelum pengawal tersebut melaksanakan tugasnya, tubuh pria yang membekap mulut Putri Hannah melayang di udara dan mendarat keras dengan punggungnya setelah menerima bantingan dari Putri Hannah.

"A...aw." rintih pria tersebut, memegang pinggang dalam gerakan lambat yang sepertinya mengeluarkan bunyi ketika tangannya diraih Putri Hannah dan tubuhnya melayang beberapa saat di udara sebelum mendarat dengan punggungnya, mengeluarkan suara gedebum yang keras.

"Dojoon?!" pekik Putri Hannah terkejut ketika melihat pelaku yang sekilas terlihat mengancam keamanannya.

"Se...lamat datang, Ya... Yang Mulia." tangan Dojoon melambai lemah, menyapa Putri Hannah.

"Astaga! Maaf, Dojoon-a! Tubuhku refleks melakukan perlawanan." ujar Putri Hannah dengan panik, meraih tangan sahabatnya untuk membantunya berdiri.

"Yang Mulia mengenalnya?" tanya sang pengawal.

"Iya, maaf, sudah membuat keributan. Dia sahabat saya. Mungkin maksudnya ingin memberi kejutan." Putri Hannah menjelaskannya dengan sedikit panik, sesegera mungkin. Sebelum tubuh Dojoon kembali melayang dengan aksi yang sama oleh pengawalnya.

"Maaf, gurauan saya sudah keterlaluan." ujar Dojoon membungkukkan tubuhnya pada pengawal dan pelayan yang bergerak secepat kilat ke sisi Putri Hannah.

"Putri Hannah?! Putri tidak apa-apa?!" suara dari Putra Mahkota Jimin terdengar dari ponsel yang tergeletak di lantai.

"Ah, maaf, Yang Mulia. Tadi itu Dojoon, Yang Mulia ingat? Pria yang waktu itu sempat memaksa saya untuk ikut menemaninya kencan."

"Oh, dia." ujar Putra Mahkota Jimin singkat, cenderung dingin.

"Iya, maaf, Dojoon mencoba menyambut saya dengan memberi kejutan. Saya sempat terkejut dan sedetik kemudian, Dojoon berada di lantai karena bantingan saya." terdengar suara tawa yang ditahan dari speaker ponsel setelah Putri Hannah menjelaskan kondisinya.

"Putri membantingnya?!" tanya Putra Mahkota Jimin tak percaya.

"Selama saya kembali ke Lindsor, Pangeran Benjamin mengajari saya bela diri lagi setelah saya menceritakan mengenai kecelakaan yang saya alami waktu itu. Tubuh saya bergerak dengan sendirinya ketika Dojoon membekap mulut saya tadi."

"Hahaha, baiklah. Sampaikan salam saya pada Dojoon, saya mungkin akan menemuinya nanti saat saya menjemput Putri. Mengingatkannya untuk tidak sembarangan meletakkan tangannya di tubuh tunangan Putra Mahkota." suara yang biasanya terdengar renyah dan riang, tiba-tiba terdengar berat dan berkharisma saat menyampaikan peringatannya.

"Ah, iya......" jawab Putri Hannah. Suaranya mengecil seiring dengan nyalinya yang menciut, mendengar nada peringatan pria yang berstatus sebagai tunangannya.

⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜ ⚜

Putri Hannah melalui hari pertamanya kembali ke kampus dengan aman dan nyaman. Para mahasiswa dan mahasiswi cukup memberikan privasi agar Putri Hannah bisa belajar dengan nyaman. Ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang mendekatinya untuk sekedar berbincang ringan dan berfoto. Dan Putri Hannah pun menanggapinya dengan ramah.

Entah karena wawancaranya beberapa minggu lalu atau alasan lainnya. Semuanya berusaha memperlakukan Putri Hannah seperti waktu dirinya dikenal sebagai Choi Hana. Dojoon bahkan berada di sampingnya terus menerus, seolah melindunginya sebagai seorang sahabat. Meskipun pengawal dan pelayan yang ditugaskan oleh Putra Mahkota Jimin tetap mengikuti Putri Hannah dalam jarak aman.

My Beloved CommonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang