Bukan lagi keanehan bagi Jungkook maupun Jihye—apalagi keempat anaknya yang setiap malam saat memasuki kamar orang tuanya selalu mendapati Jihye dan Jungkook sedang berpelukan.
Sebetulnya, Jihye juga sering bersikap manja pada Jungkook. Lebih suka menenggelamkan wajahnya di area ketiak sang suami, atau memeluk Jungkook sembari mengecupi dada pria itu dengan gemas.
Namun, belakangan ini Jihye jauh lebih manja. Anak-anak sudah tertidur dan Jihye baru saja menangis sebab Jungkook tidak mau memeluknya. Pria itu justru sibuk dengan permainan di ponselnya sementara sejak setengah jam yang lalu Jihye sudah sangat berisik ingin minta sebuah pelukan hangat.
Menyadari sang istri tengah menangis dan tidur membelakanginya, Jungkook sontak saja meletakkan ponsel sembarangan dan membiarkan permainan itu kalah. Segera memeluk sang istri dari belakang, telapak tangan Jungkook lekas mengusap lengan Jihye lembut seraya mengecup bahu Jihye berulang kali.
"Sudah, sini aku peluk, Mom." Jihye menggerakkan bahunya—bermaksud untuk menolak pelukan Jungkook yang kian bertambah erat. "Sudah, ih ... aku tidak main game lagi. Kemari, aku peluk sekarang."
Jihye pun membalik tubuhnya dan memeluk Jungkook. Menghadapkan wajahnya pada dada telanjang sang suami. Kemudian mulai menghentikan isak tangisnya. Sebetulnya, Jihye hanya berpura-pura menangis—tapi ia tetap kesal dengan Jungkook lantaran pria itu selalu mengabaikannya saat fokus bermain game.
Jungkook meremas pantat Jihye. Menarik ke atas gaun tidur yang sang istri kenakan, membuat Jihye bergerak risih. "Dingin, Daddy!" Pria itu lalu memasukkan tangannya ke dalam celana Jihye. Mengusap kulit pantat Jihye sebelum kembali meremasnya. "Daddy ..."
"Sudah satu bulan lebih kita tidak melakukannya, Mom. Kau selalu menolakku dengan alasan kelelahan. Hari ini anak-anak full waktunya berada di rumah ibumu, mau menolak lagi?"
Jihye mendongak untuk menatap wajah Jungkook yang kini menunjukkan ekspresi jengkelnya. Sejenak mengecup bibir Jungkook, Jihye lalu mengusap pipi sang suami. "Tapi 'kan hari ini kita ke mal dari siang sampai malam."
"Ya mana ada shopping melelahkan?"
Jihye terkekeh mendengar jawaban Jungkook. Wanita itu kemudian mengerucutkan bibirnya. "Entahlah, aku sering sekali merasa lelah, Dad. Mungkin karena setiap hari harus keluar untuk menjemput anak-anak les."
"Padahal aku yang setiap hari menjemput anak-anak les. Kau cuma menjemput Chloe," sahut Jungkook lagi. Pria itu menarik pucuk hidung sang istri karena kegemasan. "Alasanmu banyak sekali, sih, Mom? Tidak mau lagi denganku, ya?"
Refleks memukul lengan sang suami, Jihye lalu berujar, "Tidak begitu!"
Hal itu membuat Jungkook berdesis. "Lalu kenapa?" Jihye kembali memeluk Jungkook dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jungkook. Bibirnya sesekali mengecup permukaan dada Jungkook sebelum Jungkook melanjutkan, "Jangan-jangan hamil lagi?"
"Tidak mungkin!" sahut Jihye tidak terima.
"Kau tidak mau hamil lagi? Waktu itu bilang ingin hamil lagi."
Jihye terkikik. "Waktu itu 'kan karena aku ingin foto seksi sepertinya."
Memutar bola mata, Jungkook kemudian mengatakan sesuatu, "Ayo, keluar. Kita ke apotek sekarang. Aku yakin kau hamil. Kau selalu beralasan lelah dan beberapa kali sikap manjamu sangat berlebihan." Jungkook melepas pelukan dan turun dari atas ranjang.
Meraih ponselnya, pria itu kemudian mengambil kaos di dalam lemari untuk ia kenakan. Jungkook lantas menghampiri Jihye yang masih merebahkan dirinya di ranjang sambil memejamkan mata. Jungkook berdecak, "Ayo, Mom!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria II
FanfictionKehidupan keluarga Jeon yang satu ini benar-benar memusingkan, tapi juga menggemaskan karena tingkah konyol para jagoan Jeon, juga sang ayah yang tentunya tak bisa lepas dari Jihye. Jeon Gukie masih tetap menggilai Thor, hingga di usia 14 tahun wakt...