Siang ini, sebelum menjemput Gukie di sekolah anak itu, Jihye memutuskan untuk mampir ke perusahaan Jungkook.
Menggunakan kemeja putih dengan celana jeans ketat yang membalut kakinya, Jihye kemudian berjalan memasuki kantor. Pun karyawan Jungkook refleks membungkuk sopan manakala melihat Jihye datang dengan senyum lebar ya ia lemparkan.
"Selamat siang, Nyonya Park."
Jihye mengangguk seraya tersenyum. "Selamat siang!" jawabnya sopan.
Setelah tepat berada di depan pintu ruangan Jungkook, wanita itu mengetuk pintu lalu terdengar suara Jungkook berteriak menyuruh masuk.
Mendorong pintu, Jihye langsung mengumbar senyum ke arah sang suami yang menatapnya terkejut sebab Jihye tidak memberi kabar apa pun soal kedatangannya. Sementara itu, sekretaris Jungkook yang tak lain dan tak bukan adalah Aera kini berdiri lalu membungkuk sopan sambil melempar senyum manis.
"Selamat datang, Nyonya Park," sambut Aera kemudian menyingkir dari posisinya yang berada tidak jauh dari Jungkook yang sedang duduk saat ini.
"Terima kasih, Aera-ssi." Jihye melangkah mendekat, menciptakan suara ketukan pada heels yang ia kenakan di atas lantai. Wanita itu lekas meletakkan paper bag berisi kotak makan untuk makan siang sang suami. "Aku masak banyak untukmu. Ada kue beras pedas, ayam goreng mentega, bulgogi, nasi goreng, dan udang rebus keju."
Jungkook bertepuk tangan manakala Jihye mengeluarkan kotak makan yang ia bawa. "Pasti lezat sekali!" ujar Jungkook senang. "Kebetulan ini sedang jam istirahat makan siang."
Menyantap udang rebus, Jungkook lalu menatap Jihye dan mengacungkan ibu jarinya. "Sesuai prediksiku. Ini sangat enak!" katanya. "Aera, makanlah ini. Kau juga belum makan siang, 'kan?"
Jihye sejenak terdiam. Mengembuskan napas jengkel dengan satu alis mengedik sempurna. Sialnya, Aera benar-benar melangkah mendekat dan menerima kotak makan pemberian Jungkook.
Jihye hanya diam dan tak mau menghentikan apa yang suaminya lakukan. Kemudian wanita itu melirik ke arah tangan Jungkook. "Tanganmu masih sakit?" tanya Jihye pada sang suami.
Jungkook menggeleng tanpa menoleh sebab terlalu fokus menyantap makanannya. "Ini sangat enak, Mom. Kau benar-benar handal dalam memasak!" Pria itu lalu menatap Aera yang sedang makan di atas sofa untuk tamu. "Aera, masakan istriku enak, 'kan?"
Aera mengangguk. "Enak, Tuan Jeon."
Jihye kemudian duduk di seberang Jungkook—terpisahkan oleh meja kerja cukup besar milik sang suami. Menopang dagu dengan pandangan mata lurus ke arah Jungkook yang menyantap masakannya tergesa-gesa dan terlalu lahap.
"Pelan-pelan," ujar Jihye. "Entah kenapa suasana hatiku sedang tidak baik-baik saja sekarang. Jadi, kau pilih tidur di luar malam ini atau kukeluarkan seluruh pakaianmu dari dalam lemari?"
Jungkook sontak terbatuk. Mengenai suasana hati sang istri yang tidak baik, Jungkook tahu betul itu pasti karena dia menawari Aera masakan dari Jihye. Itu semua terjadi lantaran ada Aera yang berdiri di sana menyaksikan Jungkook menikmati makan siangnya sementara sang sekretaris hanya diam saja. Ditambah beberapa menit sebelum kedatangan Jihye, Aera mengajak Jungkook untuk makan siang di kafe kantor—meskipun Jungkook tidak menjawab berupa penolakan ataupun setuju.
Pria itu memukul dadanya karena tersedak makanannya sendiri, lalu menerima air di dalam gelas yang Jihye ambilkan. "Kau mau mengusirku?" tanyanya sebelum melirik ke arah sang sekretaris yang nampaknya merasa tidak nyaman dan berakhir berdiri.
"Tuan Jeon, Nyonya Park ... saya permisi keluar," ucap Aera dengan sopan. Jihye dan Jungkook lekas mengangguk lantas kembali saling bertemu tatap.
"Mom ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria II
FanfictionKehidupan keluarga Jeon yang satu ini benar-benar memusingkan, tapi juga menggemaskan karena tingkah konyol para jagoan Jeon, juga sang ayah yang tentunya tak bisa lepas dari Jihye. Jeon Gukie masih tetap menggilai Thor, hingga di usia 14 tahun wakt...