___Our Love Scenario___
•
•
•– selamat membaca –
"Jessica Ardenia"
Jessica yang baru saja selesai mengelap wajahnya dengan tisu sedikit tersentak, kala nama lengkapnya disebutkan oleh seseorang. Perlahan Jessica menolehkan kepalanya, dan mendapati seorang gadis yang sangat dia kenali sedang bersandar dipintu toilet yang sudah tertutup.
Orang tersebut tersenyum miring. "Atau harus gue panggil Jessica Ardenia Tanujaya?" tanyanya dengan nada meremehkan. Matanya menatap tepat mata Jessica yang sedang menyorotnya dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan ekspresi tak percaya.
"Aranda?" gumam Jessica dengan nada tak percaya.
Gadis yang tak lain adalah Aranda itu berjalan mendekat dengan langkah pelan. Kemudian berhenti tepat dihadapan Jessica.
"Apa kabar kakak?" Aranda mengucapkan kalimat itu dengan nada yang terdengar mengejek. Membuat Jessica menatapnya, lalu tersenyum. Terkesan palsu.
"Gue baik. Gimana dengan lo, adik?" tanya Jessica.
Aranda tersenyum tipis. "Gue baik. Bahkan lebih baik setelah lo dan Ibu lo pergi jauh. Hidup gue tentram dan damai" jawabnya.
Jessica mengepalkan kedua tangannya. Bibirnya menipis. "Oh ya? Gue kira lo bakalan galau pas gue tinggal pergi" katanya dengan nada sedih.
Aranda terkekeh pelan. "Oh, enggak dong. Masa iya cuma karena ditinggal Sampah kayak lo, gue sedih?" Aranda mengucapkannya sembari menaikan sebelah alisnya.
Gigi Jessica saling beradu. Gadis itu mengepalkan kedua tangannya. Menatap Aranda dengan benci.
Aranda kembali tersenyum tipis. Jari telunjuknya terulur dan mengenai Pipi Jessica. "Gue tau apa tujuan lo pindah lagi kesini. Tau banget malah. Tapi lo kayaknya salah tempat. Lo dateng ke Neraka, Jessica. " katanya dengan suara pelan. Takut ada yang mendengar. Padahal, pintu toilet sudah dia kunci. Tapi tetap saja, Aranda perlu berjaga-jaga. Didepan toilet juga ada ketiga sahabatnya yang tengah berjaga-jaga.
"Lo mau bales dendam, hm? Padahal, seharusnya gue yang bales dendam sama lo. Bukan malah sebaliknya kayak gini" guman Aranda dengan mata yang menatap Jessica dengan datar.
Jessica hanya diam sambil sesekali melirik Jari telunjuk Aranda yang membelai pipinya.
"Tapi ya, gue enggak heran lagi sih sama lo" Aranda menarik Jarinya, lalu memasukan kedua tangannya kedalam saku Almamater yang dia kenakan. "Lo yang salah, malah lo juga yang mau bales dendam. Gila" lanjut Aranda.
"Terus lo mau apa? Mau hentiin gue? Iya? Yakin lo bisa hentiin gue?" tanya Jessica menantang. Matanya kini menatap Aranda dengan tajam. Gadis itu sedikit mendongak, karena Aranda memang sedikit lebih tinggi darinya. Padahal dulu, bahkan Aranda tidak setinggi ini.
Aranda menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Gadis itu menatap Jessica dengan tenang.
"Dona Farasha"
Tubuh Jessica menegang saat mendengar nama itu disebutkan. Hal itu membuat Aranda menarik senyum miringnya.
"Salah satu antek lo kan itu?" tanya Aranda. Jessica meneguk ludah. Dia mundur selangkah.
"Lo harus tau Jessica. Aranda yang dulu udah enggak ada. Aranda yang dulu udah mati" Aranda menjeda kalimatnya sejenak sebelum melanjutkan. "Yang ada didepan lo sekarang, bukan lagi Aranda yang bisa seenaknya lo tindas. Aranda yang sekarang, adalah Aranda yang bakal ngebales semua perlakuan buruk lo di masa lalu. Terserah lo mau menyebutnya apa. Balas dendam? Not Bad." lanjut Aranda sembari mengedikan bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Scenario - 2020 | Republish✔️
Novela JuvenilSequel pertama MISTAKE [Republish] [Lengkap] Blurb : Bagi Jeremy, Aranda itu benalu. Tapi bagi Aranda, Jeremy adalah cahaya dihidupnya yang pilu. "My love life scenario is perfect because there you are in it" Highest rank ; #1 in love scenario - 6 m...