Kediaman Namikaze Dan Kondisi Uchiha

1.1K 139 15
                                    

Naruko kalang kabut karena tak bertemu dengan Naruto selama beberapa 3 bulan ini. Perasaannya sangat kacau bahkan pengantar koran adalah orang baru yang sama sekali tak mengenal Naruto. Dia saat ini berada di dapur mengambil seluruh persediaan buah stroberi dan melahapnya. Minato yang melihat putri bungsunya uring-uringan akhir-akhir ini merasa curiga. Apa yang membuat putri tomboy nya ini sampai seperti ini. Setahunya kekasih Naruko selalu memperlakukannya dengan baik.

Minato mendekati putrinya yang masih asik makan buah asam manis itu. Kegemaran itu dia dapat dari kebiasaan Kushina saat hamil yang senang sekali makan buah asam terutama stroberi dan lemon. Minato ingat saat hamil dulu dokter mengatakan kalau bayi mereka kembar tapi saat melahirkan putranya tak tertolong karena memiliki kelainan jantung. Bahkan jasadnya pun baik Minato dan Kushina sama-sama belum melihat. Seluruh pemakaman bayinya di urus oleh keluarga Kushina. Andai putranya masih hidup pasti hidup Naruko tak akan kesepian. Begitulah pemikiran Minato.

"Memikirkan apa sayang?" tanya Minato setelah puas menatap putrinya.

"Ah ayah! Sejak kapan ada disini?"

"Sudah lama. Kau saja yang tidak menyadari ayah ada disini."

"Ah maaf ayah... Naru hanya sedang bingung karena teman baru Naru tidak ada kabar. Naru merindukannya ayah..."

"Emmm.... kenapa tidak kau telpon saja sayang?"

"Sayangnya nomer yang dia berikan sudah tidak aktif ayah!" gerutu Naruko.

"Benarkah? Kalau boleh tahu siapa tadi nama teman putri ayah?"

"Ruto ayah, namanya Naruto, hampir sama dengan namaku bukan? Naruto dan Naruko."

Minato yang mendengar nama itu sontak terkejut pasalnya nama itu adalah nama yang akan dia berikan ke mendiang putranya. Naruko yang tak menyadari perubahan wajah ayahnya kembali bercerita mengenai Naruto yang dia tahu.

"Bukan hanya nama saja ayah bahkan fisik kita seperti kembar siam. Dia juga berambut pirang, punya tanda lahir di pipi, tinggi nya sama denganku hanya lebih tinggi dia sedikit. Iya hanya sedikit gak banyak."

"Emmm..... Naru!" panggil Minato pelan.

"Ya ayah!"

"Kalau kamu sudah bertemu dengan Naruto, katakan ayah ingin bertemu dengannya?"

"Benarkah?" tanya Naruto riang dan di balas anggukan Minato. "Yohs.... Naru akan menemui Naruto besok di tempat kerja siapa tahu Naru bisa bertemu dengan Ruto. Naru sudah tidak sabar."

"Jangan lupa ajak Sai. Ayah tak akan tenang kalau kau tak mengajaknya."

"Sip!"

Dan perbincangan antar anak dan ayah berakhir sampai di situ dengan keputusan Minato yang begitu penasaran dengan sosok Naruto. Apakah dugaannya benar kalau Naruto yang di bicarakan Naruko adalah putranya atau hanya sekedar mirip saja. Tapi insting Minato mengatakan kalau Naruto yang di maksud Naruko adalah Narutonya meski putranya di nyatakan meninggal dunia tapi Minato tidak percaya mengingat saat pemakaman hanya keluarga sang istri yang mengurus pemakaman dan meminta Minato menemani Kushina pasca melahirkan. Selain itu yang membuat Minato tambah yakin adalah keluarga utama yang menunjukan betapa bencinya keluarga utama Uzumaki pada orang tua Kushina.

Di tempat lain dalam keluarga Uchiha Fugaku, Mikoto di buat pusing dengan menghilangnya Sasuke. Jejaknya sempat di ketahui dimana dia tinggal di sebuah apartemen mini yang kumuh tapi setelah di datangi apartemen itu selalu kosong tak berpenghuni.

"Kenapa kau tak mau mengikuti apa kata orang tuamu Sasuke? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan keturunan Uchiha kelak."

Namun semua keluh kesah Mikoto tak pernah membuat dirinya sadar jika kedua putranya sama sekali tak bahagia dengan aturan yang dia buat. Fugaku yang kembali turun tangan di perusahaan di buat kuwalahan akibat tender besar yang di tangani Sasuke semua lepas. Banyak para kolega di buat kecewa karena semua presentasi yang di sampaikan Fugaku tak semenyakinkan Sasuke. Terlebih lagi datangnya berkas yang berisi semua kepemilikan Sasuke dengan laporan Sasuke mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan diri dan jasadnya akan di kirim esok pagi.

Dunia Fugaku sudah hancur. Putra sulungnya memilih pergi dan entah kemana dan kini putra bungsunya memilih mengakhiri hidupnya. Fugaku tak punya tenaga lagi melihat semua berkas yang baru dia dapat ini. Di saat dia menjatuhkan diri memeluk foto Sasuke, Mikoto datang dan terkejut melihat Fugaku menangis memeluk bingkai foto Sasuke.

"Suamiku! Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Mikoto panik karena selama sisa hidupnya bersama Fugaku baru kali ini melihat Fugaku terpuruk hingga menangis.

"Sa... hiks.... Sasu....ke.... pergi hiks...."

"Iya aku tahu Sasuke pergi dari rumah dan kita akan mencari dan membawanya pulang!" kata Mikoto meninggikan suaranya.

Tak ada jawaban dari Fugaku hanya tangis pilu yang terdengar membuat Mikoto bingung. Mikoto lantas berdiri dan melihat isi ruangan di depan suaminya ada box berisi semua milik Sasuke dan sebuah surat bertanda sebuah rumah sakit ternama di Suna. Mikoto mengambil amplop itu dan mulai membaca seluruh isinya. Setiap bait di baca dengan seksama dan sebuah kalimat singkat yang menyatakan Sasuke meninggal dunia membuat pandangan Mikoto perlahan memudar. Mikoto akhirnya jatuh pingsan tanpa ada topangan dari siapapun. Fugaku yang menyadari istrinya pingsan berteriak sekencang mungkin memanggil siapa saja.

Tenten yang pertama datang segera menghubungi ambulan dan meminta scurity membawa tubuh Mikoto dan Fugaku. Setelah memastikan Fugaku dan Mikoto di bawa ke rumah sakit Tenten kembali keruangan Fugaku dan melihat sekeliling. Tenten tahu apa yang terjadi karena Lee memberi tahunya. Dengan gesit Tenten menutup pintu dan mengunci lalu merapikan seluruh ruangan. Melihat ruangan sudah rapi Tenten menghubungi seseorang di seberang.

"Ya Tenten."

"Tuan dan nyonya sudah menerima kabar kematian Sasuke dan beliau kini tengah tak sadarkan diri dan di bawa ke rumah sakit NU."

"Awasi terus dan laporkan semua yang terjadi. Lee yang akan mengisi kekosongan perusahaan itu."

"Aku mengerti. Jaga dirimu Sasuke, aku tak tahu bagaimana kau bisa melakukan ini. Tapi ku rasa ini sedikit berlebihan."

"Tidak ada yang berlebihan untuk menyadarkan kedua orang yang tengah egois dan mabuk harta."

"Baiklah, aku akan melaporkan seluruh yang terjadi. Salam untuk semua."

"Terimakasih Tenten."

"Sama-sama. Bahagia lah kau dengan bocah kuning itu."

"Hn."

Tenten kembali ke ruangannya setelah seluruh percakapannya dengan Sasuke terputus. Tenten hanya bisa berdoa semoga ini yang terbaik untuk keluarga Uchiha. Biar bagaimanapun keluarga Uchiha sudah sangat berjasa menolong hidup keluarganya meski semua campur tangan Sasuke.

Di rumah sakit Fugaku hanya menunjukan tatapan kosong, sementara Mikoto teriak memanggil nama Sasuke dan terus berucap maaf tiada henti. Itachi yang mengetahui kabar itu segera meluncur ke rumah sakit menemu kedua orang tuanya. Saat pertama membuka pintu ruangan Fugaku sang ayah Itachi di buat terkejut dengan serangan pelukan erat dan tangisan pilu Fugaku. Itachi berusaha kuat untuk meyakinkan sang ayah kalau ini yang terbaik dan harus berlapang dada. Kata-kata bijak tak henti meluncur mulus dari bibir Itachi meski dirinya sendiri terguncang mengetahui kenyataan Sasuke meninggal dunia. Ingin sekali Itachi teriak sekencang-kencangnya tak terima kepergian Sasuke tapi dia harus kuat demi kedua orang tuanya.

Setelah memastikan kondisi Fugaku tenang akibat suntikan penenang kini Itachi menghampiri ruang sang ibu dimana Mikoto telah tertidur akibat pengaruh obat penenang. Dokter yang baru saja menyuntikan cairan itu menghampiri Itachi.

"Kedua orang tua anda sangat terguncang dengan berita ini. Ku harap kau sabar merawat mereka berdua."

Itachi menjatuhkan tubuhnya di kursi sebelah bangsal Mikoto. Air matanya tak bisa berhenti mengalir meratapi nasib yang di alami keluarganya. Inikah hukuman yang Tuhan berikan kepada kedua orang tuanya atas perbuatan mereka? Sungguh Itachi tak mengharapkan hal ini, terlebih baru beberapa Minggu yang lalu Sasuke menemuinya dan berbincang ringan di selingi senda gurau yang sangat jarang mereka lakukan. Tuhan inikah jalan yang harus kau ambil untuk menyadarkan kedua orang tuaku? Batin Itachi sendu menatap kamar kedua orang tuanya dari luar. Namun di lubuk hati Itachi paling dalam dia mempercayai kalau Sasuke masih hidup meski ada jasad dengan tes DNA yang sangat akurat.


































Pinginya libur sampai lebaran tapi gak tega....
Dan buat ceritaku yang sebelah kemungkinan besar up setelah lebaran mengingat note yang berisi alur cerita nyelip dimana dan belum ketemu. Maaf ya.....

Cinta Kita SatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang