/#04/

1.8K 210 43
                                    

Nelson menelungkupkan wajahnya dibalik lipatan kedua tangannya diatas meja. Ia menghela napas lelah setelah apa yang terjadi sebelumnya.

Bertemu siswa baru, perkelahian Odo dan Nevin, keanehan Night, dan yang lainnya. Semua itu terjadi dihari yang sama saat ia masuk setelah 2 minggu tidak masuk sekolah.

Udahlah jangan dipikirkan, ga penting juga., ia menarik kata-katanya sebelumnya. Bahkan dirinya sedang memikirkannya saat ini.

Namun dikeheningan, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya membuat Nelson menoleh sedikit dengan kepala masih diposisi yang sama.

Night: Kamu kenapa?
Beacon: Night. Gapapa kok.
Night: Yang lain udah pada pulang. Kamu ga?
Beacon: Gue ntaran aja dah. Lu sendiri, ga pulang?
Night: Aku biasanya jalan-jalan dulu disekolah, baru pulang.
Beacon: Ouh, gitu.
Night: Mau ikut, ga? Daripada sendirian disini.
Beacon: Hm, boleh deh. Gue juga lagi gabut.
Night: Hehe, kalau gitu ayo!
Beacon: H-hey, tungguin!

Nelson mengambil tasnya lalu menyusul  Night yang terlebih dahulu keluar kelas.

Mereka berdua asik mengobrol sembari berjalan-jalan dikoridor, mengitari sekolah. Sesekali mereka berhenti di Perpustakaan ataupun ditaman. Dan tak terasa 1,5 jam mereka mengitari sekolah.

Beacon: Jadi seminggu ini lu suka ngitari sekolah, gitu?
Night: Yup. Habis itu pulang.
Beacon: Ga bosan atau lelah, kah?
Night: Ga kok, udah terbiasa.

Nelson mengangguk. memberi jeda sebentar sembari memikirkan pertanyaan apa yang harus ia tanya pada Night. Jujur, sekarang ini ada banyak pertanyaan yang membuatnya penasaran.

Beacon: Gue pengen nanya satu hal, ga keberatan?
Night: Tergantung pertanyaanmu.
Beacon: Saat Odo dan Nevin kelahi, gue perhatikan lu daritadi.
Night: Hm? Memangnya ada apa?
Beacon: Lu kayak...ngobrol dengan seseorang? Pandangan lu juga lurus, tapi ga tertuju ke Odo ataupun Nevin.
Night: . . ., O-ouh, soal itu yah...
Beacon: Lu bisa jawab?
Night: Janji ga akan beritahu ke siapapun?
Beacon: Walaupun kita baru kenal sehari, gue tetap ga akan cepu.
Night: *Sigh* Oke, jadi...

***

Beacon: Kenapa lu rahasiakan soal itu?
Night: Aku cuman trauma. Apalagi aku belum terbiasa lihat hal gaib.
Beacon: So, lu trauma karna bullying dan makhluk gaib, gitu?
Night: I-iya. Janji ga akan cepu!
Beacon: Iya iya, gue janji.
Night: Makasih.
Beacon: Jika ada yang ngebully lu, bilang aja ke gue. Oke?
Night: Ah, tapi-
Beacon: Jangan sungkam minta tolong pada teman.
Night: Teman?
Beacon: Mhm. Kenapa? Salah?
Night: Ng-ga kok. Kupikir kamu susah diajak temanan.
Beacon: Mulut siapa itu?
Night: Kata Elestial.
Beacon: Kurang asem.
Night: *Laugh*

Beacon: Tapi ingat ya, beritau gue jika ada yang ganggu lu.
Night: Oke oke. Yey, ada bodyguard!
Beacon: Heleh.
Night: Hehe, canda.

***

Nelson terus memikirkan kejadian tadi disaat ia dan Night berada ditaman. Satu pertanyaan yang bisa menjawab semua pertanyaan didalam benaknya, setidaknya ia sedikit lebih lega karena hal itu.

Dan pikirannya sekarang tertuju pada Night. Ekspresinya yang sedang tertidur, tersenyum, dan tertawa selalu teriang-ngiang. Bahkan dirinya tidak menyadari kehadiran kakaknya yang sedari tadi memanggilnya diambng pintu.

Joan: Nelson!!
Beacon: Eh, kak? Ada apa?
Joan: Astaga, dipanggilin daritadi! Ngelamun terus kerjaannya!
Beacon: Ee, maaf maaf.
Joan: Ish ish, ayo makan. Yang lain dah ngumpul diruang makan.
Beacon: Duluan aja, aku nyusul ntaran.

Kakaknya hanya mengangguk lalu kembali menutup pintu dan meninggalkan Nelson seorang dikamarnya.

Nelson melirik kearah sebuah bingkai foto ia dan ketiga sahabatnya disebelah komputernya. Ia tersenyum kecil melihatnya lalu menghela napas pelan.

Kali ini, ga akan ada lagi yang namanya perpisahan.

T.B.C.

Oke, Author mulai nyamakan alurnya sama judul ceritanya.
Gatau juga bakal tetap nyambung apa ga. liat aja kedepannya :v

I'll Protect Him [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang