ENAMBLASS

13.2K 955 48
                                    

Pantai.

Deburan ombak ketika menghantam batu menyisakan sedikit buih buih yg airnya mengenai dan membasahi sedikit baju gadis itu. Ia hanya duduk berdiam diri tidak melakukan apapun sejak kedatangannya beberapa jam yg lalu. Kacamata hitam bertengger manis diatas hidung mancung nya.

"Mau sampai kapan disini?". Tanya suara bass laki-laki di sebelahnya.

"Mau pulang?". Bukannya menjawab, gadis itu malah balik bertanya.

"Belum sih. Masih pengen disini. Masih betah". Jawab lelaki itu sambil kakinya memainkan pasir putih yg terhampar luas.

Shani Indira Natio hari ini sedang tidak baik baik saja. Sejak beberapa minggu belakangan hubungannya dengan Gracia semakin tidak ada kejelasan. Gracia yg semakin menjauh ketika Shani ingin meluruskan masalah mereka membuat Shani semakin putus asa. Shani tahu kalau pacar kesayangan nya itu tengah bimbang dengan hubungan mereka. Tapi dengan sikap Gracia yg seperti sekarang benar benar membuat Gadis Natio itu sangat kelelahan.

"Masalah kalian ga akan selesai kalau salah satu dari kalian engga ada yg mau ngalah". Cowok yg sejak tadi menemani Shani ikut duduk disebelah Shani setelah dari tadi cuma berdiri melihat temannya dari kejauhan.

"Aku harus ngalah kaya gimana lagi supaya Gracia mau ngedengerin aku ngomong, Ken?". Balas Shani pelan, suaranya hampir tidak terdengar karena deburan ombak.

Kenzie, cowok manis berbadan tinggi tegap itu berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan temannya itu, "Kamu harus bener bener nanya apa maunya Gracia ke kamu, Shan". Kata Kenzie sambil menoleh ke Shani.

"Udah pernah. Dan aku ga dapet apa apa selain Gracia nya nangis. Padahal aku ga ngelakuin apapun yg bikin dia nangis".

"Padahal awal permasalahan nya karena Gracia gasuka liat aku deket atau ngobrol bareng Ka Vienny. Sekarang aku bahkan gapernah ketemu lagi kalo ga disengaja, harusnya masalahnya kelar sampai disini. Tapi ini engga".

"Rumit ya".

"Banget".

Mereka berdua akhirnya memilih untuk menikmati semilir angin yg sesekali mengacak-acak rambut mereka. Shani engga perduli kalau sekarang rambut panjangnya acak acakan karena kibasan angin laut, lalu Kenzie pun sama. Ia membiarkan rambut aga gondrong nya itu terbawa angin.

Awalnya Shani engga ada niatan buat pergi bareng Kenzie sore ini. Awalnya Shani hanya ingin menenangkan dirinya dan memutuskan pergi ke pantai baru yg berada di daerah PIK seorang diri dengan menaiki mobil Online. Tapi ketika ia sampai, tanpa disengaja Kenzie pun ternyata juga ada disana. Sendirian. Maka dari itu sekarang mereka berdua akhirnya malah ngobrol bareng dan Shani punya temen buat berbagi.

Matahari hampir sepenuhnya tenggelam dan Shani mutusin buat pulang setelah beberapa jam duduk duduk disini, "Ken, masih mau disini?". Tanya Shani.

"Udah mau balik?". Kenzie balik nanya.

"Iya Ken". Angguk Shani sambil berdiri, lalu menepuk nepuk pelan belakang celananya yg banyak pasir.

"Tadi naik apa kesini?". Tanya Kenzie lagi.

"Naik Ojol. Lagi males bawa mobil soalnya".

"Yaudah yuk. Aku anterin sekalian".

"Gausah Ken. Nanti ngerepotin".

"Sorry hari ini aku lagi ga terima penolakan". Cengir Kenzie dan dibalas pukulan pelan oleh Shani.









"Ngapain kesini?". Shani bingung waktu Kenzie berenti didepan gerbang yg bukan rumahnya.

RAPSODI ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang