Yauda deh

17K 1.2K 45
                                    


"Kamu ngomong kaya gitu lagi ngga bercanda kan gre?". Shani terlihat santai sambil tatapannya terus ke depan.

Matahari perlahan tenggelam sering bertambahnya waktu menjelang malam. Sudah pukul 7 malam waktu Shani berhasil turun dari Puncak dan membawa gracia pulang ke rumah. Gracia menoleh, memandang wajah shani dari samping. Hidung mancung nya terukir sempurna dimata gracia. Senyum terukir dari bibir manis milik Shania Gracia. Ia senang bukan main ketika menyadari seorang Shani yang hampir sempurna itu malah menjatuhkan hati untuknya.

"Apa masuk akal kalau aku bercanda disaat kaya gini?". Gracia balik bertanya, ia masih memperhatikan shani dari samping.

"Kamu kasian sama aku? Makanya kamu kaya gitu?". Lagi, Shani masih menanyakan pertanyaan pertanyaan yang ngebuat Gracia terlihat gemas.

"Kenapa juga aku harus kasian sama kamu? Alesanya apa?".

"Ya aku gatau makanya nanya, gre. Ini terlalu tiba tiba buat aku". Shani masih memikirkan omongan Gracia tadi.

"Engga ada yang tiba tiba Ci Shani. Aku udah mikirin ini dari semenjak kamu pergi dari kelas. Ada rasa ga terima waktu kamu pergi gitu aja".

"Apalagi setelah Kenzie cerita ke aku kalau kamu bilang abis ditolak sama orang".

"Kenzie ngomong sama kamu?". Kaget Shani sambil memelankan laju mobilnya.

"Iya. Dan reaksi aku sama kaya kamu barusan hahaha". Tawa gracia ngeliat muka kaget shani.

"Aku kaget persis kaya kamu tadi. Bisa bisa nya kamu jujur ke Kenzie kalau kamu abis nembak orang lain padahal kamu tahu kalau kenzie suka sama kamu". Gracia mengingat kembali obrolan nya tempo hari bareng kenzie.

"Aku...  Juga gatau kenapa bisa ngomong ke Kenzie waktu itu. Yang aku tahu setelah ngomong kaya gitu, aku ngerasa lega karena udah jujur sama dia".

"Aku udah jujur kalo aku gabisa nerima perasaanya karena ada orang lain yang aku sayang. Dan orang itu kamu Gre".

"Aku jelous untuk pertama kalinya waktu tau kamu bisa semudah itu cerita ke orang lain selain aku".

"Maaf". Kata shani sambil memutar setir mobilnya untuk berbelok.

"Untuk apa minta maaf?". Tanya Gracia, ia menikmati waktu berduaan seperti ini dengan Shani setelah ia tahu perasaan Shani untuknya.

"Aku gatau ini bener atau engga, tapi aku gamau berbagi kamu sama orang lain. Mungkin ini kedengarannya egois buat kamu, aku tahu. Ini juga mungkin tiba tiba, tapi jujur aku gabisa jauh jauh kaya sekarang sama kamu".

Tepat setelah Gracia menyelesaikan kalimatnya, mobil shani berhenti didepan rumah dengan pagar berwarna coklat. Rumah keluarga Natio itu terlihat sepi dari luar karena memang tidak ada siapa siapa didalamnya.

"Makanya aku minta sama kamu, bantu aku buat bisa bales perasaan kamu ke aku. Kamu mau kan?".

Shani menatap Gracia dalam diam. Gadis putih tinggi itu hanya diam sambil terus menatap Gracia yang malam ini terlihat sedikit lelah karena semenjak kedatangan nya, gracia belum istirahat sama sekali.

"Kamu keliatan lelah banget, gre. Ayo turun abis gitu kamu istirahat". Ajak Shani sambil duluan turun ngebukain pintu buat Gracia.

"Kenapa ga turun?". Shani mengerutkan keningnya bingung karena gracia cuma diem aja ga mau turun.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku tadi".

Shani mengangguk sambil membuka lebar lebar pintu mobilnya. Ia berjongkok, membiarkan lutut nya menyentuh permukaan tanah. Didepan pintu mobil itu Gracia hanya menatap Shani bingung.

RAPSODI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang