Ceklek.
Night mengintip sejenak melihat ruangan dibalik pintu. Perlahan ia melebarkan pintu dan masuk kedalam lalu kembali menutupnya.
Ia berjalan dengan santai namun tetap waspada, takut-takut jika masih ada yang terjaga disini. Menaiki anak tangan satu persatu dan berjalan masuk kekamar lamanya yang ia kunci.
Night: Keknya Ayah bakal pulang sebentar lagi..
Night menghela napasnya dan merebahkan tubuhnya kekasur yang sejuk karena tak disentuh siapapun.
Ia menutup matanya sejenak, entah sedang memikirkan apa. Samar-samar, ia mendengar suara seseorang yang memang sudah tak asing lagi baginya. Ia kembali bangun dari tidurnya dan menoleh kesamping.
Night: Shika, jangan cerewet deh.
Shika: Hih, masih bisa dengar ternyata.
Night: Masih lah, astaga.
Shika: Eh, aku rindu kakak lho! Kakak kemana aja sih??
Night: Eh, iya maaf. Kan kamu tau sendiri, aku ga betah disini.
Shika: Iya sih. Tapi sekali-sekali mampir lah, bosan tau sendirian.
Night: Ya ya, maafin aku, ya?
Shika: Ehehe, oke deh!Adhit: Wah parah, Night pedo!
Night: Hih? Sembarangan!
Adhit: Itu buktinya.
Night: Kamu sendiri juga sering main sama Shika.
Erpan: Ayo, berantem terus!
Zen: Ku nyimak aja deh.(Cie kebongkar hantu yang sering ngikutin Night~)
Shika: Ish, kelahi aja terus. Shika dikacangin lagi!
Adhit: Shika diam alim dulu, ya.
Shika: Ga, ga mau! Kalian jangan ambil kak Night!
Erpan: Heh, bocah. Yang ada gue tadi nyuruh dia kemari.
Night: Kok malah bertengkar dah?Ditengah-tengah pertengkaran 3Brother dengan gadis berusia 10 tahun, Night melirik kearah bingkai foto yang terletak dinakas disebelah kiri kasur.
Terlihat sebuah seorang wanita yang tengah tersenyum hangat dan dengan sabarnya mengurus seorang anak kecil berusia 3 tahun yang tak sengaja memecahkan vas bunga kesayangannya.
Night tak percaya jika Ibunya tak marah sedikitpun kepadanya saat ia memecahkan vas bunga tersebut. Malah sang Ibunya menegurnya dengan lembut dan sabar.
Namun berbeda dengan sekarang. Ibunya telah tiada dan seminggu kemudian Ayahnya sudah berencana menikah dengan wanita lain tanpa sepengetahuannya.
Itulah salah satu alasan kenapa ia tidak betah berada dirumah. Alasan lainnya ia tidak sanggup bertahan dengan sifat Ibu barunya tersebut. Terlebih lagi Ayahnya tak lagi memberinya perhatian dan lebih memilih wanita itu.
Erpan: Oi, Night! Lu kenapa?
Shika: Kak Night, Kakak kenapa?Night menoleh kearah keempat hantu yang berada dihadapannya. Setidaknya ia bersyukur masih ada yang perduli dengannya, walau mereka sudah berbeda dunia.
Jika kita masih bisa tersenyum, kenapa tidak? Lalui saja. Dibalik hujan yang deras, akan ada pelangi yang menunggu untuk menampakkan dirinya.
Night hanya tersenyum dan terkekeh kecil lalu mengelus surai hitam milik Shika hanya untuk menunjukkan ia baik-baik saja.
Shika: Kakak jangan sedih, yah. Nanti Kakak bisa bertemu dengan Ibu Kakak, kok!
Night: Aku tau..
Zen: Kamu kalau ada masalah cerita aja Night. Atau setidaknya cerita ke Nelson.
Night: Ya, pasti kok.
Erpan: Dah lu istirahat aja dulu. Dah subuh, ga baik kalau lu begadang.
Adhit: Kita tetap bakal disini, biar lu ga kesepian.
Night: Makasih.Night kembali merebahkan tubuhnya kekasur lalu menutup matanya dan dengan cepat ia masuk kealam bawah sadar. Karena ia sudah cukup lelah seharian ini.
Lelah fisik, dan lelah mental..
T.B.C.
Weh weh weh, makasih buat 1.5 Viewers dan 247 Votes!
Padahal aku ngawur ceritanya. Tapi makasih banyak yah! TwTThe best lah kalian! Lop u #NoHumu :D
By the way, udah kubocorin siapa yang sering ngawasin Night, jahilin Night, dan ngikutin Night :V
Untuk Shika, dia karakter tambahanku. Gadis 10 tahun, sang pemilik rumah sebelum Night. Katakan aja ia meninggal karena kekerasan dari ortu nya. Ia munculnya di Chapter awal-awal kalau kalian ingat.
Jangan keliru ngab, 3Brother rata-rata pakai lu-gue. Kalau Shika sendiri aku-kamu, soalnya masih loli :V
Dah ah, bentar lagi meet kedua :V
***
Pak GM: Deklarasi perang dengan PlankPolitan!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Protect Him [END]
Teen Fiction[Ship: BxN] Semenjak kedatangan siswa pindahan itu, semuanya berubah dratis dari sebelumnya. Terasa lebih cerah dan berwarna. Seakan dirinya adalah sosok pelengkap yang hilang selama ini. Dan hal ini juga memberi dampak pada kehidupan seseorang yang...