Selamat pagi...
Selamat membaca....Setelah mendapatkan perawatan dari Naruto selama sehari semalam kini tubuhku sudah pulih dengan baik. Meski hanya mengonsumsi obat-obatan murah tapi khasiat yang aku dapat cukup baik. Selain itu Naruto sangat teliti dan perhatian dengan setiap luka yang ada di tubuhku. Aku masih di buat tidak percaya kalau tubuh kecil itu mampu bekerja sangat keras. Dia bangun pukul 3 dini hari, mulai dari masak dan membersihkan rumah setelah itu dia berangkat mengayuh sepeda butut menuju entah kemana. Lalu setelah pukul 8.30 dia pulang dengan peluh yang sangat banyak dan bergegas mandi berganti seragam kerja lalu berangkat lagi dan pulang menjelang tepat pukul 6 sore. Sedangkan adiknya tanpa mengeluh dia mandi sendiri dan menyiapkan semua keperluan sekolah sendiri. Dia berangkat dengan sangat riang setelah mengajakku sarapan dengan celoteh khas anak kecil memuji masakan kakaknya yang selalu enak meski menu sederhana.
Menu yang di masak Naruto memang sederhana. Hanya ikan goreng dan sup jamur saja sebagai pendamping nasi tapi aku suka masakan Naruto. Sangat enak bahkan tanpa ku sadari aku menambah satu porsi setelah menghabiskan porsi sebelumnya. Yota sangat senang melihat nafsu makanku. Bahkan dia berkata "sudah berapa hari kakak tidak makan? Apa seenak itu masakan kak Naruto?" aku tak malu mendengar itu justru aku semakin lahap dan memberi senyum pada Yota dan membantu membereskan ruangan yang serba guna ini. Ya ruangan milik Naruto adalah ruangan serba guna, ada satu ruangan kosong sebagai ruang tamu, keluarga dan ruang makan, satu kamar tidur dan kamar mandi serta ruangan kecil sebagi dapur. Di ruangan serba guna ini Naruto memiliki satu sofa usang yang berada di pojokan serta satu meja kecil. Setelah acara makan selesai sofa usang itu sudah kembali ke tempat semua untuk duduk santai menikmati tv yang layarnya sebesar laptop di ruang kerjaku.
Aku masih belum berganti pakaian sejak hari kemarin. Tapi tak masalah, aku tak banyak bergerak jadi pakaian ini tak begitu bau. Aku juga belum mengabari sekertaris ku dan teman-temanku kalau kondisiku tidak baik tapi bagaimana aku mengabari mereka kalau ponsel saja aku tidak ada. Entah bagaimana aku tiba-tiba menuju dapur dan mencuci piring kotor yang tadi bekas sarapanku dengan Yota. Seumur hidup baru kali ini aku mencuci piring dan hasilnya tidak buruk. Lalu mataku melihat kalau di sudut meja dapur ada sapu dan aku mulai membersihkan dapur sebisanya. Dapur Naruto tidak kotor dan hanya debu saja yang ada itupun sangat sedikit. Tak terasa sudah siang dan aku menjatuhkan diri di sofa milik Naruto. Tak berselang lama pintu terbuka dan Naruto pulang dengan kantong belanja berisi sayur dan bahan masakan. Aku menghampiri untuk membantu namun dia mencegah dengan alasan lukaku harus benar-benar pulih. Naruto terus menata semua yang dia bawa ke kulkas dan mengeluarkan kantong plastik hitam dan menyerahkannya padaku.
"Tuan mandi dan pakailah ini. Aku beli yang ukurannya besar di pasar karena aku melihat tadi ada baju dan celana dengan potongan harga setengah." Aku menerima pemberian Naruto dan bergegas menuju ke kamar mandi. Persetan dengan baju murah atau rombeng sekalipun yang terpenting niatan Naruto telah baik memberiku baju di tengah ekonomi yang sangat minim. Aku keluar dengan baju yang di belikan Naruto. Kaos berwarna gelap serta celana panjang yang pas menyatu dengan tubuhku. Sangat nyaman meski harganya murah dan warna gelap adalah warna kesukaanku. Aku menemui Naruto yang sudah berganti seragam dengan kaos santai serta celana sebatas lutut yang menambah kesan imut dan mungil di dirinya. Dia tersenyum melihatku memakai kaos yang dia belikan dan aku terpana melihat senyuman itu yang begitu manis dan meneduhkan.
"Kau sudah pulang kerja?" tanyaku penasaran karena kemarin dia pulang menjelang malam dan ini masih cukup siang. "Aku ijin hari ini untuk ke sekolah Yota untuk membayar semua keperluannya. Apa tuan sudah baikan?" aku hanya bergumam menjawab pertanyaan Naruto lalu duduk di sofa dan menyalakan tv. Naruto datang membawa teh di teko kecil dan duduk di sebelahku meski ada jarak. Dia menuang teh dari teko ke cangkir kecil dan menyerahkannya padaku. Aku menerima dan menyesap teh buatannya. Hangat itulah yang aku rasakan saat teh itu mengalir di tenggorokanku. Naruto tersenyum dan ikut minum teh yang dia tuang sendiri di cangkirnya. "Ini teh jahe tuan. Baik untuk tubuh setelah beraktifitas dan memulihkan kesegaran tubuh dari berbagai sakit maupun cidera. Aku mempelajari ini dari mendiang bunda Karin yang dulu mengasuh kami di panti asuhan. Bunda sangat baik padaku bahkan memberikan marganya untuk namaku." Aku mengerutkan kening karena penasaran akan jalan hidup Naruto bagaimana bisa dia ada di panti asuhan. Sebelum aku bertanya ternyata Naruto paham dan mulai menceritakan kisah hidupnya. "Tuan pasti penasaran dengan jalan hidupku. Kata bunda aku di temukan di dalam kotak kardus tepat di pintu gerbang panti saat pagi buta. Aku saat itu baru berusia 5 hari dengan selembar kain yang bertuliskan namaku serta kalung ini." Naruto menunjukan kalung berbentuk lingkaran dengan motif yang cukup unik.
"Sejak saat itu bunda merawat dan membesarkan ku penuh kasih sayang bahkan menolak siapa saja yang ingin mengadopsi ku karena bunda menganggap aku anak kandungnya sendiri dan memberi marga pada namaku Uzumaki dari nama bunda Uzumaki Karin. Lalu saat aku baru lulus sekolah junior, bunda sakit keras dan meninggal. Aku tak tahu bunda menderita selama ini. Dia selalu saja tersenyum dan memberikan kasih sayang yang besar padaku dan adik-adik panti lainnya. Setelah meninggalnya bunda, pihak perintah mengambil semua adik-adik panti untuk di letakan di panti asuhan lain. Aku menolak tawaran pemerintah dan memilih hidup mandiri tapi tidak sendiri. Yota ikut denganku dengan alasan dia tak mau tinggal di panti asuhan dan ingin selalu bersamaku. Jadilah saat ini aku bekerja untuk hidupku dan Yota. Tapi aku senang menjalani hidup seperti ini. Setidaknya aku tidak sendirian dan aku berjanji akan menyekolahkan Yota setinggi mungkin agar kedepannya bisa hidup lebih baik dariku."
Aku salut dengan kehidupan Naruto. Tak ada pancaran kesedihan dari setiap ceritanya, justru dia sangat bangga dan senang menerima ini semua. Aku mengusap lembut rambut Naruto dan memberikan semangat kecil melalui usapan lembutku. Dia tersenyum dan berterimakasih. Aku teringat kalau aku belum memberi kabar pada yang lain dan dengan hati-hati aku bertanya apa dia punya ponsel dan ternyata dia punya ponsel tapi sangat lama. Ponsel tipe lama yang hanya bisa menerima telpon dan pesan singkat saja.
Aku mulai mengetik nomer Shikamaru dan mulai menghubunginya. Setelah terdengar bunyi tut tiga kali baru panggilan terangkat. "Siapa ini?" tanya seseorang di ujung telpon yang ku hafal suara Shikamaru. "ini aku Sasuke." Seketika makian dan nama binatang sekebun binatang meluncur mulus dari bibir Shikamaru. Aku sadar keberadaanku tanpa kabar dan hanya meninggalkan mobil setelah menghubungi montir membuat siapa saja kalang kabut. Kata "maaf" meluncur mulus di bibir ku yang seakan kata itu adalah kata emas yang jarang aku keluarkan dan kali ini Shikamaru mendengar aku meminta maaf dengan sangat tulus membuat diri berhenti mengoceh dan menanyakan dimana saat ini aku berada. Aku memberitahu alamat Naruto setelah meminta ijinnya. Tak lupa aku meminta Shikamaru mengisi pulsa Naruto dan membeli beberapa barang termasuk ponsel dan tv. Ini hanya hal kecil yang bisa aku lakukan untuk menebus kebaikan dirinya menolong diriku tanpa pamrih.
Tinggalkan jejak ya bila cerita ini hambar atau bagaimana.😉☺️
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kita Satu
RomanceNaruto atau Uzumaki Naruto adalah seorang remaja yang besar di panti asuhan. Dia di temukan di depan gerbang panti oleh pemilik sekaligus pengelola. Naruto di temukan di dalam kotak kardus hanya dengan sehelai kain tipis yang menyelimuti tubuh mungi...