Hubungan gracia dan shani memang berjalan mulus. Mereka benar-benar menikmati hubungan yang sudah memasuki bulan ke 6 atau sudah berjalan setengah tahun itu. Tidak ada yang menyadari hubungan mereka, baik teman teman mereka maupun keluarga dari kedua nya.
Tapi tidak selama nya hubungan mereka engga ada yang tahu. Seperti hari ini, dimana gracia merasa begitu kesal dengan kedatangan seniornya itu yang tidak berhenti mengganggu ketenangannya.
"Hai gre". Sapa vienny seperti biasa.
Kalau dulu mungkin gracia akan membalas sapaan itu dengan sopan dan senyuman khasnya, Tapi tidak kali ini. Atau sapaan sapaan vienny kemarin kemarin yang selalu diabaikan oleh gracia. Hari ini gracia memang tidak bersama shani karena pacarnya itu tidak ada jam kuliah. Sudah biasa. Gracia tengah bersama teman-teman sekelasnya, ada feni dan sisca. Tapi sisca sudah pergi lebih dulu. Gracia yg sopan ketika menjawab sapaan basa basi vienny sekarang berubah menjadi gracia yang enggan menjawab. Ia seakan tuli ketika ada vienny.
"Lagi pada ngapain nih?". Tanya vienny seperti biasa.
Feni yang emang anaknya super ceriwis yg jawab pertanyaan senior nya itu. Ia memang sudah beberapa kali mengobrol dengan vienny. Menurut feni, seniornya itu termasuk orang yang supel dan juga ramah.
"Sendirian aja ka? Kita abis makan siang aja sih". Balasnya dengan nada riang, khas feni.
Vienny mengangguk, tapi matanya tidak pernah sekalipun lepas dari gracia. Ia tersenyum seperti biasa meskipun tidak dihiraukan oleh juniornya itu. Ia tahu kalau gracia tidak menyukai kedatangannya, tapi itu bukan masalah besar bagi nya. So what gituloh.
"Gre gue balik duluan ya? Lo mau bareng gak?". Feni yg emang udah selesai hendak langsung pulang.
"Gue bawa mobil fen. Duluan aja deh gpp".
"Bareng aja deh ke depannya. Biar ada temen gue. Lu masih lama ga??". Kata feni sambil ngerapihin poni nya yg berantakan ketiup angin.
"Ayo deh".
"Ka vienny masih mau disini? Kita pada mau balik nih". Tanya feni yg udah diri bareng gracia.
Vienny melirik gracia yang dari semenjak kedatangan nya tidak sedikitpun dilirik, ia bangkit dan tanpa disangka sangka ia malah merangkul gracia, yang tentu aja ngebuat gracia kaget.
"Apaan sih". Kata gracia sambil menjauh, ia memutuskan untuk jalan duluan, "ayo fen buruan".
Feni yang tidak tahu apa apa hanya menganggapnya biasa saja dan ia pun menyusul gracia yang udah duluan lalu vienny ikut menyusulnya. Di parkiran kampus, jemputan feni ternyata sudah datang. Setelah pamit sama gracia dan vienny, feni pun pergi. Gracia yang merasa tidak ada keperluan lagi juga mutusin buat pulang. Dia ga sekalipun negur vienny yang berdiri disebelah nya.
"Gre". Panggil vienny sambil ikutin gracia dari belakang.
Gracia tetap diam. Ia terlalu malas menjawab panggilan tadi. Tapi rupanya vienny tetap saja mengekori gracia.
"Shani kenapa ga jemput kamu? Tumben banget".
"Dia ada urusan". Karena tidak tahan dengan vienny yang selalu membuntuti nya, gracia mengalah dan menjawab vienny.
"Shani suka coklat kan ya? Dia suka makanan manis kan?".
"Gree ih ditanya juga".
Gracia yang berusaha menahan kesal karena diikuti vienny akhirnya meledak juga. Ia hampir saja membentak seniornya itu kalau tidak ingat sekarang mereka ada ditempat umum.
"Kamu mau apasih nanya nanya kaya gitu ka? Tanya aja ke ci shani nya langsung. Bisa ga, gausah ngikutin kaya gini? Aku risih".
"Loh? Kenapa marah marah deh? Aku kan cuma nanya aja. Emang salah kalo aku nanya soal shani ke kamu? Kamu kan sahabat nya, pasti tau kan kesukaan shani apa aja?". Vienny masih dengan mimik muka santainya berusaha mengajak gracia bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPSODI ( END )
Fanfiction"Kalo bukan gue siapa lagi yg bakal tahan sama sikap cuek, dingin, angkuh yg lo punya coba?" "Iya Lo cantik. Lo Tinggi. Lo putih. Dan yg paling penting, lo itu tajir. Semua yg cewe cewe mau ada di elo. Everything". "Lo denger gue ngomong ga sih ci...