Di cerita ini si Kaesa itu sebenernya cuma takut ketemu sama Irene. Kayak panik gitu. Kalau tidak sesuai ekspetasi mohon dimaafkan saja karena saya tidak ingin membuat banyak konflik.
Jangan lupa votenya..
"Per-permisi.."
Bisa ditebak itu siapa? Dia adalah Irene. Wanita dewasa itu saat ini berdiri di depan pintu apartement milik Kaesa yang terletak sedikit jauh dari apartemntnya. Mungkin 40 menit dari apartemntnya.
Siapa yang memberi tahu alamat Ksesa kepada Irene? Tentu saja Rose, Baekhyun,dan Dio. Jika Kaisar, Chandra, atau Lisa yang diauruh yang ada bukan ke apartement Kaesa melainkan ke kuburan.
"Sebentar.." Suara itu membuat bulu roma Irene meremang.
Itu bukan suara bisikan hantu atau makhluk goib di lorong unit apartement Kaesa. Melainkan suara Kaesa yang sedikit parau seperti orang sehabis bangun tidur.
Ceklek..
Tertampang wajah bantal Kaesa. Matanya yang semuka sepet sekarang terbuka lebar. Badannya sedikit bergetar dengan pandangannya yang sedikit berkunang-kunang.
Irene terlihat panik. Dia memegang tangan Kaesa dan langsung ditepis oleh Kaeda sendiri. Membuat hati sanu barinya Irene sakit tak berdarah.
"Ka-kalo kamu ngga bisa, ak-aku bisa pulang sa-"
"A-ayo masuk" Potong Kaesa datar.
Dia kembali masuk kedalam apartementnya dan menuju kearah dapur untuk mengambil minuman dan snack untuk teman mengobrol mereka.
Irene menatap desain apartement Kaesa. Desainnya sama lersisi seperti selera Kaesa. Dengan tembok berwarna abu-abu dengan lantai yang dilapisi vinyl berwarna coklat. Ya.. Ini 100% selera Kaesa..
Tapi siapa wanita yang berada di bingkai foto yang berada di meja sudut ruangan itu? Wanita dengan senyum gummynya menawan dan memeluk pinggang Kaesa dengan erat. Sedangkan Kaesa memamerkan senyum beruangnya seakan tanpa beban sedikitpun.
Ada juga foto yang menampilkan Kaesa yang memeluk wanita itu dari belakang. Menaruh dagunya di pundang wanita itu dan tangan wanita itu memegang tangan Kaesa yang berada di perutnya.
"Ke-kenapa tidak duduk?" Tanya Kaesa dengan sedikit gemeteran membuat atensi Irene kepada foto itu buyar.
Memang traumanya tidak separah dulu. Tapi tetap saja dia akan selalu merasa takut jika kejadian yang bersangkutan terpapang langsung didepan matanya. Apa lagi pelaku yang menbuatnya sedikit trauma saat ini berdiri didepannya.
Irene menoleh cepat kearah Kaesa. Dia tersenyum sangat manis guna membuat Kaesa nyaman dengannya. Didudukkannya pantatnya disofa abu-abu milik Kaesa.
Sedangkan Kaesa lebih memilih duduk di bean bag berwarna abu-abu yang terletak disebelah sofa tempat Irene duduk.Suasana hening menyelimuti mereka. Tidak ada yang berani ngomong dan memulai obrolan.
Irene yang sebenarnya sudah menyiapkan banyak topik obrolan dari apartemntnya seketika lupa entah kemana. Seakan apa yang dia rencanakan menguap begitu saja saat dia memasuki gedung alartemen Kaesa saking guguonya.
"Ka-kau apa kabar?" Tanya Kaesa.
Irene melihat tangan Kaesa sedikit gemeteran dan dibasahi oleh keringat. Irene tahu gejala ini, gejala orang yang merasa tidak nyaman akan suasana seperti saat ini.
Irene tersenyum tipis, "Aku baik.. Bagaimana denganmu?" Tanya Irene lembut.
Kaesa mengangguk singkat, "I'm fine.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lintang Rasa ✔
FanfictionSekuel dari GIVE IN - Kang Seulgi : Kaesa Laurena Naratama - Bae Joohyun / Bae Irene : Irene Bae / Bae Jihyun - Lalisa Manoban : Lisandra Maurena Chittapon - Kim Jong In : Kaisar Robert Mahendra - Park Chanyeol : Chandra Yeolando Gaston - Roseann...