Sasuke bagian 6

1K 134 19
                                    

Mengetahui Naruto kecelakaan membuat dadaku sesak. Neji sudah menceritakan segalanya dan saat ini kondisi Naruto jauh lebih baik. Dua hari lagi di ijinkan pulang dan aku sangat senang. Aku sudah keluar dari Uchiha dan bekerja di perusahaan yang ku rintis sendiri tapi tidak memimpin di perusahaan ini. Aku tak ingin orang tuaku tau kalau aku memiliki perusahaan di luar uchiha.

Semua teman-temanku juga mengikuti jalanku, mereka juga ikut masuk kerja di perusahaan rintisan ku. Hal ini membuat Yamato kalang kabut menempatkan posisi yang cocok untuk semua. Aku meminta Yamato di bagian keuangan karena aku ingin memantau langsung keuangan yang keluar masuk di dalam perusahaan ini. Sedangan yang lain terserah Yamato dan yang aku tahu Neji di bagian pemasaran, Lee di bagian gudang dan Shikamaru sebagai sekertaris Yamato sementara Tenten di minta Lee untuk tetap di Uchiha sebagai mata-mata apakah orang tua Sasuke masih peduli atau tetap pada egonya.

Setelah jam pulang aku bergegas ke rumah sakit di temani yang lain. Aku berencana mengajak Naruto pindah dari tempat tinggalnya setelah keluar dari rumah sakit. Aku ingin tempat yang lebih luas untuk semua terutama untuk Naruto dan Yota. Sesampainya di ruangan Naruto aku melihat dia tengah di periksa oleh dokter di temani Garaa dan Yota.

Terlihat sangat serius dokter menangani Naruto dan itu membuatku ikut tegang apakah ada hal serius yang terjadi padanya. Tak berselang lama senyum lega dari wajah dokter membuatku ikut menghembuskan nafas lega.

"Kondisi tuan Naruto sangat baik. Luka di punggungnya tinggal pemulihan saja."

"Terimakasih dok."

"Sama-sama tuan Naruto. Dan anda bisa bilang sesuai jadwal 2 hari lagi. Pesan saya jangan melakukan kegiatan berat seperti mencuci baju manual, mengangkat beban berat dan juga mengerjakan pekerjaan rumah yang terlalu menguras tenaga. Selain itu makannya di atur sebaik mungkin."

"Iya dokter. Akan saya turuti semua perintah dokter."

"Baiklah pemeriksaan selesai, saya akan kembali memeriksa pasien lain. Jangan lupa obatnya di minum agar cepat pulih. Selamat petang dan permisi semua."

"Terimakasih dokter." balas Naruto dan yang lain termasuk diriku.

Aku masuk ke dalam setelah dokter keluar dan menghampiri Naruto. Ku lihat dia tersenyum manis menyambut kedatanganku selayaknya istri yang menyambut suaminya pulang. Ah apa yang aku pikirkan ini.

"Kak Sasuke sudah pulang dari tadi?" tanyanya saat aku duduk di samping bangkarnya.

"Tidak. Aku baru saja sampai saat kau diperiksa dokter. Senang ya bisa pulang." godaku

"Tentu saja. Aku sudah sangat tidak nyaman di sini lama-lama meski tempat ini lebih baik dari tempat sewaku."

"Emm... Naru ada yang ingin aku sampaikan."

"Apa itu kak?"

"Maukah kamu dan Yota pindah ke apartemen milikku?"

"Tapi apa tidak menyusahkan kak Sasuke?"

"Sama sekali tidak Naruto. Pindahlan ke tempatku Naruto. Aku ingin yang terbaik untukmu dan Yota." pintaku sedikit memaksa.

"Coba kak Sasuke tanya Yota. Kalau Yota mau aku bisa apa." perintahnya yang langsung aku panggil Yota.

"Yota!"

"Ya kak!"

"Mau pindah ke apartemen milik kakak?"

"Asal tidak membebani kak Sasuke aku tidak masalah, tapi bagaimana dengan kak Naruto?"

"Dia akan ikut kamu."

"Kita pindah ke apartemen kak Sasuke saja ya kak sementara. Dengan kondisi kakak yang seperti ini sudah pasti kakak tidak bisa membayar uang sewa tempat lama kita." ucap Yota ke Naruto.

Ku lihat Naruto mengangguk setuju dan aku meminta Yota untuk berkemas esok dan barang akan di ambil oleh Lee di bantu Shikamaru. Lee dan Shikamaru pamit untuk membeli makan malam mengingat waktu semakin gelap. Neji dan Garaa masih setia berbincang bersama Yota entah apa yang mereka bicarakan karena terlihat asik si selingi canda tawa. Aku menatap Naruto yang tertidur akibat obat yang dia minum. Ku belai surai kuningnya dengan lembut dan ku amati setiap jengkal wajahnya yang terlihat lebih tirus. Tanda lahir yang ada di pipinya menambah kesan imut selain dari bibir dan mata birunya yang indah.

Aku terlanjur terpesona oleh pesona Naruto baik dari fisik maupun hatinya. Dia yang dewasa sebelum waktunya juga senyum manis yang tak pernah luntur dari bibirnya membuat siapa saja nyaman berada di dekatnya. Shikamaru dan Lee sudah kembali dengan tiga kantung berisi makanan. Yota tampak antusias memilih makanan setelah memasukan semua buku tugas dalam tas sekolahnya.

"Wah ini terlihat enak sekali." ucapnya antusias di sambut usapan sayang dari Lee.

"Makan yang banyak biar lekas besar dan membatu kakakmu." tutur Lee di angguki semangat Yota.

"Iya tuan. Aku akan makan banyak biar cepat besar dan kuat untuk kak Naruto."

"Sudah berapa kali di kasih tahu jangan panggil tuan masih saja memanggil tuan." omel Shikamaru

"Maaf tu...eh kak, belum terbiasa."

"Biasakan." perintahku mutlak. Yota mengangguk lalu fokus ke makanannya. Aku mengambil chicken katsu dan mulai memakannya. Aku melirik Neji dan Garaa yang tampak santai dengan kesibukan mereka sendiri. Saling suap-suapan dan bermesraan membuatku iri.

"Bisakah kalian berhenti dulu bermesraan. Apa tidak kasihan sama yang jomblo ini?" pinta Shikamaru yang di hadiahi tatapan menusuk dari Neji.

"Itu urusan yang jomblo. Aku tidak mau tau." balas Neji cuek tapi tidak dengan Garaa yang malu terlihat wajahnya sudah merah seperti kepiting rebus.

Semua tertawa kecuali Yota yang belum mengerti apa yang mereka bicarakan atau lebih tepatnya tidak mau tahu. Setelah jam istirahat malam selesai aku memutuskan kembali ke kantor meninggalkan Naruto di ruang inapnya bersama Yota. Setelah menempuh perjalanan yang tidak macet aku sampai di perusahaan dan di sambut Yamato.

"Sasuke!" panggil Yamato menyerahkan berkas bermap biru.

"Apa ini?"

"Data mengenai dirimu dan pertunanganmu yang di selenggarakan oleh ibumu. Kali ini Namikaze juga menyetujui karena putri sulungnya sangat tergila-gila padamu."

Aku mendesah lelah lalu melirik Yamato. "Apa kau tak punya kenalan yang bisa menghapus jejak ku?" keluhku padanya.

"Ada. Namanya Kakashi beliau adalah kenalanku di Suna dan salah satu pemimpin Yakuza terbesar disana."

"Apakah dia bisa membantuku?"

"Aku akan menghubungimu. Kau tenang saja dan bekerjalah dengan baik, aku disini membantumu segenap raga dan nyawa."

"Terimakasih Yamato, aku bersyukur mengenalmu."

"Kau salah Sasuke, aku lah yang beruntung karena berkatmu aku masih ada di sini."

Aku dan Yamato kembali keruangan, sesampai di ruangan ku, aku membuang map pemberiannya yang berisi seluruh data tentang pertunangannya dengan Shion putri sulung keluarga Namikaze. Aku mengusap wajahku kasar memikirkan semua ini. Aku tak habis pikir kenapa ibuku selalu berbuat semaunya sendiri. Aku berharap Yamato bisa membantuku untuk memalsukan segala identitasku. Harapanku besar akan hal itu.














Sekedar info typo dimana-mana...
Terimakasih.

Hany haibara

Cinta Kita SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang