Sore digantikan oleh malam dalam waktu singkat. Jihye baru saja selesai membersihkan ruang makan setelah makan malam usai.
Kemudian wanita itu berjalan menuju kamar anak pertamanya seraya mengikat rambut.
"Oppa ..." Gukie yang rupanya sibuk memainkan ponsel, kini menatap ke arah sang ibu. Anak 14 tahun itu sedang duduk di sofa kamarnya. "Besok temani Mommy beli sepatu, ya?"
Gukie refleks menatap kaki telanjang sang ibu. "Mommy mau beli sepatu apa? Mau Goo pilihkan?" Gukie menyandarkan kepala ke bahu ibunya, kemudian membuka situs yang menampilkan sepatu-sepatu mahal. "Ini bagus, Mom."
"Mommy mau beli high heels boots. Sebentar lagi 'kan kita mau liburan," jawab Jihye. Mata wanita itu mengarah pada layar, lalu menunjuk salah satu produk sepatu tersebut. "Ini bagus. Cocok tidak untuk Mommy?"
Gukie lekas menggeleng. "Cocoknya untuk anak muda." Jawaban anaknya membuat Jihye mengerucutkan bibir.
"Mommy masih muda, tahu!" Jihye lekas menyingkirkan kepala anaknya. "Besok Mommy jemput sekolah. Setelah itu kita ke mal, oke?"
"Adik-adik bagaimana?"
"Kan sudah ada babysitter, Goo. Mau? Besok Mommy belikan sepatu kalau mau menemani Mommy."
Gukie menaikkan salah satu alisnya. "Memangnya daddy mengizinkan Mommy menyetir?" tanya anak itu ragu.
Jihye mengangguk. "Mommy ini pintar merayu, tahu. Pasti boleh. Daddy 'kan cinta mati pada Mommy. Kalau melarang Mommy, biar Mommy tinggal saja. Bagaimana, Goo?" Gukie menatap sang ibu geli, membuat Jihye terkekeh dan segera mengacak surai anaknya. "Jangan tidur terlalu malam. Cepat letakkan ponselnya atau daddy akan memberi hukuman!" seru Jihye seraya berjalan keluar dari kamar Gukie.
Wanita Park itu sontak memasuki kamarnya dan mendapati sang suami tengah mandi tanpa menutup pintu kamar mandi.
Jihye masuk ke dalam kamar mandi. Maniknya melirik meja wastafel di mana ponsel Jungkook berada di sana. "Kau mau mandi atau apa? Kenapa membawa ponsel ke kamar mandi?" tanya wanita itu seraya menatap sang suami yang sibuk membersihkan busa sabun di bawah pancuran air.
Jungkook menghampiri sang istri. Mengecup bibir Jihye lalu mengeringkan badannya dengan handuk putih di lemari handuk yang terletak di dekat meja wastafel.
Saat Jungkook fokus memakai celana, Jihye meraih ponsel tersebut dan membukanya manakala ada pesan masuk yang mampu menarik perhatian matanya.
[Sekretaris: Tuan Jeon, terima kasih sudah mengantar saya pulang. Besok jasnya saya kembalikan dalam keadaan kering.]
Jihye mengernyit. "Kau pulang telat karena apa?" tanyanya masih dengan atensi mengarah pada layar ponsel.
Jungkook mengeringkan rambut dengan handuk. "Mengantar sekretarisku pulang," jawabnya jujur.
Wanita itu mengangguk karena sang suami tidak berbohong. Hanya saja, Jihye mendadak dibuat marah manakala ada pemberitahuan masuk di akun sosial media Jungkook. Sekretarisnya mengomentari foto terbaru Jungkook bersama Gukie; "Tuan Jeon tampan sekali!".
Jihye merasa ada sesuatu antara sang suami dengan sekretaris cantik tersebut. Jihye meletakkan ponselnya ke atas meja wastafel.
Berjalan keluar, wanita itu lekas berkata, "Malam ini kau tidur saja di ruang santai."
Jungkook menghentikan aktivitasnya. "Kenapa?!" tanyanya tidak terima. "Tidak mau. Kenapa juga aku harus tidur sendirian di sana."
Meraih ponselnya, Jungkook segera menghampiri sang istri. "Mom ... ada apa? Kau hamil?" Wanita itu menggeleng. "Lalu ada apa? Kenapa mendadak diam?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria II
FanfictionKehidupan keluarga Jeon yang satu ini benar-benar memusingkan, tapi juga menggemaskan karena tingkah konyol para jagoan Jeon, juga sang ayah yang tentunya tak bisa lepas dari Jihye. Jeon Gukie masih tetap menggilai Thor, hingga di usia 14 tahun wakt...