EmpatBlaaass

11.4K 920 53
                                    



Satu minggu setelah kejadian tempo hari dirumah Gracia, keduanya memang terlihat baik baik saja meskipun sempat ribut besar pada malam harinya dirumah Shani. Walaupun begitu Shani masih mengantar jemput Gracia, masih mengirimkan pesan seperti biasanya, pokoknya hal hal yg biasanya mereka lakukan masih berjalan lancar, tapi perubahan besar sangat terasa bagi Gracia. Benar benar seperti bukan Shani yg ia kenal selama beberapa tahun belakangan. Gracia tau perubahan itu dikarenakan dirinya. Dan ia menyesal.

Gracia menyesal karena membuat gadis kesayangannya itu berubah menjadi pribadi yg sangat tertutup. Lebih tertutup dari sebelum sebelumnya. Bahkan Shani hanya terlihat didalam kelas. Setelah kelasnya selesai, Shani segera pergi dari sana. Sangat mustahil menemukan Shani di kampus selain ketika ia sedang ada kelas.

Shani seperti menarik diri dari dunia perkuliahan, tidak memikirkan apa ia mempunyai teman atau tidak. Ia seperti tidak ingin menimbulkan permasalahan yg bahkan tidak pernah ia buat hanya agar Gracia percaya padanya.

Gracia menyadari kalau perbuatannya itu menimbulkan krisis ketidakpercayaan yg tanpa ia sadar membuat seorang Shani Indira semakin tertutup. Dan lagi lagi, Gracia hanya menyesalinya. Kalau saja ia bisa sedikit lebih sabar dan tidak egois, mungkin ia tidak mengacaukan kehidupan seseorang. Meskipun Shani tidak berpikir demikian.

"Gre".

Gracia tidak menyahut. Ia sudah terlanjur larut dalam lamunannya sehingga tidak menyadari kalau Shani udah manggil manggil dari tadi.

"Heiii Graciaa...". Tegur Shani untuk kesekian kalinya.

"Hah? Ohh kenapa Ci? Yaampun maaf ya aku malah ngelamun". Gracia gelagapan begitu melihat Shani yg tengah serius melihat ke arahnya.

"Mikirin apa sih?". Tanya Shani sambil ngidupin mesin mobil.

Hari ini setelah mereka sama sama selesai ngampus, Shani ingin langsung pulang kerumah padahal Gracia ngajakin makan dulu dikantin.

Shani malas kalau harus berlama lama dikampus terlebih ia takut kalau bertemu Vienny. Ngomongin soal Vienny, senior satu itu sudah beberapa hari tidak terlihat dikampus. Biasanya meskipun tidak satu gedung fakultas, kakak tingkat nya itu pasti selalu absen lewat kelas Shani. Semenjak Shani ngebentak Vienny tempo hari, Vienny jadi rada ngeri liat Shani dan membuatnya segan untuk sekedar menyapa nya.

"Ci aku boleh ngomong ga?".

"Kalo mau ngomong ya tinggal ngomong sih Gre. Kapan aku larang kamu buat ngomong coba?". Balas Shani jutek.

Satu lagi. Setelah kejadian tempo hari Shani menjadi sedikit dingin sikapnya. Semakin ketus ketika menjawab omongan Gracia, padahal ia tidak marah.

"Iyasih".

"Yaudah mau ngomong apa? Ko malah diem? Bukannya langsung ngomong aja".

"Aku boleh minta sesuatu ga sama kamu?".

"Apa?".

"Aku... Aku mau kamu kaya dulu lagi bisa?".

Gracia menggigit bibir bawahnya takut. Ia tidak suka Shani yg seperti ini. Ia tidak suka Shani yg seperti menutup diri dari dunia luar. Gracia merasa bersalah melihat perubahan Shani yg sekarang. Karenanya, Shani tidak mempunyai teman teman dekat seperti orang lain.

"Emang aku yg dulu gimana?".

"Emang aku yg sekarang kenapa?".

"Kamu ga suka?".

Di brondong pertanyaan seperti itu Gracia langsung menggeleng kuat-kuat. Gracia seperti orang jahat yg membuat kepribadian Shani seperti sekarang, "aku... Aku salah ci. Aku salah sama kamu".

RAPSODI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang