/#01/

2.7K 232 84
                                    

Nelson menatap dirinya didepan cermin lemarinya. Mata yang sedikit bengkak dan rambut yang sedikit acak-acakkan, ia tak terlalu perduli dengan tampilannya hari ini.

Tanpa sepatah kata apapun ia berbalik dan keluar dari kamarnya. Begergas ke sekolah sebelum bel berbunyi.

Ia tak bisa terus-terusan mengurung diri didalam kamar setelah mendengar kematian ketiga sahabat dekatnya. Cukup dua minggu lalu ia akan kembali bersekolah.

***

Nelson menarik napas cukup dalam lalu mengeluarkannya dengan perlahan. Ia membenarkan syal ungu-nya sejenak lalu melangkahkan kakinya menuju kelas.

Bel telah berbunyi sekitar 4 menit yang lalu, yang artinya seluruh murid telah memasuki kelasnya masing-masing. Dan beberapa guru akan memasuki kelas sekitar 6 menit lagi.

Nelson menghentikan langkahnya saat ia berada disamping kelasnya. Terdengar damai dan tenang, tidak seperti dulu yang ributnya bahkan mengalahkan pasar malam.

Semuanya mulai berubah disini, batinnya. Dan saat ia hendak masuk kekelas, seseorang menepuk bahunya membuat ia sontak menoleh kebelakang.

Elestial: Wess, santai.
Beacon: Lu ngagetin, tau ga.
Elestial: Ya maaf, sengaja.

Nelson mendengus kesal saat Elestial terkekeh melihat reaksinya tadi. Tapi setelah itu Elestial kembali menepuk bahunya lagi.

Beacon: Hmm?
Elestial: Lu udah baikan mood-nya?
Beacon: Mhm, lumayan.
Elestial: Baguslah kalau gitu. Lu jangan sedih mulu, dah jadi sadboy malah tambah sadboy ntaran.
Beacon: Heh, serah lu dah.
Elestial: Okay okay, mending kita masuk kekelas aja.

Nelson langsung menyetujuinya. Mereka bersamaan masuk kekelas yang tidak terlalu ribut dan tidak terlalu sepi.

Nevin: Yooooo, lihat siapa yang datang!
Elestial: Woi, jangan bikin heboh bodo!
Nevin: Emang kenapa sih ga boleh? Sombong amat.
Elestial: Dih, ngajak by one lu?
Nevin: Ayo! Siapa takut!

Nelson menghela napasnya pasrah melihat tingkah laku kedua orang didepannya. Namun pandangannya teralihkan ke seseorang yang duduk tepat dibangku sebelahnya sedang asik membaca buku.

Ia menggunakan masker hitam sehingga sulit mengetahui wajah aslinya, dan yang pasti tampak asing bagi Nelson.

Beacon: Itu siapa?

Satu pertanyaan, dua kata, mampu membuat Elestial dan Nevin fokus kearahnya lalu kearah seseorang yang dimaksudnya.

Elestial: Dia NightD, siswa baru seminggu yang lalu.
Beacon: Dia sebangku dengan gue?
Nevin: Yup. Kan cuman bangku samping lu yang masih kosong.
Elestial: Oi, Night! Kemari bentar!

Night mendongkakkan kepalanya dan melirik kearah Elestial, Nevin dan Nelson. Ia langsung bangkit dari kursi dan menghampiri mereka bertiga.

Night: Ada apa?
Elestial: Nah Night kenalin, dia BeaconCream. Yang gue omongin kemarin.
Beacon: BeaconCream, panggil aja Nelson.
Night: NightD.
Nevin: Udah kenalan, kan? Sekarang duduk woi, gurunya datang!

Setelah mendengar ucapan Nevin, mereka bertiga diam-diam panik lalu kembali kebangkunya masing-masing.

Nelson dan Night duduk dibarisan paling dekat dengan jendela nomor 2 sementara Elestial dan Nevin tepat dibelakang mereka. Beberapa menit kemudian, seorang guru datang dan mulai mengajar MTK.

***

KRIINGGG!!

Nelson menutup bukunya dan menghela napas lega setelah kelas pertama berakhir. Ia melirik kearah Night yang sedari tadi menelungkupkan wajahnya kedalam lipatan kedua tangannya.

Imut, batinnya. Dan seketika pikirannya not responding.

What the hell am I saying?! Nelson menggelengkan kepalanya beberapa kali membuat Elestial dan Nevin menatapnya bingung.

Nevin: Lu ngapa, Nel?
Beacon: ...?! Ng-ga, gapapa.
Elestial: Ih, Night kalau tidur lucu bet njir.
Nevin: Lah iya, imut anjay!
Elestial: Fotoin, Nev! Pakai filter yang kucing itu.
Beacon: Orang tidur malah difotoin. Awas disebarin.
Ele/Nev: Ga bakal, tenang aja.

Nelson menghela napas lagi karena tingkah laku kedua temannya. Ia lebih baik mendengarkan musik yang di Handphone-nya melalui earphone-nya.

Nevin: Hasilnya kawai bet njir!
Elestial: Weh gila! Kirim woi!
Nevin: Iye iye, sekejap. Nel, lu mau juga ga?
Nelson: Buat paan?
Elestial: Ya, iseng-iseng aja gitu.
Nelson: Serah lu berdua dah.
Nevin: Nah, bentar yak.
Nelson: *Sigh* Selera kalian aneh bet.

Night mengerjapkan matanya perlahan, mengumpulkan nyawa sejenak. Belum ada yang menyadari bahwa dirinya telah terbangun, dan samar-samar ia mendengar percakapan ketiga orang disebelahnya.

Elestial: Nel, menurut lu lucu ga NightD waktu tidur tadi?
Beacon: Pertanyaan random njir.
Elestial: Daripada ga ada topik. Nah, jawaban lu gimana?
Beacon: . . . Y-ya, imut sih...

Night: Uhh, wait- what??
???: Tuhkan, apa kubilang! Ditambah lagi kamu itu cadel!
Night: Heh, diem kamu.
???: Hihihi.

Night: Ekhem-
Nevin: Anjir, Night! Lu ngagetin gue!
Elestial: Sama njir, gue kira kentut Nevin tadi.
Nevin: Dih, nyasar jauh bodo!
Beacon: Mulai lagi...
Night: Kalian ngomongin apaan?
Beacon: Bahas lu- mhmm!?
(Ditutup mulutnya ama Elestial ceritanya-)
Elestial: Eh, itu- cuman bahas soal martabak doank, kok!
Nevin: Nah iya, cuman bahas mertabak buatan Elestial.
Night: Ouh.
Beacon: Gahh! Woi, ga bisa napas gue!
Elestial: hush, jangan cepu lu. *Bisik*

Night hanya menggelengkan kepalanya bingung melihat tingkah laku ketiga orang didepannya. Mungkin ia akan merahasiakan jika ia sudah mengetahui tentang hal ini.

Nevin: Eh iya, ini istirahat masih ada sekitar sepuluh menitan. Mau kekantin, ga?
Elestial: Boleh, tapi lu yang traktir yak!
Nevin: Dih, enak aja! Gue cuman bawa uang pas-pasan.
Beacon: Udahlah, jangan kelahi mulu. Gue yang traktir dah.
Elestial: Yeyy, thanks!
Beacon: Night, ikut ga?
Night: Hm, boleh deh.

Setelah itu mereka berempat bergegas menuju kantin. Setidaknya sejauh ini mood Nelson mulai membaik, memiliki teman yang masih perduli dengannya dan mendapat teman baru.

Sebanyak apapun orang yang gue temui, tetap ga ada yang bisa menggantikan posisi kalian bertiga...

T.B.C.

Ah dahla, capek!
Ngulang-ngulang mulu buat nyari alur yang bagus :"

And yeah, tadi ada orang asing (???) :v
Nah, kalian tebak sendiri lah itu siapa
(Walau kalian ga bakal bisa nebak juga sih :v /Plak)

I'll Protect Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang