Malam ini Jihye memilih untuk menyeduh teh hangat pada cuaca yang dingin. Berjalan dengan kaki telanjang keluar dari dapur, Jihye kemudian memasuki kamar-kamar anaknya untuk melihat mereka telah tertidur dengan pulas.
Gyeom telah memiliki kamarnya sendiri yang baru saja selesai dirombak sebagus mungkin sesuai dengan keinginan anak itu. Sebab Gyeom dan Gail sama-sama memiliki kebiasan tidur dengan posisi dan gerakan luar biasa mengerikan. Jadi, pilihan terbaik adalah memisahkan mereka.
Pernah saat itu kepala Gyeom berada di kaki Gail. Hanya saja, kaki Gail berada di atas wajah Gyeom dengan tangan memeluk kaki sang adik.
Sementara Chloe tetap dibiarkan tidur bersama kakak pertamanya. Memeluk Gukie dengan nyaman seolah hanya Gukie lah teman tidur yang Chloe percayai.
Setelah mengecek seluruh kamar anaknya, Jihye keluar dan mematikan lampu ruang santai, ruang tamu, serta ruang makan dan ruang dapur.
Refleks mendongak ketika mendapati sang suami menuruni anak ranjang seraya memijat pangkal hidung dan menghampirinya yang setia berdiri tak jauh dari pintu kamar mereka.
Jungkook mengecup pipi Jihye, tangannya mengusap punggung sang istri. "Matikan lampu taman, Mom." Jihye segera mematikannya. Saat sang wanita melangkah lebih dulu memasuki kamar, Jungkook spontan menepuk pantat istrinya.
Dengan gaun tidur satin seperti yang sedang Jihye pakai saat ini, membuat pantat Jihye menggoda Jungkook.
Kemudian keduanya menaiki ranjang usai menyalakan AC. Jihye menyandarkan punggung pada headboard sementara Jungkook tidur telentang di samping sang istri sambil sibuk menonton acara berita cuaca.
"Dad," panggil Jihye.
"Apa, Mom?"
Jihye menyeruput tehnya, kemudian meletakkan cangkir tersebut ke atas lemari nakas sebelum ikut merebahkan tubuhnya di samping Jungkook. Memeluk perut telanjang sang suami, lalu mengecup ketiak Jungkook sebab lengan kanan pria itu dilipat untuk dijadikan bantalan kepalanya sendiri.
Tangan Jihye mengusap perut Jungkook sebelum berkata, "Sudah lama tidak pergi berdua. Sepertinya kita tidak pernah ada waktu untuk berpacaran di luar." Jungkook paham akan maksud Jihye. Jihye lantas menopang kepalanya dengan lengan kiri yang dilipat ke atas, menatap Jungkook seraya menggigit bibir bawahnya. "Tidak ingin keluar berdua? Besok sore, mungkin?"
"Kau mau kita pergi berdua?" tanya Jungkook sontak membuat Jihye mengangguk. Sang istri segera kembali memeluk Jungkook, kepalanya sengaja diletakkan di atas lengan kekar Jungkook yang masih terlipat di bawah kepala sang suami.
Jihye mengecupi pipi Jungkook. Merapikan surai sang suami yang sangat mengganggu sebab menutupi kening Jungkook. "Mau, ya?"
"Terus anak-anak bagaimana? Babysitter 'kan sedang libur. Bibi Han juga," ujar Jungkook.
"Titipkan pada nenek dan kakek bagaimana? Atau kita titipkan ke rumah Seolbi? Seolbi 'kan belum mulai bekerja lagi. Lagi pula, ada Gukie yang menjaga mereka."
Jungkook tersenyum—merasa keanehan. "Tumben kau mau meninggalkan anak-anak? Padahal biasanya cerwet," ucapnya.
Sang istri menunjukkan cengirnya sebelum kembali mengecup lama pipi Jungkook. Sejenak membiarkan bibirnya tetap menempel pada pipi sang suami, Jihye kemudian menjawab, "Sekali-sekali aku juga butuh waktu berdua denganmu, Daddy. Aku di rumah nyaris 24 jam setiap hari. Keluar dari rumah hanya untuk menjemput Chloe sekolah atau mengantar Gukie latihan saat Paman Go menjemput Gail dan Gyeom. Kau juga selalu bekerja, dan kita hanya punya waktu berdua di dalam kamar seperti sekarang. Apa kau tidak ingin membawa istrimu jalan-jalan saat sedang hamil begini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria II
FanfictionKehidupan keluarga Jeon yang satu ini benar-benar memusingkan, tapi juga menggemaskan karena tingkah konyol para jagoan Jeon, juga sang ayah yang tentunya tak bisa lepas dari Jihye. Jeon Gukie masih tetap menggilai Thor, hingga di usia 14 tahun wakt...