Naruto bagian 3

1K 142 14
                                    

"Maaf kak, apa kak Garaa dan kak Neji saudara?"

"Bukan." jawab kak Garaa kikuk

"Tapi aku kok merasa kalau kak Neji sangat perhatian sama kakak. Ada sesuatu yang lain saat aku melihat kak Neji dan kak Garaa."

"Bagaimana menjelaskannya ya..." kata kak gara menggaruk lehernya. "Emm.... aku sama Neji itu... sepasang kekasih."

Aku bingung dengan yang di katakan kak Garaa. Sepasang kekasih artinya pacaran, tapi kan mereka sama-sama laki-laki.

"Aku baru tau kalau sesama laki-laki bisa menjalin hubungan." jawabku jujur.

"Apa kau jijik dengan hubungan seperti ini?" tanya kak Garaa lirih dan ada kesedihan di matanya.

Aku merasa bersalah telah bertanya begitu. Bodohnya aku. Seharusnya aku tahu kalau hubungan seperti ini memang aneh dan tak perlu di pertanyakan. Aku ikut sedih melihat kak Garaa. Ku raih pangan kak Garaa dan ku genggam erat seraya mengucapakan maaf dengan tulus. Ku lihat kak Garaa menangis dan itu membuatku semakin merasa bersalah.

Entah sejak kapan air mataku juga ikut menetes namun yang aku mau hanya maaf dari kak Garaa saja. Aku tak ingin kak Garaa sedih, hanya kata maaf yang terus meluncur dari bibirku agar kebodohanku ini dapat di maafkan. Kak Garaa merengkuh tubuhku dan memeluk erat. Ku dengar bisikan darinya yang mengatakan gak apa-apa namun aku tetap saja merasa bersalah telah menyakiti hatinya..

Perlahan kak Garaa melepas pelukannya dan menghapus air mataku yang masih terus mengalir. Dia sesekali tersenyum namun aku tak bisa mengontrol air mata ini yang terus saja mengalir. Di sisi lain hatiku sakit dan terus merutuki kebodohan ku dengan pertanyaan yang sangat menyinggung orang sebaik kak Garaa.

"Well, berhenti menangis Naruto. Aku tak marah padamu dan tak pernah terbersit untuk menyalahkan mu. Aku tau hubungan ini masih di anggap tabu dan menjijikan di khalayak umum. Bahkan tak sedikit yang mengatakan kalau orang homo itu harus mati saja. Tapi aku harus bagaimana bila aku mencintai seseorang yang statusnya sama denganku. Meski aku menyukai sesama jenis, hati dan otakku selalu bekerjasama menuntunku kemana aku harus melabuhkan pilihanku ini. Dan aku bertemu dengan Neji, dia pria yang luar biasa."

Aku bisa melihat mata kak Garaa berbinar menceritakan tentang kak Neji. Kini aku mengerti kalau cinta itu tak mesti harus pada kaum Adam Hawa saja. Lalu rasa senang dan nyamanku dekat dengan kak Sasuke juga termasuk cinta.

"Kak!" panggilku lirih karena memang percakapan kita sangat lirih mengingat ada orang yang tengah tertidur lelap.

"Ya Naruto!"

"Kalau rasa nyaman terhadap seseorang juga termasuk cinta?" aku tak mengerti apa yang lucu dari pertanyaan ku yang membuat kak Garaa tertawa kecil.

"Apa kamu merasakan rasa itu? Pada siapa? Apa pada Sasuke?" tanyanya yang masih di selingi tawa kecilnya. Aku mengangguk dan yang aku dapat hanya ucapan lembut di kepalaku. "Pahami dulu Naruto. Tapi yang pasti jantungmu dan hatimu tak akan bisa berbohong meski otakmu selalu mengajak ke arah logika. Karena yang di namakan cinta hanya hati dan jantung yang tau. Kau mengerti?"

Meski otakku sedikit kesulitan mencerna apa yang di katakan kak Garaa aku akan berusaha memahaminya. Aku nyaman dengan kak Sasuke dan aku ingin dia tetap di tempatku sampai kapanpun. Malam semakin larut dan kak Neji datang dengan banyak makanan juga beberapa bantal tambahan untukku. Dan makanan yang di bawa hanya berupa makanan cepat saji yang tersedia di supermarket 24jam. Setelah perut kenyang aku tertidur setelah kak Garaa dan kak Neji pamit pulang.

Pagi sudah menampakan sinarnya tapi aku enggan membuka mata. Berbicara semalaman dengan kak Garaa membuat mataku seperti mendapat lem super lengket. Aku tak peduli lagi tubuhku di goncang aku hanya butuh tidur. Tidur panjang tanpa mimpi tapi ada rasa nyaman. Hangat dan damai hingga membuatku mencari sumber kedamaian itu tanpa ku sadari aku kembali terlelap.

Cinta Kita SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang